Home / Rumah Tangga / SELINGKUH DENGAN TETANGGA / Mengembalikan istri pada ibunya

Share

Mengembalikan istri pada ibunya

Author: Adena Putri
last update Last Updated: 2023-05-26 19:49:47

______

"Apa maksud mengembalikan Aline pada ibu, Nak Haris?" Ibu menatap menantunya dengan nanar. Dilepaskannya sendok yang sempat digunakan untuk menyuap.

Dasar memang, ibu itu memang tidak tahu apa pura-pura saja ? Padahal jelas, kalau dikembalikan pada ibunya berati aku ditalak.

"Aline Marline Binti Kusnaidi, detik ini aku jatuhkan talak satu padamu," Dengan lantang kalimat itu terucap dari mulut Mas Haris. Tanpa, mengindahkan pertanyaan ibu sebelumnya. "Setelah ini, haram bagiku akan tubuhmu!"

"Astaghfirullah!"

Ibu membekap mulutnya dengan refleks menggelengkan kepala. Sedangkan Mas Haris masih menunduk setelah lepas kalimat sehingga tak bisa kulihat bagaimana ekspresi wajahnya. 

"Apa yang membuat kamu melakukan ini, Nak?" Disela terisak, ibu masih berkenan berucap.

"Aku bukan laki-laki yang baik, Bu. Maka, aku lepaskan Aline agar ia mendapatkan laki-laki yang lebih pantas!"

Ibu menengadah dan nampak cairan bening yang sudah berlinang di pipi itu terkena cahaya lampu. "Apa kamu sudah tahu bahwa Aline_"

"Aline tidak bersalah, Bu. Maka dari itu selama ini ia tidak berterus terang dan meminta ma'af." Sela Mas Haris, ia menoleh ke arahku yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip. 

Melihat raut wajah laki-laki yang telah memberikan benih yang diberi nama Mikhaila, aku segera menundukkan kepala. Sempat melihat, ada lelehan air yang membentuk di wajahnya yang tidak muda lagi. Apakah ia menangis? Atau itu hanya akal-akalan belaka untuk menarik simpati ibu?

"Aku hanya melakukan hal yang menurutku baik untuk semuanya!" Tuturnya dengan suara yang mulai merendah.

"Nak Haris!" Ibu merintih dan kian tersedu dengan tangannya seperti hendak menggapai sosok menantunya.

Ih, kenapa ibu pakai lebay segala. Seharusnya dia senang kalau anaknya di talak. Dengan begini, aku tinggal menunggu masa Iddah dan kabar perceraian Mas Romli dengan Risma. Karena, bagaimana pun Risma pasti sudah tahu jika suaminya sudah bermain gi-la dengan Istri tetangga. O, atau dia juga ada main dengan Mas Haris? Sebab, tadi saja aku melihat mereka saling adu kontak mata. Ah, permainan macam apa ini?

"Aku melakukan semua ini karena kamu juga bermain gi-la kan sama Risma, Mas? Aku menangkap detik tadi kalian saling adu tatap?" Amukku meluapkan pertanyaan yang bergumul di dada. O, tidak. Lebih tepatnya untuk pura-pura menyanggah seolah keberatan dengan perceraian ini, agar ia tidak tahu ada rasa bahagia yang kusembunyikan.

Haish? Pernyataan konyol macam apa ini? Bukankah itu tidak penting sebab aku dan Mas Haris tidak ada hubungan apa-apa lagi selain mantan suami istri. Tapi, tak masalah, ingin tahu hal ini bukan hal yang tidak wajar kan?

"Terkadang, orang yang melakukannya lah yang lebih overthinking!" Sahutnya datar. Cukup membuat nyaliku menciut.

"Nak Haris, kamu_"

"Ibu, aku sudah dijemput oleh temanku dari perantauan. Sejak kedatangan ibu yang tidak terduga, aku langsung menjalankan misi ini," Mas Haris langsung memotong.

"Ma'afkan aku, Bu!"

Mas Haris bangkit, menyisakan aku dan Mikhaila yang masih lahap mengunyah. Memang anak seusianya tidak akan faham urusan orang tua. Sedangkan ibu, ia malah terisak sampai-sampai tissu yang seharusnya jadi lap mulut usai makan, kini malah digunakan membersihkan ingus dan air mata yang terus turun.

