Share

Bab 7

Penulis: NARA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-29 09:56:10

Pesan dari nomor yang tidak aku kenal, datang dengan begitu tiba-tiba dan begitu jelas. Ada nama Mas Deri, suamiku, yang disebutkan di dalam pesan itu. Aku tak tahu harus percaya atau tidak, tetapi rasa takut menyelusup begitu dalam, menghantui setiap sudut pikiranku.

Apakah ini mungkin? Apa mungkin Mas Deri, suamiku yang sangat aku percayai, ternyata menyimpan rahasia besar seperti ini? Tidak ada tanda-tanda sebelumnya yang menunjukkan bahwa ada yang salah dalam pernikahan kami. Mas Deri adalah suami yang baik, penyayang, dan bertanggung jawab. Tapi bagaimana mungkin aku baru mendengar kabar ini, bahkan dari orang yang tidak aku kenal.

Aku memungut handphone yang tergeletak di lantai, dengan tangan yang masih gemetar.

Untung saja handphone milikku baik-baik saja, meskipun ada beberapa goresan di beberapa sudut.

Aku membuka pesan tersebut lagi, mencoba mencari petunjuk lebih lanjut. Namun, nomor yang mengirimkan pesan itu masih tidak aku dikenal.

Tidak ada informasi lebih lanjut tentang siapa yang mengirim, hanya kalimat itu yang terus berputar di kepalaku.

Pikiranku mulai berpacu, berusaha mencerna pesan yang baru saja aku terima. Semua kenangan indah tentang Mas Deri mulai berkelebat di depan mataku.

Kami sudah menikah selama lima tahun dan memiliki seorang anak perempuan yang lucu, Lili.

Kami tidak pernah mengalami pertengkaran besar, dan Mas Deri selalu menganggap aku sebagai istrinya dengan penuh perhatian.

Aku tidak pernah merasa ada yang kurang dalam hubungan kami. Tetapi pesan ini... pesan ini datang seperti sebuah tamparan keras yang menuntut jawaban.

Teringat pertemuan tadi siang dengan ibu-ibu yang mempertanyakan keberadaanku. Saat itu, aku hanya menganggapnya sebagai pembicaraan biasa.

Tetapi apakah ada sesuatu yang lebih dalam dari itu? Apakah mereka tahu sesuatu yang aku tidak tahu?

Apakah aku hanya buta terhadap kenyataan yang ada?

Aku merasa didera banyak perasaan, kebingungan, amarah, dan ketakutan.

Pikiranku berputar-putar, dan tiba-tiba aku mendengar suara ibu yang keluar dari kamarnya, menyapaku dengan lembut. Aku terkejut, dan dengan cepat berusaha menyembunyikan kegelisahan yang ada.

"Diana, tadi suara apa?" tanya ibu dari arah kamar.

Aku pun memaksakan senyum di wajahku, berusaha untuk tidak menampakkan kegelisahan yang kini memenuhi dadaku.

"Tadi hape mama jatuh Nek." Lili dari tempatnya menjawab pertanyaan dari ibu.

"Ya Allah, kenapa bisa jatuh. Kamu tidak apa-apa?" tanya Ibu sedikit mengkuatikanku.

"Aku... tidak apa-apa, Bu. Cuma sedikit capek."

"Kalau begitu istirahat."

"Nanti Bu, Lili juga masih main-main," jawabku, mencoba menyembunyikan ketidaktenanganku.

Aku berusaha berpikir jernih. Masih ada banyak yang harus aku pikirkan sebelum aku mengambil keputusan.

Aku mengambil napas panjang dan mencoba menenangkan diriku.

Pesan itu harus aku bicarakan dengan Mas Deri. Sebelum berasumsi lebih jauh, aku harus mendengarnya sendiri darinya.

Jika benar apa yang dikatakan oleh pesan itu, maka ini adalah sebuah pengkhianatan besar yang sulit untuk aku terima.

Tetapi jika itu hanya sebuah fitnah, aku harus mencari tahu siapa yang berani membuat tuduhan seperti itu.

Setelah memastikan ibu sudah masuk kembali ke kamar. Aku mengajak Lili untuk tidur, untung saja putriku tidak menolak.

Dan saat Lili sudah tertidur pulas aku segera menelpon Mas Deri.

