Share

Hati Inggit

Inggit mendengkus ketika mobil yang mereka kendarai akhirnya parkir di halaman rumah minimalis. Albi ke luar, menutup pintu pagar. Tidak menerima tamu siapa pun yang datang, bahkan jika itu Pak Jokowi.

Dengan malas, perempuan itu akhirnya ke luar dari mobil. Menutup pintunya dan bersandar di sana sambil memperhatikan apa yang Albi lakukan sekarang. Meski sudah terkurung seperti ini, setidaknya rasa takutnya tidak sebesar ketika berada bersama Mbah Wono semalam.

“Kamu sangat bersemangat, Al.” Inggit menyilang tangan di dada.

Albi mendekat. Mengunci tubuh wanita itu. Memandangi wajah cantik Inggit. Wanita yang juga dia anggap miliknya.

“Kamu mencintaiku bukan?” tanya Albi. Kelopak matanya berkedip –kedip menunggu jawaban dari Inggit.

Melihat wajah tampan itu begitu dekat dengannya, memancing emosi Inggit untuk mengakui bahwa dia menyukai pria itu. Kalau tidak, mana mungkin dia membiarkan Albi menyentuhnya?

Inggit mengangguk pelan. Pria itu tersenyum simpul, sebelum akhirnya mendaratka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status