Share

DONA TERJATUH?

last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-03 16:49:38

“Iya, temen mama juga. Jadi Uncle punya dua temen yang cantik, nih,” kata Bara sambil tersenyum.

Nola langsung memeluknya erat lagi.

Dona mendekat dan terlihat bingung melihat kedekatan Bara dan Nola.

“Mama, ini sih temen aku, tau nggak? Uncle ini temen baru aku,” ucap Nola sambil tersenyum dan menyibakkan rambutnya ke belakang.

“Kok bisa? Kenal di mana?” tanya Dona sambil mengernyitkan dahi.

Bara membuka pintu mobil untuk dua orang yang ia cintai, lalu perjalanan pun dimulai.

“Uncle... aku panggil Om aja, ya. Dan jangan kasih tau mama kalau kita temenan duluan,” bisik Nola ke telinga Bara.

Namun, Dona mendengarnya dan tertawa kecil.

“Oke, ini rahasia kita berdua. Mama nggak boleh tahu,” ucap Bara sambil tersenyum, lalu mencium pipi gempal Nola.

“Hah?! Aku dicium?! Ih... harusnya aku dandan dulu, tau nggak!” seru Nola yang langsung sibuk membuka tas sekolah dan mengobrak-abrik isinya, mencari alat makeup mini.

Dona dan Bara tertawa melihat tingkah anak mereka.

“Maaf ya, Pak. Anak saya kalau suka sama orang baru ya gitu. Tapi dia nggak gampang suka sama orang, butuh pendekatan lama buat akrab sama Ola,” ucap Dona sambil tersenyum, lalu melihat ke arah jalanan yang cukup padat.

Nola masih sibuk berdandan, lalu mendekati Bara.

“Om, pake jepitan aku dulu. Nih, aku jepit di rambut Om, kan bagus banget tuh. Samaan kayak aku,” ucap Nola sambil menjepit rambut Bara dengan jepit rambut pink berbentuk bintang.

“Oh? Jadi itu...,” ucap Dona pelan saat baru menyadari bahwa jepit itu memang milik Nola.

“Kan aku cerita sama Mama, kalau jepitan aku tadi ada di temen aku. Ya ini... Uncle ini. Eh, Om ini,” ucap Nola sambil sibuk merapikan rambut Bara.

“Ola, jangan, nanti rambut Om berantakan, sayang. Maaf, Pak,” kata Dona, hendak menghentikan aksi Nola.

“Nggak masalah. Saya suka kok. Kita berdua ini besti. Iya kan, Ola?” ucap Bara sambil tersenyum ke arah Nola.

“Iya dong! Besti banget. Jadi harus kompak. Nah, udah keren, kan? Aku tuh, Om, jago banget dandan,” kata Nola dengan bangga.

Ia berdiri di belakang bangku kemudi sambil sesekali memeluk Bara saat mobil berhenti di lampu merah.

Setibanya di kediaman rumah yang asri dan teduh milik Rangga dan Dona, mobil itu terparkir mulus di depan teras.

“Ini rumah kamu?” tanya Bara.

“Iya, Pak. Terima kasih udah anterin saya sama Ola sampai rumah,” ucap Dona sambil tersenyum.

“Saya boleh ma—”

“Boleh dong, besti! Kamu tuh boleh ke rumah aku. Kita kan besti! Ayo, Mama, Mama turun duluan buka pager. Aku mau buatin es jeruk buat besti aku. Mau kan kamu minum dulu?” tanya Nola sambil tersenyum genit dan mengedipkan satu mata.

“Owh... Hahaha!” Bara tertawa melihat tingkah anaknya yang menggemaskan.

Dona menahan tawa. Dengan ragu ia akhirnya membiarkan akses masuk ke dalam rumah untuk Bara.

Setibanya di ruang utama, Nola langsung menarik tangan Bara menuju ruang TV.

“Ola? Ola?” ucap Dona yang terlihat canggung saat melihat Nola begitu akrab dengan Bara.

“Nggak apa-apa, saya nggak masalah,” ucap Bara meyakinkan.

“Maaf, Pak. Tapi Nola baru kali ini begini banget sama orang baru,” ujar Dona sambil tersenyum, lalu berjalan menuju ruang makan.

Bara duduk menemani anaknya bermain. Mereka tertawa bersama saat cosplay menjadi koki. Es jeruk yang dimaksud Nola adalah gelas plastik mainan berwarna kuning yang disodorkan bersama pipet berpita pink.

“Silakan diminum. Aku mau ganti baju dulu. Om jangan kabur, ya...” ucap Nola sambil mencubit pipi Bara gemas.

Dona tersenyum melihat mereka dari dapur. Sambil menyiapkan minuman dingin dan membawa satu toples kacang goreng, ia melangkah kembali ke ruang TV.

