Home / Romansa / SKANDAL DUA MENANTU / Pertemuan Tak Terduga

Share

Pertemuan Tak Terduga

Author: Anna Sahara
last update Last Updated: 2025-11-09 09:28:46

Erlang menatap kagum bangunan klasik yang berdiri di atas tanah seluas ratusan meter itu. Ini hanya salah satu bagian kecil dari harta kekayaan keluarga Bagaskara.

Bagi Erlang, ini bukan hanya rumah, tapi juga istana yang begitu megah. Seandainya dia memiliki sedikit kekayaan itu, orang tua Zoya tidak akan memandangnya dengan sebelah mata.

Pada berbagai sudut mansion, dihiasi dengan dekorasi yang menekankan kemewahan, keindahan dan keperkasaan. Pernikahan sekaligus acara anniversary ini akan digelar secara mewah meski tidak ada campur tangan dari Arsyila dan Erlang.

'Pantas saja keluarga ini disegani, harta yang mereka miliki sudah melimpah ruah, bahkan hingga mancanegara,' Erlang bergumam dalam hati. Setelah ini, dia bisa belajar pada keluarga Bagaskara, dan ini menjadi batu loncatan baginya untuk menjadi orang sukses.

Erlang hanya pemuda biasa sebelum bertemu dengan Arsyila. Saat menjadi koki di sebuah restoran siap saji, dia biasa diremehkan oleh para seniornya. Namun dari penghinaan itu juga muncul tekad yang kuat untuk menjadi orang yang sukses.

Dalam satu kesempatan, Arsyila si petualang ranjang tidak sengaja bertemu dengan Erlang saat pria itu menyajikan sebuah hidangan mewah untuknya dan para klien.

Setelah beberapa kali pertemuan, Arsyila yang sudah kepincut sejak awal semakin tergila-gila pada Erlang. Ketika cintanya ditolak, dia tidak menyerah. Dengan kekuasaan, taktik, dan kekuatan uang yang dimilikinya, dia berhasil menjebak Erlang hingga jatuh ke dalam pelukannya.

Arsyila segera menggamit lengan Erlang dan membawanya menuju mansion. "Tenang saja, orang tuaku tidak sekejam yang kamu bayangkan, asal kamu tidak mengkhianati aku, daddy, mommy, dan keluargaku yang lain akan menyayangimu seperti mereka mencintai aku."

Erlang ingin tertawa mendengar peringatan Arsyila. Di antara mereka berdua, Arsyila adalah orang yang hobi bergonta-ganti pasangan. Sebelum bersama dengan Erlang, sudah tidak terhitung pria yang tidur dengan Arsyila.

Sesampainya di pintu utama, sepasang calon pengantin itu disambut oleh Suzy dan Rasputin.

Ketika tatapan Erlang bertemu dengan mata tegas Rasputin, dia tidak langsung membungkuk atau merendahkan diri. Sebaliknya, Erlang membalas tatapan itu dengan gayanya sendiri.

Erlang terlihat cakap dan berani. "Selamat pagi, Tuan Rasputin, senang bertemu dengan Anda!" ucapnya sembari mengulurkan tangan.

'Pemuda yang berani, jarang sekali ada pria seperti ini,' pikir Rasputin, karena biasanya anak muda yang mendatanginya akan langsung menjilat dan mencari muka.

Kepada orang tuanya, Arsyila telah menceritakan sosok Erlang sebagai pria yang pekerja keras. Kebetulan, Rasputin yang sudah kaya raya tidak pernah memandang seseorang dari latar belakang saja, dia lebih suka menilai karakter seseorang.

Setelah berpikir sejenak, Rasputin pun menjabat tangan Erlang. "Panggil aku daddy, bukankah sebentar lagi kamu akan menikahi putriku?"

Rasputin melihat sosok Erlang seperti dirinya saat masih muda. Semangat pemuda itu dimilikinya ketika pertama kali membangun kerajaan bisnis.

Bahagia mendengarnya, Arsyila segera menjatuhkan tubuhnya pada pelukan sang ayah. "Daddy, aku sangat merindukanmu," ucapnya dengan manja.

"Setelah pernikahan, tinggallah di rumah ini!" Rasputin berpesan karena dia juga sangat merindukan putrinya.

"Ya, kalian harus tinggal di rumah ini!" Suzy membenarkan dan dia sudah tidak sabar ingin segera memiliki cucu.

Erlang menatap intens kehangatan antara anak, ibu, dan ayah itu. Dia bergumam pelan, 'Pantas saja tingkah Syila masih seperti anak kecil, orang tuanya sangat memanjakannya.'

