Share

Ingin Memperbaiki

“Hanya ini?” tanya Inggit keheranan. Membayangkan hanya memakai sehelai kain menutup tubuh.

“Tutup mulutmu dan pakailah!” Karim mengucap gemas.

Dengan terpaksa Inggit pun berjalan masuk membawa sarung tersebut untuk dikenakan, lalu menemui Mbah Wono, menyerahkan tubuhnya sebagai mahar syir yang mengikat hati Haris sepenuhnya.

Inggit sudah mengenakan pakaian yang diminta sang dukun. Seorang perempuan dengan mengenakan kebaya lalu menuntunnya untuk melakukan sesuatu.

“Jangan membawa benda berharga apa pun,” ucap wanita berkebaya merah sembari melepaskan anting, kalung, cincin dan gelang yang melekat di tubuh Inggit.

Inggit pun hanya pasrah. Tetap melakukannya meski ada kecemasan, kalau –kalau di tengah ritual dia ikut kesurupan dan mati.

“Mbak. Benar Cuma tidur saja kan? Gak sampai dijadikan tumbal?” tanya Inggit memastikan. Setidaknya dia perlu tenang agar berani melangkah lebih jauh lagi.

Asisten tabib mengangguk. Wajahnya pucatnya tak sekali pun tersenyum, hingga membuat Inggit meras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status