Home / Rumah Tangga / SELINGKUH DENGAN ISTRIKU / OM TEMEN MAMA AKU JUGA?

Share

OM TEMEN MAMA AKU JUGA?

last update Huling Na-update: 2025-07-02 22:14:38

“Oh ya, itu tujuan saya, karena sesuai dengan basis pendidikan terakhir saya,” jawab Dona, kini lebih bersemangat.

“Oke,” ucap Bara singkat.

“Oke? Oke doang?” tanya Dona, masih bingung.

“Iya. Kamu kerja. Mulai kapan aja, suka-suka kamu. Hari ini siap?”

“Hari ini sih saya bukan nggak siap, tapi harus jemput Ola di sekolah. Maaf ya kalau kedengarannya nggak profesional. Tapi besok saya bisa atur, karena kakek neneknya udah siap jaga Ola,” jelas Dona jujur.

“Nggak masalah. Kamu bawa anak ke kantor pun boleh,” jawab Bara santai.

“What? Jangan deh, Pak. Kecuali memang kebetulan banget nggak ada yang jaga, mungkin baru saya bawa. Tapi sebisa mungkin saya usahakan nggak,” ucap Dona cepat.

“Nggak masalah. Bawa aja. Nggak ada yang bisa larang kamu bawa anak,” ucap Bara sambil tersenyum, menatap istrinya yang masih kaku tapi berusaha tenang.

“Oke... oke deh. Nanti saya bawa Ola kalau memang mendesak,” jawab Dona.

Bara kembali mengantar Dona keluar dari ruangannya, lalu bersama-sama mereka menaiki lift menuju lantai G.

“Sekolah di mana?” tanya Bara, memandangi Dona yang berdiri di sisinya.

“Di TK Mentari. Dia TK nol besar,” jawab Dona sambil tersenyum saat mengingat Nola.

“Naik apa ke sana?” tanya Bara lagi.

“Naik ojek,” jawab Dona sambil melirik jam tangannya.

“Saya anterin, ya,” ucap Bara tepat saat lift terbuka.

“Aduh, jangan deh, Pak. Merepotkan Bapak. Nggak papa, saya naik ojek aja,” ucap Dona, lalu melangkah menuju pintu kaca otomatis yang langsung terbuka hingga mereka tiba di parkiran utama.

“Nggak, saya nggak repot. Kebetulan saya juga mau keluar, jadi nggak masalah saya anterin sekalian,” kata Bara sambil menekan tombol mobilnya dari jarak jauh.

“Tapi Pak, nanti...”

“Ayo,” potong Bara, sudah membuka pintu mobil bagian depan untuk Dona.

“Em... oke,” ucap Dona sambil tersenyum malu dan menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

Dona duduk manis di dalam mobil. Bara menutup pintunya perlahan, lalu memutari mobil dengan senyum bahagia di wajahnya—seolah inilah kesempatannya.

Duduk berdampingan, Dona tampak tegang. Wajar. Bara terlihat jauh lebih santai dan menyetir dengan tenang.

“Sebelumnya kerja di mana?” tanya Bara, mencoba mencairkan suasana.

“Oh, belum sih. Saya ibu rumah tangga. Ya, kuliah terus nikah...” jawab Dona, tapi suaranya mengambang dan pikirannya seperti melayang ke masa lalu.

Bara memotong sebelum suasana makin canggung.

“Kamu mau makan sesuatu?” tanyanya, melirik ke arah toko kue di sisi jalan.

“Makan? Saya udah sarapan di rumah, Pak,” jawab Dona sambil tersenyum dan ikut melirik toko itu.

“Mampir sebentar, ya. Sebentar aja,” ucap Bara sambil tersenyum, lalu mengedipkan mata iseng padanya.

“Oh... hahaha, oke, oke,” ucap Dona, akhirnya tertawa kecil.

Memasuki toko kue, Dona tak bisa menahan senyum kecilnya saat melihat deretan kue lezat yang tersusun rapi di balik etalase kaca.

Bara langsung memesan dua kue favorit: Red Velvet Cake dan Dragon Roll. Pelayan toko dengan sigap meletakkan keduanya dalam kotak besar yang terpisah, lalu menyerahkannya kepada Bara.

“Bapak mau ada acara? Temennya ulang tahun?” tanya Dona heran, melihat dua box kue besar itu ditenteng oleh Bara dengan santai.

“Nggak ada. Nggak ada acara,” jawab Bara sambil tersenyum tipis, lalu membuka pintu kaca toko untuk Dona.

“Terima kasih,” ucap Dona, melangkah lebih dulu keluar.

Di dalam mobil, dua kotak kue duduk manis di bangku belakang.

“Oke, kita ke mana lagi, Mama Ola?” tanya Bara santai sambil mulai menjalankan mobil.

“Mama Ola? Ya... Saya dipanggil itu sama suami saya,” ucap Dona sambil mengalihkan pandangan ke jendela, teringat Rangga.

“Oh... Saya panggil kamu gitu nggak apa-apa?” tanya Bara, melirik sekilas ke arahnya.