"Aline, ini aku buatkan kartu untukmu." Suara serak Mas Haris membuat aku refleks menghentikan kunyahan. "Aku akan kirimkan nafkah masa Iddah dan  untuk Mikhaila lewat kartu itu," 

Mas Haris meletakkan sebuah kartu tepat di hadapanku. Aku bergeming dan menengadah menatapnya sosoknya yang berdiri di sampingku.

"Untuk ayam-ayam itu, Ma'af mas akan membawanya ke tempat yang telah dipilih untuk membangun rumah makan khas seperti yang kau pinta dulu!"

"Maksudnya?" Alisku tertaut.

Mas Haris nampak menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskan perlahan. Membuat aku semakin tertarik untuk mendengar apa yang akan di sampaikan.

"Ma'afkan aku, Aline. Selama ini aku selalu memberikan gajiku hanya dua juta. Sedangkan kamu tahu bahwa gajiku lima juta bekerja disana." 

"Sebagian kutabungkan untuk membangun sebuah restaurant impian kamu sebagai hadiah pernikahan kita yang ke delapan tahun nanti." Tuturnya seraya tangan itu memijit pangkal hidung mancungnya. "Namun, sepertinya sampai disini kita harus berpisah,"

"Aku sengaja tidak mengatakan ini, Aline. Aku hanya ingin kamu merasakan hasilnya saja, tanpa tahu prosesnya yang tidak mudah. Sebab, aku persembahkan sebagai hadiah ulang tahunmu tepat di tanggal pernikahan kita,"

"Mas, enak banget ya ayam kabar tadi!"

"Kamu suka?" Mas Haris yang sedang mengemudikan motor, menoleh ke arah belakang dimana aku duduk dan melingkarkan kedua tangan ini pada punggungnya.

Sebagai jawaban aku hanya mengangguk tanpa mau memberikan kalimat apapun. Kami menyusuri jalanan yang cukup sepi dengan dihiasi pohon rindang disetiap sisi. Mas Haris mengajakku makan diluar sebagai bentuk apresiasi terhadap kabar yang kubawa. Kehamilan Mikhaila dipernikahan kami yang memasuki dua tahun, setelah penantian yang tidak sebentar.

"Dan, andai mungkin aku ingin punya rumah makan khusus ayam kampung, Mas. Ya, selain langka tentunya jadi branding buat kita. Jadi, sedikit pesaing."

Mas Haris tidak memberikan jawaban apapun atas ocehanku yang berupa ungkapan dasar hati, ia malah semakin mengencangkan laju kendaraan roda dua yang sudah butut ini. Bahkan, entah sudah berapa kali harus masuk bengkel dengan jumlah biaya yang lumayan.

"Aku cuma membayangkan, Mas!" Kekehku takut membuatnya jadi kepikiran.

"Kita fokus buat biaya buat bangun rumah dulu ya, Aline!" Hanya itu yang Mas Haris katakan. Selanjutnya kami sama-sama diam sampai roda dua ini mengantarkan aku ke kediaman yang belum selesai di bangun.

"Aline, Mas titipkan Mikhaila padamu." 

Sebuah ucapan yang terlontar dari mulut Mas Haris, menarikku dari kenangan masa itu. Laki-laki itu sudah berdiri dengan kantung besar di punggungnya, dan tas ransel yang dijinjing.

"Aku tidak akan melupakan kamu yang telah merawat ayam-ayam itu," Tuturnya tanpa memberikan celah aku bicara. Dan memang tak ingin bicara, tenggorokan ini terasa kering dan mulut seolah kaku.

"Ayah?" Teriak Mikhaila yang langsung turun dari kursi.

"Mikhaila?" 

Ibu mengejar putri sulungku yang berhambur mengejar Mas Haris yang sudah melangkah ke ambang pintu. Mikhaila terus menarik kaki ayahnya agar tidak pergi, sedangkan ibu berusaha untuk menenangkan Mikhaila yang sudah menangis histeris.