Selain Rasputin, ada banyak anggota keluarga lain dan pelayan yang menyambut sepasang calon pengantin itu. Mereka semua memberikan hormat dan langsung menyapa dengan sopan.

"Bawa mereka ke kamar yang sudah disiapkan!" Suzy memerintah kepala pelayan. "Penata rias sudah menunggu sejak pukul dua dini hari."

Di dalam kamarnya, Zoya dan Arsya juga tengah bersiap-siap. Meski hari ini adalah hari bahagia untuk mereka, tapi tidak ada satu pun penata rias atau pelayan yang mendampingi mereka.

Selain berpakaian serba tertutup, seperti biasa, Zoya juga harus menutupi bekas-bekas kekerasan fisik yang didapatkan dari Arsya.

"Kemarilah!" Arsya yang duduk di ranjang menunjuk sepatu mahalnya. "Ikatkan!" suruhnya sembari merapikan stelan jasnya.

Zoya langsung membungkuk. Mulai mengikat tali satu dengan yang lainnya.

Ketika memperhatikan Zoya pagi itu, Arsya mulai jengkel. Ada banyak tamu undangan penting yang akan hadir, juga rekan-rekan yang pastinya berpenampilan elegan. Kenapa penampilan istrinya yang merupakan pemilik acara justru terlihat biasa saja? Bahkan jauh dari kata elegan.

Ini sangat memalukan.

"Seandainya kamu tidak memancing emosiku, aku tidak perlu berlaku kasar padamu, jadi kamu juga bisa menggunakan gaun yang sudah disediakan untukmu," kata Arsya sembari mengepalkan tinjunya. "Pikir sendiri, bagaimana aku akan menghadapi pandangan orang-orang ketika mereka melihat istriku berpakaian norak seperti ini?"

Zoya mencengkram ujung gaunnya. Kapan dia akan diperlakukan seperti istri?

Sakit dan perih rasanya berulang-ulang mendapatkan penghinaan oleh orang yang sama. Tidak ada kebahagiaan lagi dalam hidupnya.

Pakaian yang digunakan Zoya pagi ini adalah gaun yang longgar di segala bagian. Itu adalah pemberian Suzy. Ibu mertuanya mengatakan jika acara mereka tidak terlalu penting, dan acara yang sesungguhnya adalah pernikahan Erlang dan Arsyila.

Ponsel Arsya yang diletakkan di atas nakas berdering. Hanya karena buru-buru ingin menjawab panggilan, dia sampai menginjak punggung tangan Zoya, lalu mendorong tubuh wanita itu hingga terpental.

"Awww ...!" Zoya meringis kesakitan, tapi Arsya tetap tidak peduli.

"Halo ...!"

Zoya hanya bisa mendengar kata halo saja karena Arsya langsung menjauh darinya. Dia mendesah tatkala menyaksikan suaminya tertawa lepas dan sepertinya sedang bercengkrama dengan lawan bicaranya.

"Siapa yang menghubunginya, kenapa dia harus selalu pergi menjauh hanya untuk menerima telepon?" Zoya curiga ada wanita lain dalam pernikahan mereka, tapi dia tidak mungkin berani bertanya ataupun menyelidikinya.

*

Jadwal sumpah janji setia pernikahan akan dilangsungkan pada pukul 9 pagi. Pernikahan akbar itu dihadiri oleh orang-orang penting dari berbagai negara.

Erlang terlihat gagah dengan balutan jas berwarna silver. Pun dengan Arsyila yang menggunakan gaun blink-blink dengan warna senada.

Ketika belum menemukan sosok saudara dan juga iparnya, Arsyila bertanya pada ibunya, "Mom, di mana Arsya dan istrinya, kenapa mereka belum juga turun? Dari tadi aku menunggu mereka."

"Biarkan saja!" Suzy mengabaikan. "Mungkin mereka kecewa dengan acara ini, karena sebelumnya Arsya berharap pesta ini hanya untuk dia dan istrinya, jadi mereka memutuskan untuk tidak menghadiri pernikahan kalian."

Perhatian dan fokus Suzy benar-benar teralihkan semenjak kedatangan Arsyila. Dia tidak begitu peduli lagi dengan perasaan Arsya, apalagi Zoya yang tak kunjung memberikan cucu untuknya.

"Apa tidak ada yang bisa memanggil mereka?" Arsyila memohon pada ayahnya. "Dad, kami tidak bisa melanjutkan pernikahan sebelum Arsya turun."