Tubuhku masih gemetar, jantungku berdebar-debar. Aku ingin sekali mendengar suaranya, memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Mas Deri mengangkat teleponku, dan aku bisa mendengar suaranya yang biasa tenang dan penuh kasih.

"Mas, ada yang ingin aku tanyakan," kataku, suaraku sedikit serak, berusaha untuk tetap tenang.

'Tanya apa, Diana? Eh iya, kamu sudah sampai?" tanya Mas Deri, menanyakan kebaradaanku.

"Sudah Mas, maaf Aku baru mengabari." Jawabku mencoba tenang.

"Tidak apa-apa, oh ya Lili rewel tidak?' tanya Mas Deri, suaranya terdengar penuh kekhawatiran.

"Alhamdulillah tidak Mas, oh ya Mas, aku mau bertanya. Tapi Mas Jawab yang jujur," pintaku sudah tidak sabar ingin menanyakan tentang pesan yang aku terima.

'Mau tanya apa?'

Aku mengumpulkan keberanian, menelan ludah, dan kemudian dengan suara bergetar aku berkata. "Aku mendapat pesan tadi. Tentang kamu, Mas. Tentang... pernikahanmu dengan perempuan lain. Benarkah itu?"

Suasana di sisi telepon menjadi hening, sangat hening. Aku bisa mendengar napas Mas Deri yang terdengar berat, dan aku menunggu dengan cemas jawabannya.

"Tadi saat aku masih ada disana, ibu-ibu datang menghampiriku dan menanyakan aku istri Mas yang keberapa. Dan ada ibu-ibu yang sedang ngobrol membicarakan Mas, sambil mengatakan istri Deri yang datang cuma Satu." Akhirnya aku mengatakan yang sedari tadi mengganjal di benakku, karena Mas Deri di balik sambungan telepon hanya diam. "Mas jawab, apa ada perempuan lain selain aku?"

Bersambung.........

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 36

    Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke kampung halaman Mas Deri, setelah mendengar kabar duka atas kepergianya, setelah sekali lama aku tidak mendengar kabarnya. Perjalanan menuju kampung halaman Mas Deri kali ini adalah perjalanan yang penuh dengan campuran perasaan. Meski sudah cukup lama aku tidak mendengar kabar darinya, kabar duka atas kepergiannya membuatku merasa harus hadir di sana. Mas Deri bukanlah orang asing bagiku, dia adalah mantan suami, ayah dari Lili, dan seseorang yang pernah aku cintai. Meskipun hubungan kami sudah berakhir, kenangan bersama Mas Deri tetap ada, dan aku merasa bahwa aku perlu memberikan penghormatan terakhir padanya. Aku juga memutuskan untuk membawa Lili, meskipun awalnya dia enggan ikut. Lili masih cukup kecil dan mungkin tidak sepenuhnya mengerti mengapa kami harus pergi ke kampung halaman Mas Deri, tapi aku merasa penting baginya untuk hadir. Apalagi, meskipun hubungan kami tidak lagi bersama, Mas Deri tetaplah ayahnya. Tidak ada ala

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 35

    Hari ini adalah tepat dua tahun yang lalu, aku dan Mas Deri memutuskan untuk berpisah. Sejak saat itu, hidupku berubah drastis, namun aku merasa cukup bahagia dan puas menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal untuk putriku, Lili. Dalam waktu dua tahun ini, aku telah belajar untuk menjadi lebih mandiri dan kuat, meskipun tentunya ada banyak tantangan yang harus kuhadapi. Aku merasa cukup bangga melihat putriku tumbuh menjadi seorang anak yang ceria, cerdas, dan penuh semangat.Hari ini juga menjadi hari yang penuh makna, karena Lili akhirnya memulai perjalanan barunya di sekolah dasar. Ini adalah langkah besar dalam hidupnya. Aku tahu betapa pentingnya momen ini, dan meskipun perasaan campur aduk melanda hatiku, aku merasa sangat bersemangat untuk mengantarnya ke sekolah untuk pertama kalinya. Sebagai orang tua tunggal, aku merasa bahwa aku tidak boleh melewatkan momen-momen penting dalam kehidupan Lili. Sebelum kami berangkat, aku memastikan untuk memberikan dukungan penuh a

