หน้าหลัก / Rumah Tangga / SELINGKUH DENGAN ISTRIKU / RANGGA PULANG DAN MOBILNYA TERHALANG MOBIL BARA?

แชร์

RANGGA PULANG DAN MOBILNYA TERHALANG MOBIL BARA?

ผู้เขียน: Dara Tresna Anjasmara
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-04 17:04:43

Nola yang baru saja berganti pakaian, terkejut melihat ibunya digendong Bara.

“Mama? Mama kenapa? Om, Mama sakit ya?” tanya Nola cemas.

“Mungkin Mama kamu capek. Kita jagain Mama kamu, ya. Kamu punya aroma terapi? Healer gitu?” tanya Bara lembut.

“Ada! Sebentar, Om!” kata Nola yang segera berlarian menuju kamar.

Bara memegangi tangan Dona. Ia tampak khawatir, menyentuh pipi wanita itu perlahan, lalu mengecup tangannya penuh sayang.

•••

Di ruang kerja Martha — percakapan telepon:

“Saya minta tolong semuanya benar-benar beres! Bersih! Anak saya sudah mulai ingat masa lalu!” seru Martha dengan nada panik dan tajam.

“Baik, Ibu Martha. Kami sudah melakukan penghapusan bukti surat menyurat, akta pernikahan, dan kelahiran bayi. Semuanya sudah kami hilangkan. Tim Anda sangat profesional dalam hal ini,” ucap pria di seberang telepon dengan nada tenang.

“Kalau sampai dia dapatkan data itu, saya nggak segan bikin kehancuran buat kalian semua,” desis Martha penuh ancaman.

•••

Di rumah Dona — suasana hangat dan tenang.

Bara menjaga Dona hingga akhirnya wanita itu tertidur pulas. Ia sendiri bersandar di bawah sofa. Yang lebih menyentuh dari pemandangan itu: Nola, si bocah gembul nan menggemaskan, ternyata ikut tertidur dalam pelukan Bara.

Sekitar satu jam berlalu. Dona terbangun perlahan. Ia mengerejap dan melirik sekeliling. Hening. Lalu terdengar suara napas berat—seorang pria dan anak kecil di dekat sofa tempatnya tertidur tadi.

“Ola? Pak?” ucapnya pelan, sedikit panik saat menyadari posisi mereka.

Dona hendak membangunkan Bara, tapi langkah tangannya terhenti. Ia menatap wajah Bara dan Nola yang tertidur berdampingan, begitu damai.

“Kok mirip?” gumam Dona sambil tersenyum kecil menatap keduanya.

“Hidungnya sama persis...” bisiknya, hampir tak terdengar, namun matanya berkaca-kaca menyadari adanya kesamaan yang langka baginya.

Sedang asyik menikmati pemandangan langka itu, tiba-tiba terdengar bunyi klakson mobil berulang kali.

Dona terkejut. Ia segera bangkit dan mengintip dari balik tirai jendela.

“Mas Rangga?!” ucapnya panik.

Mobil Rangga baru saja tiba, tepat di belakang sedan mewah milik Bara.

“Siapa sih parkir depan pintu pagar orang?! Tolol!” teriak Rangga kesal sambil membanting pintu mobilnya.

“Pak! Pak, bangun!” ucap Dona tergesa-gesa sambil menepuk pipi Bara.

“Dona?” Bara membuka matanya perlahan.

“Pak, itu suami saya! Bawa Ola ke kamarnya di sebelah kiri! Bapak... Bapak sembunyi di—” Dona semakin panik.

“Sssh...” Bara menyela lembut dengan senyum tenang, lalu segera menggendong Nola menuju kamar tidur kecil yang penuh nuansa pink dan kuning.

“Pak, tolong banget... sembunyi, ya!” ucap Dona penuh cemas.

“Iya...” jawab Bara singkat dan menenangkan.

Dona langsung menyembunyikan sepatu Bara di dalam lemari dapur. Ia berlari ke pintu samping dan keluar dari rumah untuk membuka pagar.

“Mas?” sapanya, berusaha tenang.

“Ini mobil siapa?! Bego! Gimana aku mau masuk?!” hardik Rangga yang turun dari mobil dengan kesal, berjalan ke arah pintu samping rumah.

“Aku nggak tahu, Mas. Aku tadi tidur sama Ola,” jawab Dona buru-buru.

Sesampainya di dalam rumah, Rangga langsung menuju kamar mereka.

“Mas, kenapa pulang cepat? Lagi nggak banyak kerjaan?” tanya Dona, berusaha mengalihkan topik.

“Aneh! Aku pulang lama kamu curiga! Aku pulang cepat, tapi kamu malah tanya kenapa?!” balas Rangga sambil membuka lemari dan mengeluarkan beberapa pakaian.

“Mas, mau ke mana?”

“Berangkat! Aku dinas luar kota!”

“Ke-kemana, Mas?”

“Luar kota!” jawab Rangga makin keras.

Suara bentakannya terdengar sampai ke kamar Nola. Bara yang bersembunyi di sana menahan amarah. Ingin rasanya ia keluar dan menghajar lelaki itu. Ia merasa selama bersamanya, Dona tak pernah diperlakukan seperti ini.