Erlang setuju dengan Arsyila. Pria berperawakan tinggi tegap itu juga ingin mengenal istri Arsya. Percuma saja mereka melakukan pernikahan jika saudara kandung saja tidak bisa menghadiri acara sakral itu.

"Pembuat masalah itu." Rasputin segera mengutus seseorang untuk mendatangi kamar Arsya.

Sementara itu, Zoya hanya bisa pasrah sambil menahan kesal di dalam kamarnya. Dia masih saja setia menunggu Arsya, di mana suaminya itu sudah melakukan penggilan telepon hingga berjam-jam lamanya.

Pintu balkon ditutup, Zoya tidak bisa mendengar apapun.

Entah siapa dan apa saja yang dibahas dalam percakapan itu, Zoya tidak memiliki keberanian untuk mengingatkan.

Ketukan pintu seketika menyentak lamunan Zoya. Dia segera berjalan ke arah pintu untuk memeriksa.

"Ada apa?" tanya Zoya pada kepala pelayan pria.

"Acara sakral akan segera dimulai, tuan Rasputin memerintahkan saya untuk mengingatkan kalian," jawab kepala pelayan itu.

"Oke, kami akan segera turun."

Setelah menutup pintu, Zoya mau tak mau menghampiri Arsya di balkon. Saat itu, Arsya terlihat seperti orang yang sedang kasmaran.

Siapa sebenarnya yang menghubungi Arsya, kenapa sampai seintim itu dan menghabiskan waktu berjam-jam?

Sadar dengan kehadiran Zoya, Arsya memelototi istrinya itu, tatapannya mengandung arti 'Jangan ganggu aku'.

Zoya memberanikan diri untuk mendorong pintu balkon dan memberitahukannya. "Daddy menyuruh kita untuk segera turun."

"Kalau begitu pergi sendiri sana!" usir Arsya sembari mengibaskan tangannya pada Zoya.

Dengan terpaksa, Zoya menghadiri pernikahan Arsyila seorang diri.

Ketika Zoya memasuki ruang acara, semua pasang mata tertuju padanya.

Tatapan para tamu seperti mencemooh, juga mengandung tanya, 'Kenapa Zoya sendirian? Bukankah acara ini juga milik Arsya dan Zoya, kenapa penampilannya seperti pembantu?'

Dari sekian banyak yang penasaran, ada satu orang pria yang lebih tercengang dengan kemunculan Zoya. Jantungnya bahkan masih bergetar hebat untuk wanita itu.

Erlang adalah orang yang paling kaget dengan kemunculan Zoya. Dia tidak menyangka jika wanita yang pernah mencampakkannya akan menghadiri pernikahannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SKANDAL DUA MENANTU   Obat Kontrasepsi

    Bathtub telah diisi dengan sabun aromatherapy. Di dalamnya, Erlang dan Zoya berpelukan sembari berciuman. Alih-alih membersihkan diri, keduanya justru sibuk mengulangi percintaan tadi malam.Saking bersemangatnya memadu kasih, busa sabun sampai melimpah ruah, berceceran ke lantai.Erlang mempraktekkan gaya doggy style. Dia masih saja mahir dan berhasil memuaskan Zoya dengan gaya tersebut."Lang, apa Syila gak akan mencarimu?" Zoya yang sudah kelelahan berbalik menatap wajah merah Erlang. "Aku takut dia mencarimu di seluruh tempat."Bukannya menjawab, Erlang malah menyatukan bibir mereka. Lidahnya mulai bermain di dalam mulut Zoya. "Satu kali lagi, Sayang, aku akan selesai," pinta Erlang dengan napas yang memburu.Pukul 6 pagi, Zoya baru kembali ke dalam kamarnya. Wajahnya kambali resah tatkala berhadapan dengan Arsya. Saat itu, Arsya telah berpakaian rapi dan sedang mematut dirinya di hadapan cermin. Dari pantulan kaca, dia melihat istrinya memasuki kamar."Kamu mandi atau sedang ri

