Share

SKANDAL DUA MENANTU
SKANDAL DUA MENANTU
Author: Anna Sahara

Dijebak

Author: Anna Sahara
last update Last Updated: 2025-11-09 09:27:41

Yunani.

Di sebuah kamar hotel.

Seorang pemuda sederhana bernama Erlang Januar terkejut panik tatkala mendapati dirinya berada di atas sebuah ranjang. Kondisinya polos tanpa sehelai benang pun.

"Wanita itu ...." Erlang mengatupkan rahangnya ketika mengingat siapa pelakunya. "Ini pasti ulahnya."

Benar saja, Arsyila, si wanita ular nan seksi yang berulang kali melakukan pemesanan makanan secara online muncul dengan sebuah rekaman video di tangannya.

Erlang ingat atasannya meminta tolong untuk secara khusus mengantarkan pesanan pada wanita bernama Arsyila Bagaskara, dan tak lama kemudian dia merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya.

"Kau ... apa maksudmu melakukan ini?" Emosi Erlang bercampur dengan sebuah penyesalan. Dia tahu Arsyila sudah lama mengincarnya, namun dengan bodohnya dia masih saja menuruti permintaan wanita hyper itu.

"Kamu tahu kan bahwa hotel ini adalah milik keluargaku," Arsyila memberitahu dengan bangganya. "Juga perusahaan tempat kamu bekerja, bertahan hingga saat ini atas kemurahan hati keluargaku, tidak ada yang bisa menolak keinginanku, menikah denganku atau video asusila kita ini tersebar di dunia maya!"

"Sial ...!" Erlang terjebak oleh permainan wanita kaya raya itu.

Di waktu yang sama, di kota Begum.

"Ibu Zoya Maharani ...."

"Iya."

Zoya langsung berdiri ketika seorang perawat memanggil namanya. Hari ini wanita berusia 23 tahun itu sedang berada di rumah sakit, tepatnya di depan ruangan dokter obgyn.

Ini adalah kunjungan yang ke sekian kalinya, dan sebelum diperiksa, Zoya sudah tahu hasilnya. Bagaimana mungkin dia bisa hamil jika suaminya sendiri tidak lagi menyentuhnya setelah malam pertama mereka?

Suzy, sang ibu mertua selalu mendesak agar Zoya segera hamil, dan mulai meragukan kesuburan menantunya setelah 1 tahun pernikahan.

15 menit berlalu, Zoya keluar dengan perasaan tak menentu. Dia menatap wajah Suzy yang sedang meminta kepastian.

"Bagaimana hasilnya? Siapa sebenarnya yang mandul?" Tanpa menghiraukan perasaan Zoya, Suzy bertanya dengan nada keras di hadapan para pasien lainnya.

"Sudah selesai, Mom, ayo pulang!" Zoya langsung berjalan meninggalkan ibu mertuanya.

"Menantu kurang ajar, sudah bosan hidup ya!" Mulut Suzy ngedumel saat meninggalkan rumah sakit.

Ini bukan pertama kalinya Zoya dipermalukan seperti ini. Dia sebenarnya muak menjadi istri dan menantu yang penurut tapi dia tidak memiliki daya, juga motivasi untuk melakukan perlawanan.

Tidak ada lagi yang berdiri di sisinya, Zoya hanya bisa pasrah ketika diperlakukan tidak adil oleh keluarganya.

Mansion keluarga Bagaskara.

Tidak menunggu lama, Suzy langsung melaporkan kejadian di rumah sakit pada putra bungsunya.

Tentu saja Arsya langsung naik pitam mendengarnya. Dengan langkah panjang dan terburu-buru, dia berjalan menuju lantai 4, di mana istrinya sedang beristirahat.

Brakkk.

Pintu berwarna coklat tua itu ditendang dengan sangat keras. Arsya yang dipenuhi amarah masuk setelahnya.

Zoya yang sedang menghubungi sahabatnya seketika menoleh ke arah suara. Ketika melihat Arsya membuka ikat pinggangnya, dia refleks memutus panggilannya.

"Apa kamu tahu kesalahanmu?" Sebagai peringatan, Arsya mengibaskan sekali ikat pinggangnya ke arah ranjang.

Memikirkan dirinya akan disabet menggunakan ikat pinggang lagi, Zoya langsung ketakutan. Luka di punggungnya belum sembuh sepenuhnya, dia tidak kuat menerima siksaan yang sama lagi.

Zoya langsung bersimpuh di hadapan Arsya. Dalam sekejap, air matanya sudah bercucuran seperti rembesan air terjun.