Entah apa yang aku rasakan saat ini, ada sedikit rasa haru yang menelusup di lubuk hati yang paling dalam. Serta, pelupuk mata yang tiba-tiba mengenang sehingga pandangan ini buram. Bukankah seharusnya aku senang sebab ini yang aku tunggu-tunggu, bahkan senagaja melalaikan kewajibanku sebagai seorang istri. Demi, ingin mendapatkan kata talak dari dirinya agar bisa dinikahi Mas Romli sesuai janji yang telah ia ucapkan selama ini. Tapi, kenapa saat hal ini terjadi, ada sesuatu yang aneh, semacam tidak rela. Ada hal yang terasa seperti separuh jiwa hilang dariku. Dan, rasa perih yang menembus ke ulu hati.

"Ayah mau kemana? Jangan tinggalkan Khaila lagi, Yah!" Putriku merintih, dan terus menarik kaki jenjang Mas Haris.

Ibu hanya bisa tersedu tanpa bisa menarik tubuh cucunya yang mungkin sangat kuat mencengkram, bahkan tas Mas Haris ditarik agar terlepas dari genggaman laki-laki itu.

"Sayang, ayah harus pergi untuk sementara. Khaila disini sama bunda ya," Mas Haris berjongkok, lelaki yang memiliki kumis tipis itu menangkup wajah putrinya yang sudah basah oleh air mata dengan kedua tangannya. "Ayah janji, ayah pasti akan sering-sering temui Mikhaila,"

"Bunda tidak sayang sama Mikhaila, Yah. Bunda lebih sayang sama dedek bayi!" 

"Tidak ada yang sayang satupun sama Mikhaila, Yah." Jerit Mikhaila yang membuat dadaku seperti dihantam ombak besar.

"Sayang?" Ibu berhambur memeluk gadis yang rambut panjangnya sudah acak-acakan. Menciumi pipi kiri dan kanan serta kening cucunya.

"Justru karena sayang, Ayahmu harus pergi cari uang agar bisa memasukkan Khaila ke pesantren yang besar, Khaila kan mau jadi Hafidzah?" Ibu merangkul dari belakang.

"Khaila juga pernah bilang mau jadi bidan?" Mas Haris yang berada didepannya menimpali sambil membereskan rambut putrinya yang sudah tidak karuan.

Putriku bergeming saat sebuah kecupan Mas Haris daratkan di keningnya. Aku yang hendak menyusul, terpaksa harus urung. Terdengar suara tangisan Syahdan yang berada dalam box bayi.

Segera kurangkul dan membawanya dalam gendongan. Meskipun basah bagian sebab ia ngompol, aku tidak peduli. Bergegas melangkah cmenyusul Mas Haris yang mungkin masih menenangkan Mikhaila.

"Mas?"

Netraku meluncurkan cairan bening tanpa diminta saat melihat suamiku sudah hilang dari balik pintu. Nampak dari keremangan cahaya lampu dia menaiki sebuah mobil berwarna hitam yang tak bisa ku kenali platnya. Bukan hanya itu, aku juga melihat ada wanita yang langsung menyambut kedatangan suamiku dan menutupi pintunya mobil setelah dia masuk.

Pemainana macam apa ini? Kenapa semuanya jadi jungkir balik?

.

.

.

.

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Keputusan terkini

    ______Aline menunduk untuk menetralkan gelombang yang saling tabrak dibenaknya. Sesekali ia mengangkat wajah, menatap sosok Mikhaila yang terus memeluk Syahdan, juga Mutmainnah yang menatapnya tajam secara silih berganti. Sungguh, jika selama ini sering mendapatkan pilihan, pilihan sekaranglah yang paling sulit. Patuh demi buah hati, atau bertahan demi harga diri."Aku bisa membencimu hingga mengakar, tapi tidak untuk memutuskan tali darah antara anak dan ibu. "Ketus Mutmainah nyaris hilang kesabarannya yang memang tipis. "Maka dari itu, masih menahan diri aku mintai satu keputusan darimu, Aline!"Mata Mutmainnah yang tak lagi bening itu terus menatap sang menantu dengan penuh kobaran api di netranya. Sesekali ia meraup udara sebanyak-banyaknya serta membuang sangat kasar."Baiklah," Tutur Aline sambil menarik napas."Aku memilih Khailanya yang tinggal bersamaku!" Dengan satu tarikan napas, kalimat itu

