Share

bab 24

Dalam perjalanan pulang, aku memergoki Pak Abi beberapa kali menatapku dari kaca mobil.

Lagi, aku teringat dengan perkataan eyang, apa yang salah dengannya? Baiklah, kali ini aku akan coba bicara langsung untuk mengetahui apa sebenarnya yang ada dalam pikiran pria itu.

Ehm!

Ehm!

Kami berdeham bersamaan.

"Saya—"

"Saya—"

Lagi, dia juga mencoba bicara saat aku membuka mulut, sesaat keheningan menyelimuti.

"Kamu duluan!"

"Bapak duluan!"

Nah, kan! Lagi. Kali ini kami malah sama-sama diam.

"Bapak mau bicara apa?" tanyaku setelah beberapa saat.

"Saya ... saya cuma mau minta maaf, atas kelancangan dan sikap keterlaluan saya tadi, maafkan saya, Hanin," Aku melihat raut wajahnya dari kaca mobil, netranya bergerak gelisah, benar kata eyang, dia terlihat menyesal.

"Sudah saya maafkan, tapi saya harap tidak terjadi lagi untuk ke depannya,"

"Saya akan mengingat itu," dia menyahut cepat, bersamaan dengan kelegaan yang terpancar di wajahnya.

"Apa kau ... masih mau menghadiri pesta itu? Saya tidak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status