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 34

    Aku tidak menjawab pertanyaan dari Rehan, karena aku sendiri juga terkejut melihat mas Deri. Mas Deri, yang memiliki segalanya, kini aku melihat dia menjadi pemulung.Begitu malang nasibnya. Meskipun aku berusaha keras untuk melupakan segala kenangan bersama Mas Deri, kenyataan yang ada di depanku ini membuat semuanya kembali mengingatkan aku pada masa-masa masih bersama Mas Deri.Jujur setelah Lili ikut bersamaku, kehidupan kami berdua jauh lebih tenang. Namun, di sisi lain, hubungan dengan Mas Deri semakin renggang. Meskipun beberapa kali dia datang ke rumah Rina untuk menemuiku, aku tidak sekali pun memberinya kesempatan untuk berbicara denganku. Aku benar-benar menghindarinya. Begitu juga dengan telepon dan pesan yang seringkali dia kirim, aku memilih untuk tidak membalas. Aku merasa bahwa hubungan kami sudah berakhir, dan aku tak ingin kembali ke masa lalu yang penuh dengan kepedihan itu.Tapi sekarang, melihat Mas Deri yang sudah jauh berubah, aku merasa prihatin.Melihatnya m

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 33

    "Rin, kamu diam saja bisa tidak." ucap Rehan pada sang adik yang hampir saja memberi tahu Diana, tentang pekerjaan aslinya.Tentu saja Rehan berbicara, saat Diana dan juga Lili sedang mencoba permainan lain di wahana permainan yang mereka kunjungi."Mas, ngapain sih di tutup tutupi dari Mbak Diana, cepat atau lambat pasti Mbak Diana tahu kalau Mas ini sebenarnya bukan tukang bangunan, tapi pengusaha properti yang sukses." ucap Rina, dirinya benar-benar heran kenapa sang kakak, yang tidak ingin memberi tahu Diana jika dia adalah seorang pengusaha properti.Namun, Rehan tidak ingin menjawab pertanyaan dari sang adik."Eh malah diam." ujar Rina. "Dan kapan, Mas Rehan mau bilang sama Mbak Diana. Kalau Mas Rehan masih suka sama dia."Rehan menatap pada Rina, setelah mendengar apa yang dikatakannya."Mas jangan bohong, aku tahu Mas tuh masih suka sama Mbak Diana. Dan sekarang saatnya Mas mengungkapkan perasaan Mas pada Mbak Diana, sebelum ada orang lain yang mendekati Mbak Diana." saran Rin

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 32

    "Diana, aku butuh kamu dalam hidupku, Diana," ucap Mas Deri, masih bersujud di depanku. Suaranya penuh dengan kesedihan dan harapan yang begitu mendalam. Aku tidak tahu harus berkata apa, dan lebih memilih untuk diam, seakan membiarkan waktu yang berbicara. Sungguh, aku sudah lelah dengan segala kenangan tentang Mas Deri. Kenangan yang dulu begitu indah, dan berakhir dengan kesedihan.Aku memilih untuk beranjak dari dudukku, meninggalkan Mas Deri yang masih bersujud dengan penuh penyesalan. Saat aku berbalik, pandanganku langsung bertemu dengan Rehan, yang sejak tadi berdiri dengan ekspresi tegas di wajahnya. Rehan sepertinya bisa merasakan kegelisahanku, dan dia tahu betul bahwa kehadiran Mas Deri di sini bukanlah sesuatu yang kuinginkan.Rehan kemudian mendekati Mas Deri, memberikan perintah tegas yang langsung menghentikan suasana canggung itu. "Jangan seperti ini, Der. Mending kamu keluar dari rumah ini," kata Rehan dengan nada yang jelas.Aku merasa sedikit lega, karena Rehan s

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 31

    Rehan yang sedang bermain dengan Lili, kini menatap padaku setelah Rina mengatakan bahwa Mas Deri datang. Kata-kata itu seperti membawa aura tegang dalam suasana yang seharusnya ringan. Tak lama, Rehan bertanya dengan penuh perhatian padaku. "Kamu mau menemuinya?" Sebuah pertanyaan yang sungguh menggugah, namun aku bisa merasakan bahwa Rehan tahu persis apa yang aku rasakan. Dia tahu betapa sakitnya aku karena Mas Deri, tahu betapa dalamnya kecewa yang aku rasakan setelah apa yang terjadi dalam hidupku.Aku menggelengkan kepala menjawab pertanyaan itu dengan tegas. "Aku tidak ingin menemuinya, Re." Aku mencoba terdengar yakin, meskipun sebenarnya di dalam hatiku ada banyak perasaan yang bercampur aduk. Mas Deri adalah bagian dari masa lalu yang sulit untuk dihapus begitu saja, meskipun aku terus berusaha untuk melupakan segalanya.Sungguh, aku benar-benar tidak ingin bertemu dengan Mas Deri lagi. Setelah pengkhianatan yang aku alami, hatiku merasa begitu hancur. Banyak kenangan ind

