Share

Bab 42

“Ck, kamu sudah berani melawanku, Mila!” geram Adnan, matanya terus menatap Mila.

“Ka-kamu mau apa, Mas?” tanya Mila terbata-bata. Ia sangat takut melihat Adnan marah, karena baru kali pertama hal itu terjadi.

“Kamu sudah berani minta cerai? Bisa apa kamu tanpa aku? Masih beruntung aku mau menikahimu dulu.”

Mila meringis saat Adnan semakin menekan tangannya.

“Aku hanya lelah, Mas. Salahku di mana?” tanya Mila lirih, ia sudah mulai tidak bertenaga lagi untuk melawan.

“Lelah? Bilang! Jangan memaksa ibu melakukan apa yang tidak mampu beliau lakukan! Kamu gila atau goblok sih? Masak gitu aja gak paham?”

“Lalu, kalau aku bilang, apa kamu akan menuruti semua?” tantang Mila.

“Tentu tidak, lihat dulu apa permintaanmu.”

“Cih, itu aku yang gak suka, kamu hanya mendahulukan ibu dan anak-anak. Kapan mau mendengar keinginanku?” tangis Mila mulai luruh. Ia tidak tahan untuk tidak menangis, beban yang ia tanggung rasanya sangat berat.

“Kapan kamu minta sesuatu padaku?” tanya Adnan ketus.

“Seharusnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status