“Ya... ya nggak apa-apa sih,” jawab Dona pelan, lalu tersenyum dan mengangguk cepat.

Dona pun menyebutkan alamat TK Nola. Tak lama, mobil mewah itu terparkir rapi di halaman sekolah dan langsung jadi pusat perhatian. Beberapa staf sekolah dan orang tua murid lain melirik penuh tanya ke arah mereka—terutama ke arah mobil dan pria tampan yang keluar dari balik kemudi.

“Pak, saya masuk dulu. Kayaknya anak-anak udah baris mau keluar dari kelas. Terima kasih udah...”

“Nggak. Saya anterin kamu sama Ola pulang,” ucap Bara sambil tersenyum dan bersandar santai di mobil sedan mewah itu.

“Oh... mmh, ya udah. Tunggu sebentar!” ucap Dona, lalu segera bergegas menuju pintu utama sekolah.

Setibanya di dalam, suara Nola langsung terdengar.

“Mamaaa!”

Mereka berpelukan erat.

“Mama dari kerjaan?” tanya Nola sambil mengusap liur di ujung bibirnya dengan punggung tangan.

“Iya, dan besok mama mulai kerja!” ucap Dona penuh semangat.

“Oh gitu? Yesss!” seru Nola, lalu bertanya, “Ini kita naik ojek, kan, Ma?”

Dona terkekeh.

“Mama sama temen mama. Itu tuh,” ucapnya sambil menunjuk ke arah Bara yang berdiri di depan mobil.

“What? Itu? Itu temen mama?! No way!” teriak Nola, lalu langsung berlari ke arah Bara.

Bara tersenyum lebar dan membuka tangannya. Jantungnya berdetak kencang saat tubuh mungil itu jatuh ke dalam pelukannya.

“Om temen mama aku juga?” tanya Nola sambil tersenyum manis, lalu berdiri di depan Bara dengan satu tangan di pinggang, bergaya centil.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   YANG DISINI BERCINTA, YANG DISANA SIBUK BERENCANA.

    “Ah... Sayang... Lagi...” pinta Dona sambil mendesah, menikmati tiap hisapan mulut suaminya tepat pada tonjolan berwarna merah muda itu. “Ahh... Mas... Terus...” pintanya lagi dengan suara parau. Bara semakin bersemangat. Ia menghisap lembut tanpa jeda, sementara tangannya meremas bagian lainnya dan jari-jarinya memainkan putingnya. “Mas... Aku basah...” desah Dona dengan napas memburu. Bara segera membaringkan tubuh istrinya di atas sofa, menarik celana yang dikenakan Dona, lalu membuka kedua pahanya lebar. Lidahnya langsung menjulur, menghisap dengan kuat. “Ah! Ah! Mas... Ini enak... Jangan berhenti... Ah...” jerit Dona sambil meremas rambut suaminya. “Sayang, ini manis...” ucap Bara di sela-sela lidahnya yang masih sibuk menghisap cairan itu dengan rakus. “Ah... Mas... Terus...” desah istrinya sambil meremas pinggiran sofa. “Sayang... Aku nggak mau cuma sekadar ini...” ucap Bara lirih, lalu segera membuka pakaiannya. Otot lengannya menegang, perut bidangnya terlih

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA SIAP MENJUAL BEBERAPA ASET. AYAHNYA KHAWATIR.

    “Aku punya dana taktis, Pa. Tapi aku harus izin Dona dulu karena itu uang dia, aku simpan buat dia. Sementara aku nggak mungkin pakai tabungan pendidikan Olla,” ucap Bara sambil melirik anak dan istrinya. “Bara... Coba kamu pakai uang keuntungan perusahaan aja, jadi nggak mesti pakai dana pribadi,” ucap ayah Bara, suaranya terdengar ragu. “Nggak, Pa. Aku nggak mau ribut sama Mama soal ini. Yang jelas, aku tetap jual apartemen ini. Sambil nunggu ada yang tertarik, aku pakai uang yang ada. Selebihnya aku jual mobil, lagian aku jarang pakai mobil satunya itu. Paling... sementara aku pakai mobil Dona. Karena sebagian harta aku memang sudah aku buat atas nama istri,” ucap Bara dengan nada tegas. “Papa bantu. Papa punya tabungan. Kamu pakai aja dulu, ada sekitar 400 juta,” ucap ayahnya dengan nada tulus. “Jangan, Pa. Papa simpan aja uang itu,” ucap Bara, menahan emosi. “Tapi semua harta kamu terkuras, Bara. Papa nggak mungkin diam aja,” ucap ayah Bara dengan sorot mata khawatir.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA RELA JUAL ASET DEMI DONA