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Belanja untuk Sang Putri

    ______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Belanja untuk Sang Putri

    ______"Ada apa, Ris? Kenapa Risma pindah?" Mutmainah yang sedari tadi samar-samar menangkap pembicaraan Haris dan Risma di via telepon, menarik bokongnya dan mendekati sang putra. "Dan kenapa pula mesti mendadak?""Katanya, kedua orang tua Justin ingin ditemani putranya di akhir usia. Jadi, dia minta mereka tinggal di rumah yang berdekatan!" Sahut Haris memberikan penjelasan."Lo, terus rumah yang itu bagaimana?""Semula dia titipkan padaku, Bu. Setelahnya mungkin akan dijual, atau dijadikan rumah sewaan!"Mendengar penjelasan dari sang putra, Mutmainah menggedikan bahunya. "Ya, itu lebih baik sih. Kalau pemiliknya rukun!"" Daripada rumah kamu yang dibiarkan kosong molompong!" Mutmainah mencabik, kembali memalingkan wajahnya pada layar televisi tepat menayangkan film legend suara hati seorang istri."Kan itu rumah sejarah antara aku dan Aline, Bu. Jadi, canggung dijual jika

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Bukti Darah memang lebih kental

    ______"Mana jatah rokoknya?" Sebuah tangan menampan tepat di depan wajah yang sudah kuyu bersimbah keringat."Tahan dulu, Mas. Ini baru laku sepuluh ribu!""Alah, Kerja begitu saja tidak be-cus!"Pray!Meja tempat meletakkan kompor digebrak. Sehingga, wajan yang terletak di atasnya terlempar yang berakibat minyak panasnya berceceran kemana-mana."Mas, kamu itu bagaimana sih? Aku mati-matian untuk tidak membeli secuil pun makanan guna mengisi perut demi modal. Dengan pongahnya kamu tumpahkan?" Aline menatap nyalang suaminya uang sudah kesekian kali melakukan hal serupa. "O, kamu berani menyalahkan suamimu, Hah?" Bentak Romli yanh tidak terima dengan tak kalah sengit. "Seharusnya kamu yang benar menata barang-barang ini,""Dasar Oon!"Mendengar kalimat yang seumpama sebilah belati yang menusuk ulu hati. Aline memilih untuk diam dan melangk

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Mencari Syurga di Dunia

    _______"Ibu?"Haris me-me-kik kala usai berbincang dengan perawat, malah mendapatkan Iis sudah berdiri di belakangnya. Laki-laki beralis tebal itu memiringkan tubuh dan mendongak ke belakang ibu mertuanya dan mendapatkan Yusra berdiri diujung lorong dengan menampakan senyuman hangat disertai anggukan kepala. Dengan ragu-ragu, sudut bibir Haris mengulas senyum membalas laki-laki bercambang tebal itu."Ibu kenapa ada disini? Siapa yang sakit?" Haris memberondong pertanyaan disela ia meraih tangan berbalut kain milik ibu mertuanya, mengecupnya penuh takdzim.Iis mengulas senyum disela wajahnya beraura mendung serta pelupuk mata yang tiada berhenti mengeluarkan air bening. "Kamu sendiri sedang apa disini, Haris?""Ibu sedang menunggu suami yang sedang ditangani!" Lanjutnya menjawab pertanyaan sang menantu yang sempat terjeda."Ayah Riswanto mengidap penyakit apa, Bu?" Bukan menjawab, Haris mal

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Ternyata berada di tempat yang sama

    ________"Pak, Jang-""Jangan halangi papa, Ma!" Pinta Riswanto mengangkat tangan. "Tapi Mama takut terjadi sesuatu pada Papa!""Papa akan lebih sakit jika Aline tidak ditemukan, Ma. Jikapun mati, Papa akan merasa sangatlah bersalah dan tidak tenang di alam sana!" Ungkap Riswanto dengan suara serak disela ia harus menekan dada karena terbatuk-batuk."Papa jangan berfikir demikian. Papa pasti sehat, Papa pasti panjang umur." Bantah Iis dengan suara yang tak kalah serak serta air mata yang berderai. "Biar Mama yang cari Aline, Pa!""Mama lebih baik masak banyak untuk mempersiapkan kedatangan putri kita, Ma. Aline pasti sangatlah lapar, suaminya seorang pengangguran yang banyak hutang dan menuntut!"Kalimat pemungkas itu cukup membuat Iis terhenyak. Tangannya yang tengah menahan dada sang suami, ditarik paksa oleh Riswanto sehingga terlepas. Ia terkesima hingga tak sanggup untuk memb