“Silakan, Pak. Gini deh kalau ada anak kecil, rumah nggak bisa rapi,” ucap Dona sambil duduk di sofa lain.

“Nggak masalah. Saya suka keadaan kayak gini,” ujar Bara sambil menatap Dona dan meneguk air minum.

“Ehm... oh iya, Pak. Mau makan siang?” tanya Dona, melirik ke arah dapur.

“Boleh banget,” jawab Bara.

“Tapi lauknya sederhana dan...”

“Apa aja yang kamu kasih, saya makan,” ucap Bara cepat.

“Oke... eh tapi, kue ini—ini kok di atas meja? Ini kan punya Bapak?” tanya Dona saat melihat dua boks besar berisi cake.

“Buat kamu, sama Ola,” kata Bara santai.

“Oh? Buat saya sama Ola? Wah... aduh, saya nggak enak terima ini, Pak.”

“Jangan ditolak. Itu kesukaan...” Bara hampir menyebutkan sesuatu tapi menahan diri.

“Terima kasih, Pak. Saya potongin nanti sekalian, ya. Tunggu saya ke dapur dulu,” ucap Dona sambil membawa boks kue ke ruang makan.

Ia meletakkannya perlahan, lalu mulai menyiapkan makan siang untuk Bara. Saat menuang nasi ke atas piring dan hendak mengambil lauk kesukaan Nola, mendadak kepalanya terasa berat. Piring itu jatuh, dan Dona terhuyung sebelum akhirnya pingsan.

“Dona?!” Bara spontan melompati sofa dan mendekatinya, lalu memeluk tubuh wanita itu.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   YANG DISINI BERCINTA, YANG DISANA SIBUK BERENCANA.

    “Ah... Sayang... Lagi...” pinta Dona sambil mendesah, menikmati tiap hisapan mulut suaminya tepat pada tonjolan berwarna merah muda itu. “Ahh... Mas... Terus...” pintanya lagi dengan suara parau. Bara semakin bersemangat. Ia menghisap lembut tanpa jeda, sementara tangannya meremas bagian lainnya dan jari-jarinya memainkan putingnya. “Mas... Aku basah...” desah Dona dengan napas memburu. Bara segera membaringkan tubuh istrinya di atas sofa, menarik celana yang dikenakan Dona, lalu membuka kedua pahanya lebar. Lidahnya langsung menjulur, menghisap dengan kuat. “Ah! Ah! Mas... Ini enak... Jangan berhenti... Ah...” jerit Dona sambil meremas rambut suaminya. “Sayang, ini manis...” ucap Bara di sela-sela lidahnya yang masih sibuk menghisap cairan itu dengan rakus. “Ah... Mas... Terus...” desah istrinya sambil meremas pinggiran sofa. “Sayang... Aku nggak mau cuma sekadar ini...” ucap Bara lirih, lalu segera membuka pakaiannya. Otot lengannya menegang, perut bidangnya terlih

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA SIAP MENJUAL BEBERAPA ASET. AYAHNYA KHAWATIR.

    “Aku punya dana taktis, Pa. Tapi aku harus izin Dona dulu karena itu uang dia, aku simpan buat dia. Sementara aku nggak mungkin pakai tabungan pendidikan Olla,” ucap Bara sambil melirik anak dan istrinya. “Bara... Coba kamu pakai uang keuntungan perusahaan aja, jadi nggak mesti pakai dana pribadi,” ucap ayah Bara, suaranya terdengar ragu. “Nggak, Pa. Aku nggak mau ribut sama Mama soal ini. Yang jelas, aku tetap jual apartemen ini. Sambil nunggu ada yang tertarik, aku pakai uang yang ada. Selebihnya aku jual mobil, lagian aku jarang pakai mobil satunya itu. Paling... sementara aku pakai mobil Dona. Karena sebagian harta aku memang sudah aku buat atas nama istri,” ucap Bara dengan nada tegas. “Papa bantu. Papa punya tabungan. Kamu pakai aja dulu, ada sekitar 400 juta,” ucap ayahnya dengan nada tulus. “Jangan, Pa. Papa simpan aja uang itu,” ucap Bara, menahan emosi. “Tapi semua harta kamu terkuras, Bara. Papa nggak mungkin diam aja,” ucap ayah Bara dengan sorot mata khawatir.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA RELA JUAL ASET DEMI DONA