    Bel pintu berbunyi. Nola justru lebih dulu beranjak meninggalkan mainannya dan berlari hendak membuka pintu. “Olla…” Bara memanggilnya sambil melangkah menuju pintu dan melirik sepintas layar CCTV. “Oh, ada Opa-nya nih…” ucap Bara sambil tersenyum lalu membuka pintu. “Halo…” Ayahnya menyapa Nola lebih dulu saat pintu terbuka. “Wah! Opa?” seru Nola ceria. “Sendirian aja, Pa?” tanya Bara sambil tersenyum melihat ayahnya yang tengah menggandeng tangan Nola. “Sendirian aja, minta anterin Imron. Masuk sini, Imron. Nggak apa-apa…” ucap ayah Bara sambil melirik sang sopir. “Waduh, sungkan loh, Pak,” jawab Imron canggung. “Masuk aja, Pak Imron,” ucap Bara dengan ramah, mempersilakan. “Terima kasih, Den,” ucap Imron sambil membungkuk masuk dan membuka sepatunya. “Mama… ada Opa ini lagi loh…” teriak Nola dengan ceria. “Oh, Pa. Silakan, maaf berantakan mainan Olla,” ucap Dona ramah, menunduk sopan saat bersalaman. “Nggak apa-apa, namanya juga masih anak-anak. Sehat?” tanya ayah Bara.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   TERNYATA PUNYA HUTANG?

    “Papa pikir semua itu pakai uang kita? Total tiga miliar, Pa!” ucap ibu Bara dengan suara bergetar menahan emosi. “Tiga miliar? Kenapa Mama baru bilang sekarang? Mama bilang waktu itu semua pakai uang tabungan kita!” ucap ayah Bara, nadanya meninggi penuh amarah. “Terus kita makan pakai apa? Sementara perusahaan kita saat itu di antara hidup dan mati!” ucap ibu Bara dengan mata berkilat menahan air mata. Ayah Bara terdiam. Kopi di tangannya tiba-tiba terasa jauh lebih pahit, menusuk sampai ke dadanya. “Papa silakan ke sana, dan tolong sampaikan sama Bara tentang apa yang kita bahas pagi ini. Dan kalau pun dia mau bayar dengan uang, pastikan bukan uang perusahaan!” ucap Ibu Bara sambil mengoles madu di atas roti panggang. Ayah Bara langsung meninggalkan meja makan dan mengatakan pada pembantunya, “Bilang Imron, anterin saya pergi, sekarang,” ucapnya sambil berjalan menuju kamar tidurnya di lantai atas. “Yes! Kalau begini kan si perempuan halu itu bisa lepas dari hidup Bara,

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   ALASAN MENGAPA BARA HARUS MENIKAH DENGAN WANITA LAIN.

    “Oh, Tuhan… semoga istri aku cepat hamil,” ucap Bara dengan suara lantang sambil memeluk perut Dona, penuh harap dan doa. Dona tertawa kecil, matanya berbinar. “Amin, Sayang…” bisiknya lembut, seolah doa itu juga ia titipkan ke langit. Bara mendekat, bibirnya hampir menempel di telinga Dona. “Udah datang bulan belum?” tanyanya dengan suara serak, menahan degup jantung. “Belum, Sayang…” jawab Dona lirih sambil tersenyum malu, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya. “Kayaknya telat deh, beneran…” ucap Dona, kali ini suaranya bergetar karena harap yang tak bisa ia sembunyikan. “Ya Tuhan, yes!” Bara memejamkan mata, lalu menempelkan keningnya ke kening Dona. “Aku bakal jadi daddy of two… semoga anak kita kali ini laki-laki,” ucapnya penuh semangat, tapi juga bergetar oleh rasa haru. Ia lalu memeluk Dona begitu erat, seakan tak ingin melepaskan, sementara hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta malam itu. Bara menarik tubuh istrinya lebih dekat, mengecup kening, lalu bibirn

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   HABIS RIBUT KARENA SALAH PAHAM, TERBITLAH DESAHAN NAKAL.

    “Aku harus bicara serius sama dia. Ini harus, Sayang. Supaya dia tahu batasan dia saat ini,” ucap Bara tegas, menatap istrinya dalam-dalam. “Tapi… nggak berantem kan?” ucap Dona sambil memeluk Bara erat, khawatir. “No. Aku usahain nggak terpancing amarah,” jawab Bara sambil membalas pelukan istrinya, meski rahangnya mengeras. “Janji?” tanya Dona dengan mata memohon. “Aku nggak janji, Sayang. Aku manusia biasa,” ucap Bara dengan nada rendah tapi sarat emosi. “Sayang… please, jangan ada keributan lagi. Aku takut kamu kenapa-kenapa… atau justru dia yang kenapa-napa,” ucap Dona penuh kecemasan, suaranya bergetar. “Kenapa kamu khawatir soal dia?” tanya Bara dengan suara meninggi, matanya tajam menusuk. “Mas, jangan salah paham…” ucap Dona mencoba meluruskan, air matanya sudah menggenang. “Kamu cinta sama dia?” tanya Bara, nadanya penuh kecurigaan. “Mas, nggak gitu, Sayang…” ucap Dona sambil menahan air matanya jatuh. “Terus kalimat kamu itu apa artinya? Buat apa kamu

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status