LOGINAmmar mengucapkan talak untuk ke tiga kalinya setelah dua kali rujuk. Hanin tak dapat menahan sebak di dada saat mengetahui penyebabnya. Hanindiya bangkit kembali menggali kebolehannya, ia diterima kerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan yang ternyata bosnya adalah seseorang terlibat insiden dengannya sebelum kerja. Aksi balas dendam si bos padanya terus berlanjut, dari menemani makan siang hingga pura-pura jadi calon istri. Disisi lain, Ammar dan istri barunya, terus membayangi. Ikuti kelanjutan kisahanya, akakah Abimana seorang CEO Wira Bangsa Group terpikat dengan Hanindiya si janda kembang?
View MoreBeberapa minggu kemudian…Hari itu, langit cerah dan angin berembus pelan di halaman belakang rumah keluarga Permana. Sebuah acara kecil diadakan dengan tenda putih sederhana dan beberapa kursi berderet rapi. Hanin duduk di salah satu kursi tersebut, mengenakan gaun pastel sederhana dengan senyum hangat di wajahnya yang cerah, secerah suasana hatinya. Di pangkuannya, putri kecil mereka, Daisyhara, mengenakan bando bunga dan memeluk boneka beruang.Sementara Abizar duduk di sebelah Hanin, tangannya tak lepas merangkul bahu sang istri mesra. Ia tampak jauh berbeda dari sebelumnya, tatapan matanya terlihat penuh minat bahagia.Di depan sana, eyang dengan mikrofon di tangannya sedang memberi sambutan singkat untuk para tamu mereka.“Saya ucapkan terima kasih untuk semua yang sudah hadir hari ini, acara yang saya persiapkan, untuk menyambut cucu menantu saya, Hanindiya.” tuturnya seraya tersenyum sambil memandang pada Hanin.Tepuk tangan kecil mengiringi ucapan sang eyang. Beberapa kerab
Abizar masih terduduk, memeluk tubuh Hanin yang kini terkulai lemas dalam rengkuhannya. Wajahnya penuh ketakutan dan rasa bersalah, ia menekan luka tembak di punggung istrinya dengan tangannya yang berlumuran darah. Nafasnya tercekat, setiap detik terasa seperti seumur hidup.“Bertahan, Sayang… tolong bertahanlah kumohon .…” bisiknya sambil menatap wajah Hanin yang semakin pucat. Ia tidak peduli pada kebisingan di luar sana, tidak peduli pada polisi yang kini memasuki ruangan dengan langkah cepat.Beberapa polisi segera menghampiri, satu di antaranya berjongkok memeriksa kondisi Hanin. “Korban masih bernapas! Segera panggil ambulans!”Seorang petugas medis yang datang bersamaan segera mengambil alih. Mereka membawa tandu darurat, lalu dengan cepat dan hati-hati Abizar mengangkat tubuh Hanin.Pria itu turut masuk kedalam ambulans yang kemudian meluncur cepat ke rumah sakit.Sementara itu, Kiara sudah diamankan, diborgol dalam kondisi pingsan dengan luka tembak di betisnya. Polisi Lant
Abimana tersadar dan mendapati dirinya sedang berada di dalam sebuah ruangan yang cukup temaram, aroma debu merasuk indra penciuman.Pria itu menoleh ke sekitar, kedua tangan dan tubuhnya sudah dalam kondisi terikat di sebuah kursi, rasa sakit berdenyut di belakang kepalanya. Napasnya memburu, pikirannya langsung tertuju pada Hanin.“Hanin… kau di mana?” gumamnya dengan suara serak.Pintu kayu di ruangan itu tiba-tiba berderit, terbuka perlahan. Abimana menajamkan pandangan, meski cahaya remang sulit membuatnya mengenali siapa yang masuk. Namun suara langkah sepatu hak tinggi yang familiar membuat dadanya berdesir penuh amarah.Kiara muncul dari balik pintu dengan senyum miring di wajahnya.“Akhirnya kamu bangun juga, Abizar,” ucapnya dengan nada meremehkan. “Aku sudah menduga kau tidak akan bisa tidur lebih lama setelah memori terakhirmu tentang istrimu itu.”“Dasar gila! Apa semua ini ulahmu?! Katakan di mana Hanin?!” Abimana berusaha memberontak meski tubuhnya terikat kuat. Wajahny
POV Abimana *Aku tidak bisa menahan emosiku melihat Hanin yang muncul tiba-tiba dan menyerang Kiara. Rapat yang kami adakan seketika kacau, amarahku meluap, yang semakin membuatku naik pitam adalah, saat ia mengutarakan alasannya bahwa itu semua hanya karena cemburu buta.Nafasku masih memburu, menyugar rambut frustasi, kubiarkan istriku itu pergi begitu saja, dan sama sekali tidak berniat menyusulnya, aku butuh ketenangan di sini setidaknya untuk beberapa waktu.Namun sisi lain hatiku tetap terserlah rasa khawatir, jarak antara Kota Bandung dan Jakarta sangat jauh, dia datang ke sini seorang diri, apa mungkin Hanin pulang malam ini?Keresahan mulai merasuk, aku memandangi ponsel yang ditinggalkan istriku, bagaimana aku akan menghubunginya untuk memastikan dia tinggal atau pulang malam ini?Aaarrrgggh! Semua menjadi rumit karena emosiku yang tidak terbendung tadi. Kata-kata Hanin yang terakhir kembali terngiang, alisku mengerut dalam, apa yang tersimpan di dalam ponselnya.Dengan c
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
reviewsMore