"Maafkan aku, Arsya, aku hanya ingin dihargai sebagai istrimu, mommy selalu mempermalukan aku di hadapan umum, jadi aku refleks mengabaikannya, aku tidak sengaja, dan aku akan segera minta maaf pada mommy, tolong jangan pukul aku lagi!"

"Apa kamu masih punya harga diri?" Arsya menyindir dengan bengisnya. "Lihat dirimu, kamu memang pantas untuk dihina. Kamu itu berasal dari keluarga yang hina dan nyaris hidup di jalanan sebelum aku menjadikanmu sebagai istri. Jadi apa salahnya mommy menghinamu di depan umum?"

Pelecehan yang berulang-ulang telah Zoya terima dari keluarga Bagaskara. Jika dia berani melawan atau menyerah, Arsya akan mengikatnya lebih kuat lagi.

***

Keesokan harinya.

Zoya kedatangan tamu. Ibu dan ayahnya datang berkunjung ke kediaman Bagaskara menjelang sore hari.

Zoya menutupi seluruh jejak kesedihan di wajahnya. Dia menyambut kedatangan orang tuanya dengan sukacita.

"Bagaimana keadaanmu, Zoya, apa kamu baik-baik saja dengan pernikahan ini?" Ghofur, sang ayah menghela nafas berat. Meskipun Zoya telah menunjukkan wajah yang ceria, dia masih bisa melihat duka di dalam diri putrinya.

"Aku hanya kurang enak badan, Ayah, aku sempat terjangkit flu, tapi sudah sembuh dari kemarin," kata Zoya sambil menampilkan senyumnya yang manis.

"Lain kali jaga kesehatan!" Amy, sang ibu berseru dengan dongkol. "Gimana bisa hamil kalau sering terkena flu dan penyakit lain? Atau kamu sengaja gak mau punya anak dengan Arsya?" tuduhnya.

Amy melirik sekitarnya. Setelah memastikan tidak ada yang mendengar obrolan mereka, dia berpindah tempat ke sisi putrinya, lalu berbisik, "Apa si Erlang , mantanmu yang miskin itu masih menghubungimu?"

"Ibu, kami tidak pernah berhubungan lagi, dan aku juga tidak tahu di mana dia sekarang," Zoya kesal, membuang muka karena tidak ingin masa lalunya dibahas kembali.

"Bagus, cepatlah hamil kalau begitu!" Amy senang mendengarnya. "Aku dengar jika Arsyila, saudara kembar Arsya akan kembali ke tanah air. Dia tidak kembali sendiri, tapi juga akan membawa calon suaminya. Mereka akan menikah begitu tiba di kota ini."

"Bukankah itu berita yang bagus?" Ghofur menimpali. "Jadi apa hubungannya dengan Zoya?"

"Apa kamu tidak tahu jika besan kita Rasputin Bagaskara akan menghadiahkan perusahannya yang paling besar untuk cucu pertamanya?" Amy memberitahu kabar penting itu agar Zoya bersemangat untuk segera memiliki seorang anak.

"Bayangkan jika cucu kita yang mendapatkan RB Corporation, kita tidak perlu bekerja lagi sampai tujuh turunan," Amy melanjutkan sembari mengkhayal jauh.

Kedatangan Ghofur dan istrinya hari itu adalah sekaligus untuk membahas kostum yang akan mereka gunakan pada acara anniversary pernikahan Zoya dan Arsya.

Anniversary masih harus dirayakan, padahal makna dari pernikahan itu sendiri tidak pernah terlihat dalam rumah tangga Zoya dan Arsya. Keduanya lebih sering berasingan dan Zoya hidup dalam bayang-bayang penyiksaan keluarga suaminya.

*

7 januari dijadwalkan sebagai hari pernikahan Arsyila dan Erlang. Mereka akan tiba di tanah air pada hari yang sama, tepat dengan acara anniversary Zoya dan Arsya.

"Kenapa mereka harus menikah di tanggal dan bulan yang sama dengan pernikahanku?" Arsya protes pada ibunya. Bukan hanya masalah waktu, dia juga emosi setelah mengetahui saudara perempuannya telah melimpahkan segala urusan pernikahan pada ibu mereka.

"Mungkin karena kalian adalah saudara kembar, jadi Syila dan calon suaminya ingin menyamakan semuanya," Suzy tidak terbebani sama sekali. Dia justru senang Arsyila akhirnya mmutuskan untuk menikah.

"Dan mereka baru tiba di kota ini tepat pada hari pernikahan, apa itu tidak terdengar konyol?" Arsya masih sulit untuk menerima keputusan saudari kembarnya. Kesal, dia pun memerintah Zoya seperti pelayan, "Hei ... ambilkan aku air minum, aku haus!"