“Mas, tapi pulang kan? Berapa hari?” tanya Dona, suaranya mulai bergetar.

“Seminggu! Puas kamu?!” Rangga menatapnya tajam sambil menenteng tas.

“Seminggu?” Dona mengulang pelan.

“Itu paling lambat!” tegas Rangga sambil melangkah keluar kamar—menuju kamar Nola.

"Mas! Ola tidur. Jangan diganggu, biar aku yang nanti kasih tahu dia kalau Papanya dinas," ucap Dona sambil tersenyum, berusaha menahan cemas.

Tangan Rangga sudah menggenggam handel pintu. Ia membuka pintu kamar perlahan.

Dona menahan napas. Tangannya refleks menutup mulut sendiri. Namun ternyata Rangga hanya melongok ke dalam tanpa masuk. Ia menatap Ola dari ambang pintu lalu menutupnya kembali.

Dona merasa lega. Ia buru-buru berjalan ke kamar tidur, mengambil handuk Rangga yang tertinggal, lalu menggiring suaminya menuju pintu samping rumah.

"Mas, nanti video call, ya," katanya pelan.

"Aku video call sama Ola," balas Rangga singkat.

"Hmm, ya udah, nggak apa-apa. Tapi, Mas... kamu mau minum dulu? Aku ambilin, ya?"

"Nggak perlu!"

"Oh, ini handuk Mas. Nanti di sana nggak perlu lagi beli..."

"Kamu bisa diem nggak?!"

"Tapi Mas, aku cuma—"

"Diem! Aku muak dengerin suara kamu! Paham?!" bentak Rangga dengan nada tajam.

"Mas... salah aku apa? Kamu makin ke sini makin berubah sejak kenal wanita itu! Kamu selingkuh, kan?!" suara Dona mulai pecah, menahan emosi yang tak tertampung lagi.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   AKHIR DARI KISAH MEREKA

    Satu bulan berlalu. Kini Bara dan Dona jauh lebih bahagia. Dona resmi bukan lagi istri Rangga, dan Bara mulai merencanakan pernikahan ulang bersama wanita yang ia cintai sejak dulu. “Aku nggak sabar liat perut Mama gendut banget kayak perut aku!” ucap Nola sambil berlenggok di depan cermin, memutar tubuhnya seperti balerina kecil. “Gini kan...” sahut Bara sambil menyelipkan bantal sofa ke dalam bajunya. “Hahaha!” tawa mereka bertiga pecah malam itu di dalam kamar. Dona sempat merekam tingkah suami dan anaknya dengan kamera ponsel. Pukul sembilan malam, Nola tertidur pulas di kamarnya. “Udah bobok?” tanya Dona sambil tersenyum melihat suaminya yang sedang berakting jadi zombie. “Zombie nggak bisa ngomong, Sayang...” ucap Bara dengan wajah serius. “Oh, lupa... Hahaha!” Dona menepuk dahinya sambil tertawa lepas. “Zombie mau bobok sama aku, kan?” goda Dona. “Nah, kalau ini bisa ngomong,” sahut Bara, lalu tersenyum dan naik ke ranjang, memeluk erat istrinya. “Kamu bahagia nggak?”

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA DAN DONA, DIPERTEMUKAN DENGAN KEDUA ORANG TUA RANGGA.

    “Dona?” ucap ibu Rangga sambil tersenyum, lalu segera memeluk menantunya dengan erat. Bara melihat itu, ia ikut tersenyum. Tak lama kemudian, Dona dan Bara dipersilakan masuk ke dalam rumah. Rangga yang tadinya duduk di ruang bermain menoleh. Ia segera berdiri, menarik napas dalam, menahan segala emosi. Perasaan sakit, sedih, amarah, dan cemburu bercampur jadi satu, namun semua ia pendam rapat-rapat ketika melihat istrinya datang malam itu bersama Bara. Mereka akhirnya duduk dalam satu ruangan. Nola tampak begitu bahagia bisa dekat dengan orang-orang yang ia sayangi. Sesekali ia duduk di pangkuan Bara, lalu kembali berlari ke arah Rangga. “Kami... minta maaf kalau selama menjadi...” ucap ibu Rangga, suaranya bergetar, menahan air mata. “Ma...” ucap Dona lirih, lalu mendekat dan mengusap punggung tangan mertuanya dengan lembut. Rangga kemudian membujuk Nola. “Main di sana dulu, ya. Lagi meeting,” ucapnya sambil berbisik dengan nada bercanda. “Oke, Daddy, aku main dulu!” s

