Home / Rumah Tangga / SELINGKUH DENGAN ISTRIKU / RANGGA MENDADAK KIRIM PESAN

Share

RANGGA MENDADAK KIRIM PESAN

last update Last Updated: 2025-07-23 12:08:51

“Oke, sekarang siap-siap di ruang TV sama Om Papa. Mama mandi dulu dan mau siap pakai baju kerja. Jangan nakal dan buat capek Om Papa, karena dia Besti dan bos Mama. Oke?” ucap Dona sambil tersenyum sambil merapikan poni Nola.

“Oke, siap, Mama,” sahut Nola dengan semangat. Ia segera menyeret tas sekolahnya dan sibuk menyibak rambutnya ke samping, lalu mengambil bedak dari dalam tas kecilnya dan menepuk-nepukkannya ke pipi gembulnya yang semakin menggemaskan.

Sementara itu, Bara sudah berada di ruang TV. Ia sedang duduk bersila di atas lantai sambil memberi makan kucing dan anjing peliharaan. Penampilannya tampak gagah dengan setelan jas khas CEO, namun wajahnya berseri penuh kelembutan saat bersama hewan peliharaannya.

“Om Papa, liat deh aku bawa apaan!” seru Nola riang saat masuk ke ruang TV. Tangannya menenteng lembaran stiker kuku bergambar tokoh kartun lucu.

“Wah, buat kuku Om Papa?” tanya Bara sambil tersenyum lebar, lalu segera duduk lebih dekat di lantai bersama Nola da
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   DETIK-DETIK ORANGTUA BARA BERTEMU DONA DI KANTOR!

    “Kayaknya posisi Deni sebagai asisten pribadinya Pak Bara bakal ditukar sama staf tadi deh.” “Bisa jadi. Kita lihat aja nanti.” Bara menuju ruang kerja pribadinya, sementara Dona kembali ke ruangannya dan segera mengerjakan tugas sebagai staf konsultan keuangan. Tak lama kemudian, Deni melangkah ke arah ruang kerja Dona. Wajahnya terlihat serius, tapi nada suaranya tetap sopan. “Mbak, diminta Pak Bara ke ruang kerjanya,” ucapnya. “Oh, oke,” jawab Dona sambil tersenyum tipis tanpa melepas pandangannya dari layar laptop. “Terus... dia bilang, buatin kopi dulu,” lanjut Deni, kali ini dengan nada suara lebih pelan dan senyum nakal di sudut bibirnya. “What? Hah... iya deh,” sahut Dona dengan tawa tertahan. Sorot matanya seolah tak percaya, tapi ia tetap bangkit dari kursi dengan ekspresi geli yang tersembunyi. Deni berlalu, kembali ke ruangannya. Sementara itu, Dona berdiri sejenak, menarik napas, lalu bergumam pelan sambil menggeleng pelan. “Doyan banget sama kopi hitam.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Sialan. Ya kan gue papanya, masa sih nggak turun tangan,” ucap Rangga, kali ini dengan senyum yang menyimpan getir.

    Dona menggigit bibir bawahnya. Suaranya merendah, tapi penuh tekanan, “Em... begini, Ma. Mas Rangga itu nggak pernah jemput Olla. Guru-guru di sana jadi nggak kenal dia. Di sekolah Olla, aturannya cukup ketat. Kalau mereka belum pernah lihat atau kenal siapa yang jemput, anak-anak nggak akan diizinkan pulang. Kecuali aku yang kasih konfirmasi langsung.” Hening sejenak. Suara di seberang terdengar berat saat berkata, “Jadi... selama ini Rangga nggak pernah jemput Olla? Sekalipun nggak pernah muncul di sekolah?” “Nanti aku jelasin, Ma,” jawab Dona pelan, matanya mulai berkaca-kaca. Ia memejam sejenak, berusaha menenangkan hatinya yang terasa penuh sesak. “Udah dulu ya, Ma...” “Oke,” sahut sang mertua akhirnya, terdengar lebih datar dan singkat. ••• “Kenapa, Ma?” tanya ayah mertuanya sambil menyeruput teh hangat. Ia duduk santai di teras belakang, namun raut wajahnya berubah penasaran. “Dona bilang, hape dia mati. Tadi dia telepon pakai nomor lain,” ucap ibu mertuanya sem

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   GAWAT! RANGGA MAU JEMPUT OLLA DI SEKOLAH TAPI BARA MENOLAK?