Zoya segera beranjak dari tempat duduknya. Sejak tadi dia sudah risih berkumpul dengan Arsya dan ibunya. Keberadaan Zoya tidak dianggap, tapi Arsya masih memintanya untuk tetap bergabung.

"Arsya, setelah Syila dan suaminya tinggal di rumah ini, jangan perlakukan Zoya seperti tadi!" Suzy berkata setelah kepergian menantunya. "Kamu boleh menyiksanya kapanpun kamu mau, tapi jangan di depan umum, nanti kamu bisa dicap sebagai suami yang buruk, imagemu bisa rusak, kamu paham maksud mommy!"

"Ya, hanya Mommy yang boleh mempermalukan dia di depan umum," Arsya menyindirnya sebagai jawaban.

Di belahan bumi yang lain.

Arsyila juga protes pada calon suaminya tentang hari pernikahan mereka yang harus disamakan dengan tanggal pernikahan sang adik.

"Kenapa harus tanggal ini, Lang? Kan masih banyak hari-hari yang bagus selain 7 januari?"

"Kamu ingin menikah denganku, kan? Jadi sebagai kepala keluarga, aku yang membuat keputusan, kamu harus turuti keinginanku!" Erlang berkata dengan tegas, lalu meninggalkan Arsyila seorang diri.

Erlang sengaja memilih 7 januari karena hari itu adalah hari patah hati baginya. Dia telah kehilangan cinta sejatinya pada tanggal 7 januari saat kekasih yang sangat dicintainya memutuskan untuk menikahi pria lain.

Pada masa yang lain, Arsyila juga menjebak Erlang dan memintanya untuk segera bertanggung jawab. Erlang menganggap pernikahan ini sebagai sebuah kesialan, jadi dia menetapkan tanggal pernikahannya pada tanggal 7 januari.

Tanggal 7 januari pun tiba.

Sekitar pukul 6 pagi, sebuah helikopter mendarat di halaman luas kediaman Bagaskara.

Semua ahli keluarga sudah bangun dan berbondong-bondong untuk menyambut kepulangan Arsyila dan Erlang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SKANDAL DUA MENANTU   Obat Kontrasepsi

    Bathtub telah diisi dengan sabun aromatherapy. Di dalamnya, Erlang dan Zoya berpelukan sembari berciuman. Alih-alih membersihkan diri, keduanya justru sibuk mengulangi percintaan tadi malam.Saking bersemangatnya memadu kasih, busa sabun sampai melimpah ruah, berceceran ke lantai.Erlang mempraktekkan gaya doggy style. Dia masih saja mahir dan berhasil memuaskan Zoya dengan gaya tersebut."Lang, apa Syila gak akan mencarimu?" Zoya yang sudah kelelahan berbalik menatap wajah merah Erlang. "Aku takut dia mencarimu di seluruh tempat."Bukannya menjawab, Erlang malah menyatukan bibir mereka. Lidahnya mulai bermain di dalam mulut Zoya. "Satu kali lagi, Sayang, aku akan selesai," pinta Erlang dengan napas yang memburu.Pukul 6 pagi, Zoya baru kembali ke dalam kamarnya. Wajahnya kambali resah tatkala berhadapan dengan Arsya. Saat itu, Arsya telah berpakaian rapi dan sedang mematut dirinya di hadapan cermin. Dari pantulan kaca, dia melihat istrinya memasuki kamar."Kamu mandi atau sedang ri

  • SKANDAL DUA MENANTU   Mandi Bersama

    Erlang segera meloloskan kaos ketat yang melindungi tubuh athletisnya.Suasana kamar ber AC itu tiba-tiba berubah menjadi panas. Tatapan Erlang dan Zoya dipenuhi dengan hasrat yang kian menggelora."Aku menginginkanmu, Sayang!" Erlang berbisik, meminta persetujuan.Zoya dengan pasrah menganggukkan kepala. "Aku milikmu, Erlang, masih milikmu seperti dulu."Ciuman Erlang langsung jatuh di bibir Zoya dan tangannya mulai berkelana pada bagian tubuh yang lain. Sembari meremas dada Zoya, Erlang memperdalam pagutannya.Dalam sekejap, keduanya sudah saling melepaskan pakaian dan berbaring di atas ranjang berukuran king size itu.Zoya menikmati setiap sentuhan Erlang, tidak sekalipun menolak walaupun dia sadar bahwa ranjang tempat mereka bercinta adalah milik suaminya. Dia membiarkan Erlang menikmati tubuhnya hingga dia mencapai klimaks yang pertama.Erlang melebarkan kaki Zoya dan bersiap untuk memasukinya. "Aku mencintaimu