    Bel pintu berbunyi. Nola justru lebih dulu beranjak meninggalkan mainannya dan berlari hendak membuka pintu. “Olla…” Bara memanggilnya sambil melangkah menuju pintu dan melirik sepintas layar CCTV. “Oh, ada Opa-nya nih…” ucap Bara sambil tersenyum lalu membuka pintu. “Halo…” Ayahnya menyapa Nola lebih dulu saat pintu terbuka. “Wah! Opa?” seru Nola ceria. “Sendirian aja, Pa?” tanya Bara sambil tersenyum melihat ayahnya yang tengah menggandeng tangan Nola. “Sendirian aja, minta anterin Imron. Masuk sini, Imron. Nggak apa-apa…” ucap ayah Bara sambil melirik sang sopir. “Waduh, sungkan loh, Pak,” jawab Imron canggung. “Masuk aja, Pak Imron,” ucap Bara dengan ramah, mempersilakan. “Terima kasih, Den,” ucap Imron sambil membungkuk masuk dan membuka sepatunya. “Mama… ada Opa ini lagi loh…” teriak Nola dengan ceria. “Oh, Pa. Silakan, maaf berantakan mainan Olla,” ucap Dona ramah, menunduk sopan saat bersalaman. “Nggak apa-apa, namanya juga masih anak-anak. Sehat?” tanya ayah Bara.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   TERNYATA PUNYA HUTANG?

    “Papa pikir semua itu pakai uang kita? Total tiga miliar, Pa!” ucap ibu Bara dengan suara bergetar menahan emosi. “Tiga miliar? Kenapa Mama baru bilang sekarang? Mama bilang waktu itu semua pakai uang tabungan kita!” ucap ayah Bara, nadanya meninggi penuh amarah. “Terus kita makan pakai apa? Sementara perusahaan kita saat itu di antara hidup dan mati!” ucap ibu Bara dengan mata berkilat menahan air mata. Ayah Bara terdiam. Kopi di tangannya tiba-tiba terasa jauh lebih pahit, menusuk sampai ke dadanya. “Papa silakan ke sana, dan tolong sampaikan sama Bara tentang apa yang kita bahas pagi ini. Dan kalau pun dia mau bayar dengan uang, pastikan bukan uang perusahaan!” ucap Ibu Bara sambil mengoles madu di atas roti panggang. Ayah Bara langsung meninggalkan meja makan dan mengatakan pada pembantunya, “Bilang Imron, anterin saya pergi, sekarang,” ucapnya sambil berjalan menuju kamar tidurnya di lantai atas. “Yes! Kalau begini kan si perempuan halu itu bisa lepas dari hidup Bara,

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   ALASAN MENGAPA BARA HARUS MENIKAH DENGAN WANITA LAIN.

    “Oh, Tuhan… semoga istri aku cepat hamil,” ucap Bara dengan suara lantang sambil memeluk perut Dona, penuh harap dan doa. Dona tertawa kecil, matanya berbinar. “Amin, Sayang…” bisiknya lembut, seolah doa itu juga ia titipkan ke langit. Bara mendekat, bibirnya hampir menempel di telinga Dona. “Udah datang bulan belum?” tanyanya dengan suara serak, menahan degup jantung. “Belum, Sayang…” jawab Dona lirih sambil tersenyum malu, jemarinya menggenggam erat tangan suaminya. “Kayaknya telat deh, beneran…” ucap Dona, kali ini suaranya bergetar karena harap yang tak bisa ia sembunyikan. “Ya Tuhan, yes!” Bara memejamkan mata, lalu menempelkan keningnya ke kening Dona. “Aku bakal jadi daddy of two… semoga anak kita kali ini laki-laki,” ucapnya penuh semangat, tapi juga bergetar oleh rasa haru. Ia lalu memeluk Dona begitu erat, seakan tak ingin melepaskan, sementara hatinya dipenuhi rasa syukur dan cinta malam itu. Bara menarik tubuh istrinya lebih dekat, mengecup kening, lalu bibirn

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   HABIS RIBUT KARENA SALAH PAHAM, TERBITLAH DESAHAN NAKAL.

    “Aku harus bicara serius sama dia. Ini harus, Sayang. Supaya dia tahu batasan dia saat ini,” ucap Bara tegas, menatap istrinya dalam-dalam. “Tapi… nggak berantem kan?” ucap Dona sambil memeluk Bara erat, khawatir. “No. Aku usahain nggak terpancing amarah,” jawab Bara sambil membalas pelukan istrinya, meski rahangnya mengeras. “Janji?” tanya Dona dengan mata memohon. “Aku nggak janji, Sayang. Aku manusia biasa,” ucap Bara dengan nada rendah tapi sarat emosi. “Sayang… please, jangan ada keributan lagi. Aku takut kamu kenapa-kenapa… atau justru dia yang kenapa-napa,” ucap Dona penuh kecemasan, suaranya bergetar. “Kenapa kamu khawatir soal dia?” tanya Bara dengan suara meninggi, matanya tajam menusuk. “Mas, jangan salah paham…” ucap Dona mencoba meluruskan, air matanya sudah menggenang. “Kamu cinta sama dia?” tanya Bara, nadanya penuh kecurigaan. “Mas, nggak gitu, Sayang…” ucap Dona sambil menahan air matanya jatuh. “Terus kalimat kamu itu apa artinya? Buat apa kamu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status