    “Mas… kita udah mandi,” ucap Dona sambil tersenyum manja, namun ia tak menjauh. Justru, ia memiringkan tubuhnya agar lebih dekat pada Bara. Napasnya mulai tidak beraturan saat tangan suaminya menyusuri lekuk tubuhnya dengan kelembutan yang menggetarkan. Sentuhan Bara begitu menguasai, seakan menghapus jarak, luka, dan kekacauan yang baru saja mereka alami. Dona menggigit bibir bawahnya perlahan, menahan desah yang muncul dari dadanya. “Ah… Mas…” gumam Dona pelan, setengah tertahan, seolah tak ingin menyerahkan dirinya begitu cepat—namun ia tahu, ia sudah kalah oleh sentuhan dan tatapan itu. Bara membaringkan tubuh Dona di atas ranjang dengan penuh kehati-hatian, seperti memperlakukan sesuatu yang sangat ia sayangi dan lindungi. Saat ia menindih tubuh istrinya, ia berbisik tepat di telinga Dona, penuh keyakinan dan cinta yang nyaris menggelora: “Enggak ada lagi orang lain selain aku.” Kata-katanya adalah janji yang tak diucapkan di pelaminan, tapi terasa lebih nyata daripada

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   “Sayang, aku butuh…” bisik Bara lirih di dekat telinganya, membuat bulu kuduk Dona meremang.

    Dona melirik Bara dari balik tembok kaca kamar mandi. Terlihat Bara dengan tenang membasuh tubuh atletisnya itu, seolah tak ada amarah yang pernah menyentuh dirinya. Air mengalir pelan dari shower, membasahi kulit gelap eksotis yang bersinar di bawah lampu kamar mandi. Dona menahan napas, memeluk tubuhnya sendiri. Di balik wajah lembut suaminya, baru kini ia menyadari sesuatu yang menakutkan: Bara bukan sekadar pria dingin dan pendiam—ia pencemburu, posesif, dan jika batasnya disentuh, ia tak segan menghancurkan apa pun di depannya. Namun meski begitu, hatinya membela. "Tapi dia nggak pernah pukul aku..." bisik Dona pelan, nyaris tanpa suara, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri. Ingatannya memutar ulang saat-saat ketika Bara marah—memecahkan gelas, membanting pintu, menahan napasnya sendiri sambil menunduk tajam. Tapi tak pernah sekalipun tangannya menyentuh Dona dengan kekerasan.

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Aku beliin hape baru nanti siang. Cukup aku yang bisa hubungi kamu,” lanjut Bara sambil menepuk pelan pipi istrinya.

    Dona mencoba mengaktifkan ponselnya lagi pagi itu. Dengan penuh perasaan was was, ia pun berhasil menghidupkan ponselnya kembali. Baru saja ponsel menyala, pesan dari Rangga langsung masuk bertubi-tubi. “Sayang, aku kerja dulu. Nanti sore aku ke kantor tempat kamu kerja. Aku jemput kamu,” tulis Rangga. Ada pula pesan lain, di mana Rangga mengirimkan foto-foto kegiatan paginya saat membuat kopi, merapikan kamar tidur mereka, dan hal-hal kecil yang jarang ia lakukan sejak menikah dengan Dona selama beberapa tahun terakhir. “Sayang, aku minta maaf. Aku tahu aku salah, tapi aku punya penjelasan,” tulisnya lagi. “Sayang, kenapa hape kamu mati? Kamu di mana? Aku anterin ke kantor, ya?” Dona terdiam. Matanya menatap layar ponsel yang terus berkedip menampilkan notifikasi pesan lain dari Rangga. Ia meletakkan ponsel itu di atas ranjang dan menunduk, lesu. Lalu, tanpa banyak pikir lagi, Dona melirik ke arah jam tangan milik Bara yang tergeletak di atas meja sudut. Ia segera menuju kama

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU    “Bagus banget drama kalian,” ucap Della dengan suara dingin dan nada mengejek. “Dua orang halu yang ngerasa pernah hidup bareng di masa lalu?”

    Bara menggertakkan rahang, menahan emosi yang perlahan naik ke permukaan. Dona hanya berdiri kaku di tempat, tubuhnya menegang di samping suaminya. “Bagus banget drama kalian,” ucap Della dengan suara dingin dan nada mengejek. “Dua orang halu yang ngerasa pernah hidup bareng di masa lalu?” Tatapan Della tajam menusuk, seolah tak hanya ingin menghancurkan suasana, tapi juga merobek luka lama yang mulai mengering. Saat Bara tampak melangkah cepat mendekati Della dengan wajah penuh amarah, Dona panik. Ia langsung berdiri dan menghadang suaminya. “Mas, jangan!” seru Dona, napasnya memburu, suara gemetar menahan khawatir. “Aku cuma mau dia kapok,” sahut Bara dingin, sorot matanya tajam menusuk ke arah Della. “Nggak, Mas. Jangan...” Dona memohon, berdiri di hadapan Bara seperti tameng terakhir yang bisa ia pasang. Della menyeringai sinis. Matanya menyapu mereka berdua seakan-akan paham permainan apa yang sedang terjadi. “Kenapa? Kamu mau kasar ke aku? Emang berani?” ejek Della den

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status