  • SKANDAL DUA MENANTU   Menolak Istri Demi Selingkuhan

    Erlang sedang mengisi daya ponselnya. Benda itu diletakkan di atas nakas. Tatkala melihat layar ponselnya menyala, dia berpikir jika itu adalah chat dari seseorang.Arsyila masih belum tidur. Wanita itu memeluk Erlang dengan erat. Mau tak mau Erlang pun harus menunggu dengan sabar.Di sebuah klub malam, Arsya dalam suasana hati yang buruk. Seorang teman bernama Aryo menghampiri."Hei, Bro, kamu di sini juga?" Aryo menepuk pundak Arsya. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini, baru kemarin kamu bilang sedang berada di luar kota, tapi sekarang sudah duduk di klub yang sama."Arsya menyesap minuman dalam gelasnya. "Aku hanya ingin melepas penat saja, banyak masalah dalam pekerjaan akhir-akhir ini, jadi butuh hiburan di malam hari.""Apa yang di rumah saja tidak cukup?" Aryo mengedipkan sebelah matanya. "Kapan kamu akan melepaskan Zoya? Kamu tahu, aku orang pertama yang akan menampungnya jika kamu sudah bosan."Ar

  • SKANDAL DUA MENANTU   Musuh Yang Nyata

    Arsya mengguyur tubuh Zoya dengan air dingin sambil membentak. "Jadi kamu ingin bekerja sekarang? Diam-diam kamu ingin melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku!"Dalam ketidakberdayaannya, Zoya menggelengkan kepala. "Tidak, itu tidak benar, aku tidak ingin bekerja, Arsya, aku hanya ingin membuat kue untuk Arsyila dan suaminya. Semenjak mereka datang, aku belum pernah menemui mereka berdua secara langsung, jadi aku ingin menyajikan kue buatanku sendiri untuk mereka.""Oh ya?" Arsya menyeringai. "Apa menurutmu aku akan percaya?"Arsya segera berdiri dan membuka ikat pinggangnya. Siksaan yang sama baru saja akan dimulai, namun seketika terhenti tatkala ponselnya berdering nyaring.Itu adalah panggilan dari Rasputin. Arsya harus segera menjawabnya. "Kamu bernasib baik kali ini," desisnya pada Zoya.Karena kemejanya terkena percikan air, Arsya mengganti pakaiannya dengan baju casual. Setelah itu, dia melangkah terburu-buru meninggalkan kam

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Perlindungan

    "Kamu marah saat aku mencium Syila?" Setelah ciuman itu terlepas, Erlang bertanya kesal. "Apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaanku saat membayangkan kamu setiap hari disentuh oleh pria lain?"Zoya terdiam. Menelan kepahitan itu sendiri. Faktanya Arsya tidak menyentuh Zoya seperti yang dibayangkan Erlang.Satu tahun yang Zoya lalui sebagai seorang istri hanya berkisah tentang siksaan, hinaan dan intimidasi dari Arsya. Arsya memperlakukan Zoya seperti istri hanya saat malam pertama mereka. Ketika menyadari Zoya sudah tidak perawan, Arsya yang sudah mengeluarkan banyak uang merasa dirugikan. Dia marah besar dan mengancam bahwa selama pernikahan hanya akan memberikan kehidupan yang buruk pada Zoya.Arsya adalah seorang pendendam. Saat mengatakannya, dia membuktikannya sendiri dengan membuat hidup Zoya seperti di neraka.Sebaliknya, Erlang memiliki perasaan yang tulus pada Zoya. Dia yang pernah dikecewakan justru memilih untuk tidak

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Jawaban Jujur

    "Erlang, apa yang kamu lakukan?" Zoya berusaha menahan, tapi mengingat posisi mereka yang mengarah langsung ke kamera ponselnya, dia buru-buru menarik Erlang ke arah ranjang.Di sana, Mikhayla tidak bisa melihat Zoya dan Erlang lagi.[Zoya, siapa pria itu, apa kamu baik-baik saja?] Mikhayla berteriak dan tidak berniat untuk menutup panggilan. Dia tidak sempat melihat dengan jelas wajah pria itu. Kini khawatir dan penasaran menjadi satu. Dia pun menajamkan indra pendengarannya mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.Alih-alih mendapat kejelasan, panggilan itu justru terputus. Erlang yang melakukannya. Setelah menyimpan ponsel itu ke dalam laci meja rias, dia kembali pada Zoya yang tetap setia berdiri di sisi ranjang."Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu ini?" Erlang butuh jawaban pasti. "Beritahu dengan jujur, aku tidak ingin mendengar kebohongan dari mulutmu."Zoya sangat takut dengan keberadaan mereka sekarang. Jika Ars

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status