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 30

    Setelah kepergian pihak bank yang datang memberikan surat pemberitahuan mengenai penyitaan rumah, suasana rumah Deri dan Desi terasa sangat mencekam. Desi, yang selama ini hidup enak dengan Deri kini benar-benar terpukul. Rumah yang selama ini menjadi tempatnya berteduh bersama suaminya, kini terancam akan hilang. Ketika Desi mendekati Deri yang tampak sedang tenggelam dalam pikirannya, suasana tegang semakin terasa."Mas! Ini apa hah?!" Desi berteriak dengan nada yang penuh amarah, sambil melemparkan surat pemberitahuan dari bank ke arah Deri. Semua perasaan frustrasi dan kekesalan yang ia rasakan meledak begitu saja.Deri yang tadinya sedang memijit keningnya, mencoba untuk menenangkan diri setelah membaca surat tersebut. Namun, ia merasa sangat tertekan. Ketegangan antara mereka semakin memuncak. "Bisa tidak jangan teriak!" ujar Deri dengan nada kesal sambil menatap Desi yang masih berdiri dengan wajah penuh kekesalan. Deri mencoba untuk tetap tenang, meski hatinya bergejolak.N

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 29

    Aku benar-benar kecewa dengan Mas Deri, setelah mendengar kabar bahwa Lili, putriku yang baru berusia lima tahun, kabur dari rumah Mas Deri. Dan aku yakin, Desi lah yang menjadi salah satu alasan Lili merasa tidak nyaman dan akhirnya memutuskan untuk melarikan diri, setelah aku melihat perlakuan kasar Desi kemarin pada putriku. Itu yang membuat hatiku semakin sakit dan kecewa.Saat mendengar kabar itu, aku merasa dunia ini seolah runtuh. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Lili, seorang anak kecil yang terpaksa berada di tengah situasi yang sangat membingungkan dan penuh tekanan. Aku tak ingin berdebat dengan Mas Deri, karena rasanya pertengkaran hanya akan memperburuk keadaan, jadi aku memilih untuk mencari Lili sendiri. Rehan yang selalu mendukungku dalam setiap situasi sulit, memutuskan untuk menemaniku dalam mencari Lili. Aku merasa sedikit lebih tenang karena ada Rehan di sampingku, meskipun hatiku masih penuh kecemasan.Kami berdua berkeliling di kompleks

  • SETELAH PENGKHIANATAN (TERNYATA AKU DIMADU)   Bab 28

    Aku terus memikirkan Lili, putriku, hingga aku tidak sama sekali nafsu untuk makan.Pikiranku dipenuhi oleh bayangan Lili yang lemah dan kurus. Setiap kali aku menutup mata, gambaran wajahnya yang pucat dan matanya yang sendu terus menghantui. Waktu rasanya begitu lambat berlalu, dan aku hanya ingin esok datang secepatnya, agar aku bisa pergi ke rumah Mas Deri untuk bertemu Lili. Aku ingin memeluknya, memberinya kasih sayang yang selama ini tak bisa aku berikan, dan membuatnya tahu betapa aku sangat merindukannya.Saat aku masih tenggelam dalam pikiran-pikiranku, pintu kamar yang sebelumnya tertutup, kini terbuka perlahan. Tanpa menoleh, aku sudah bisa menebak siapa yang masuk. Rina yang sudah beberapa kali membujuk aku untuk makan malam, tetapi aku tak ada selera. Namun, kali ini suara yang terdengar berbeda. Itu suara Rehan, bukan Rina."Ini aku, Diana," kata Rehan, dengan suara lembut, meski aku bisa merasakan ada kekhawatiran yang samar dalam suaranya.Aku langsung menoleh dan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status