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Dibalik perintah yang tak terbantahkan

    ______"Nek?""Iya, Sayang!" Mutmainah segera mengusap wajah dengan kasar serta menarik napas dalam-dalam. Detik sebelumnya, mulut bergincu merah itu telah refleks mengkhawatirkan sosok Aline. Yang, tentunya memang berasal dari hati kecilnya yang tak ia sadari."Maksud nenek tadi, bunda Khaila?" Gadis berusia delapan tahun itu menengadah disela tangannya menarik-narik sisi gamis yang Mutmainah kenakan. "Kalau begitu, antarkan Khaila ketemu Bunda, Nek!""Khaila rindu Bunda, Khaila ingin memeluk Bunda, Khaila juga ingin melihat Adek bayinya bunda!""Khai-""Sayang, Kan hari ulang tahun Khaila masih lama. Jadi, sekarang Khaila fokus saja belajar ya!" Tutur Mutmainah menenangkan. Wanita berusia paruh baya itu sedikit membungkuk serta tangannya mengusap pipi gembil Mikhaila. "Kenapa setiap Khaila ingin bertemu bunda, Nenek selalu bilang nanti pas ulang tahun. Ayah bilang nanti pas

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Siapa yang patut dibela

    "Mas Romli?" Pekik Aline lantas bangun saat mendengar suara rintihan dari luar. Diiringi suara bugeman dan sumpah serapah seseorang. Ia membenarkan sesaat hijab yang acak-acakan usai menyingkapnya sebab Syahdan, serta mengancingkan atasan dasternya yang sudah Kumal dan robek di beberapa bagian. Melangkah cepat tanpa peduli putranya yang kembali merengek.Kriet!Pintu kayu yang sudah usang dibuka paksa, Aline mendongak untuk melihat apa yang telah menjadi sebab kericuhan."Mas Romli!"Kali ini tak hanya me-me-kik, tapi juga berlari tanpa menggunakan alas kaki. Ia biarkan kaki telanjangnya menerjang tanah kering saat melihat sosok suaminya telah terhuyung sebab kena amukan dua laki-laki yang tak asing lagi."Mas Yusra, Mas Yandi?""Apa yang kalian lakukan?" Aline menarik tangan suaminya untuk bangkit."Kenapa kalian siksa suamiku?""Dia tidak pantas dapat pembelaan, Aline!"

  • SELINGKUH DENGAN TETANGGA   Dua sisi yang berlawanan

    _______"Aku,""Aku hanya tak ingin kau tahu penderitaanku, Kak!" Tutur Maheera serak seraya menatap suaminya nanar. "Aku mengidap penyakit ini sejak berumur lima tahun,""Lantas, kenapa kau sembunyikan ini, Maheera. Justru tindakanmu yang seperti ini membuat aku harus menanggung derita dua kali lipat!""Aku hanya ingin menikmati sisa hidupku untuk mengabdi pada sosok yang bernama suami, Kak. Setelah tidak mungkin pada kedua orang tua sebab mereka telah tiada," Maheera berucap lirih dengan tetap menatap suaminya nanar."Itu alasan selanjutnya kenapa aku ingin dinikahi kakak!" Tuturnya lagi dengan suara yang hampir tidak terdengar.Mendengar kalimat yang cukup menyayat, tak bisa Haris untuk tidak tersedu. Air matanya menitik kembali bersamaan dengan tangan yang merangkul tubuh Maheera. Padanya Haris memang belum ada cinta, sebab tak juga berhasil menggantikan sosok Aline. Hanya iba, serta rasa tanggung jawab yang membuat selama ini ia bersikap teramat lembut dan memperlakukan Maheera s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status