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   RANGGA MENGAKUI KESALAHANNYA PADA KEDUA ORANG TUANYA

    Menjelang sore hari, Bara terlihat meninggalkan kantor menuju apartemen. Setibanya di sana, Dona langsung menyambutnya dengan pakaian minim dan terbuka. “Apa-apaan nih?” ucap Bara sambil tersenyum, matanya menatap istrinya penuh godaan. “Kenapa? Nggak suka?” ucap Dona dengan senyum genit, seakan menantang. “Semalam ada yang nangis karena sakit anu-nya, loh…” ucap Bara mengingatkan dengan nada nakal. “Ih! Aku kan udah nggak sakit lagi…” balas Dona, wajahnya merona. “Oh, jadi mau gituan lagi, Sayang?” tanya Bara sambil tersenyum, meletakkan tas kerjanya, lalu dengan cepat membuka jas dan kancing kemejanya tepat di hadapan Dona. “Hahaha!” Dona tertawa lalu berlari menuju dapur untuk bersembunyi dari Bara. “Sini…” ucap Bara, kini tanpa mengenakan pakaian, berjalan cepat mendekati istrinya. “Nggak!” teriak Dona sambil tertawa, menghindar dengan lincah. “Ah, salah sendiri mancing nafsu suami!” ucap Bara sambil tersenyum, akhirnya berhasil menangkap tubuh Dona. Keduanya

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   BARA DAN RANGGA AKHIRNYA SEPAKAT

    Dona menarik napas panjang, menahan gejolak dalam dadanya. “Mas... jangan gantungin hidup kamu di aku. Aku bukan rumah yang bisa kamu pulangin lagi. Aku cuma kenangan, dan kenangan nggak bisa kamu peluk terus-terusan,” ucapnya lirih, suaranya bergetar. Rangga menunduk, air matanya jatuh. Dona menatapnya sekali lagi, lalu tersenyum dengan getir. “Aku doain kamu nemuin rumah baru yang bener-bener bikin kamu bahagia. Bukan aku.” Rangga terdiam sejenak, sementara hati mereka berdua sama-sama retak dalam keheningan yang seolah tak bisa disembuhkan kata-kata. “Bisa nggak aku lanjutin hidup tanpa kamu?” tanya Rangga dengan suara parau, seolah setiap kata yang terucap menyayat dadanya. Dona hanya bisa menangis mendengar itu, bahunya bergetar menahan sesak. “Andai aja aku bisa lebih lama sama kamu... Segalanya bakal aku lakuin asal bisa sama kamu terus. Aku mohon izin sama kamu, buat lanjutin hidup aku tanpa kamu. Semoga aku sanggup, Dona,” ucap Rangga, matanya berkaca-kaca, menatap

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   PENGAJUAN CINTA RANGGA UNTUK TERAKHIR KALI PADA DONA

    “Aku janji, nggak sentuh kamu,” ucap Rangga di telepon, suaranya penuh desakan. “Nggak bisa,” ucap Dona singkat, tapi nada suaranya tegas. “Dona, aku masih suami kamu, loh...” ucap Rangga pelan, seolah mencoba melembutkan hati istrinya. Dona terdiam. Hatinya ingin membantah, tapi kenyataan pahit itu memang benar: secara hukum, ia masih istri dari Rangga. “Tolong... sebentar aja,” ucap Rangga lagi, kali ini nadanya penuh harap. “Aku minta izin suami aku dulu,” ucap Dona, berusaha menahan getaran di suaranya. “Dona, nggak perlu! Kamu... kamu istrinya aku. Kenapa sesulit ini ketemu kamu?” ucap Rangga dengan nada meninggi, emosinya mulai pecah. Ia menahan napas sejenak lalu melanjutkan dengan suara bergetar, “Kenapa takut ketemu aku... kalau kamu memang benar-benar nggak punya sedikit pun perasaan sama aku lagi?” “Aku nggak mau. Aku harus menjaga perasaan suami aku... yang pertama kali dalam hidup aku,” ucap Dona, matanya basah menahan tangis. Rangga mengusap wajahnya kasar, suar

  • SELINGKUH DENGAN ISTRIKU   RANGGA NEKAT MENGHUBUNGI DONA.

    “Mas, hari ini... kamu mau anterin Olla ke rumah Mas Rangga?” tanya Dona sambil menyiapkan pakaian kerja Bara dengan penuh perhatian. “Iya, sekalian aku mau ketemu dia dan minta dia untuk pisah dari kamu,” ucap Bara mantap, sorot matanya serius. “Um... tolong minta dia buat nggak usah temui aku lagi, Mas,” ucap Dona lirih, seolah tak ingin ada bayangan masa lalu yang menghantui. “Iya, pasti, Sayang. Aku juga nggak mau Rangga ketemu kamu lagi,” ucap Bara sambil menggenggam tangan istrinya dengan erat. Setelah bersiap-siap, Bara segera mengajak Nola untuk pergi ke sekolah. “Hati-hati di jalan. Nanti pulang sekolah sama Daddy, dan Daddy yang anterin kamu ke rumah Nenek, ya,” ucap Dona penuh kasih pada Nola. “Siap, Mama! Mama jangan sedih ya. Aku mau ketemu Papa dulu nanti. Bye, Mama!” seru Nola sambil melambaikan tangannya dan memberikan ciuman jauh yang manis pada Dona. “Dasar genit, kayak Daddy-nya. Dadah... sayang!” balas Dona dengan senyum lebar dari depan pintu apartem

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status