  • SKANDAL DUA MENANTU   Mandi Bersama

    Erlang segera meloloskan kaos ketat yang melindungi tubuh athletisnya.Suasana kamar ber AC itu tiba-tiba berubah menjadi panas. Tatapan Erlang dan Zoya dipenuhi dengan hasrat yang kian menggelora."Aku menginginkanmu, Sayang!" Erlang berbisik, meminta persetujuan.Zoya dengan pasrah menganggukkan kepala. "Aku milikmu, Erlang, masih milikmu seperti dulu."Ciuman Erlang langsung jatuh di bibir Zoya dan tangannya mulai berkelana pada bagian tubuh yang lain. Sembari meremas dada Zoya, Erlang memperdalam pagutannya.Dalam sekejap, keduanya sudah saling melepaskan pakaian dan berbaring di atas ranjang berukuran king size itu.Zoya menikmati setiap sentuhan Erlang, tidak sekalipun menolak walaupun dia sadar bahwa ranjang tempat mereka bercinta adalah milik suaminya. Dia membiarkan Erlang menikmati tubuhnya hingga dia mencapai klimaks yang pertama.Erlang melebarkan kaki Zoya dan bersiap untuk memasukinya. "Aku mencintaimu

  • SKANDAL DUA MENANTU   Menolak Istri Demi Selingkuhan

    Erlang sedang mengisi daya ponselnya. Benda itu diletakkan di atas nakas. Tatkala melihat layar ponselnya menyala, dia berpikir jika itu adalah chat dari seseorang.Arsyila masih belum tidur. Wanita itu memeluk Erlang dengan erat. Mau tak mau Erlang pun harus menunggu dengan sabar.Di sebuah klub malam, Arsya dalam suasana hati yang buruk. Seorang teman bernama Aryo menghampiri."Hei, Bro, kamu di sini juga?" Aryo menepuk pundak Arsya. "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini, baru kemarin kamu bilang sedang berada di luar kota, tapi sekarang sudah duduk di klub yang sama."Arsya menyesap minuman dalam gelasnya. "Aku hanya ingin melepas penat saja, banyak masalah dalam pekerjaan akhir-akhir ini, jadi butuh hiburan di malam hari.""Apa yang di rumah saja tidak cukup?" Aryo mengedipkan sebelah matanya. "Kapan kamu akan melepaskan Zoya? Kamu tahu, aku orang pertama yang akan menampungnya jika kamu sudah bosan."Ar

  • SKANDAL DUA MENANTU   Musuh Yang Nyata

    Arsya mengguyur tubuh Zoya dengan air dingin sambil membentak. "Jadi kamu ingin bekerja sekarang? Diam-diam kamu ingin melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku!"Dalam ketidakberdayaannya, Zoya menggelengkan kepala. "Tidak, itu tidak benar, aku tidak ingin bekerja, Arsya, aku hanya ingin membuat kue untuk Arsyila dan suaminya. Semenjak mereka datang, aku belum pernah menemui mereka berdua secara langsung, jadi aku ingin menyajikan kue buatanku sendiri untuk mereka.""Oh ya?" Arsya menyeringai. "Apa menurutmu aku akan percaya?"Arsya segera berdiri dan membuka ikat pinggangnya. Siksaan yang sama baru saja akan dimulai, namun seketika terhenti tatkala ponselnya berdering nyaring.Itu adalah panggilan dari Rasputin. Arsya harus segera menjawabnya. "Kamu bernasib baik kali ini," desisnya pada Zoya.Karena kemejanya terkena percikan air, Arsya mengganti pakaiannya dengan baju casual. Setelah itu, dia melangkah terburu-buru meninggalkan kam

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Perlindungan

    "Kamu marah saat aku mencium Syila?" Setelah ciuman itu terlepas, Erlang bertanya kesal. "Apa kamu pernah berpikir bagaimana perasaanku saat membayangkan kamu setiap hari disentuh oleh pria lain?"Zoya terdiam. Menelan kepahitan itu sendiri. Faktanya Arsya tidak menyentuh Zoya seperti yang dibayangkan Erlang.Satu tahun yang Zoya lalui sebagai seorang istri hanya berkisah tentang siksaan, hinaan dan intimidasi dari Arsya. Arsya memperlakukan Zoya seperti istri hanya saat malam pertama mereka. Ketika menyadari Zoya sudah tidak perawan, Arsya yang sudah mengeluarkan banyak uang merasa dirugikan. Dia marah besar dan mengancam bahwa selama pernikahan hanya akan memberikan kehidupan yang buruk pada Zoya.Arsya adalah seorang pendendam. Saat mengatakannya, dia membuktikannya sendiri dengan membuat hidup Zoya seperti di neraka.Sebaliknya, Erlang memiliki perasaan yang tulus pada Zoya. Dia yang pernah dikecewakan justru memilih untuk tidak

  • SKANDAL DUA MENANTU   Butuh Jawaban Jujur

    "Erlang, apa yang kamu lakukan?" Zoya berusaha menahan, tapi mengingat posisi mereka yang mengarah langsung ke kamera ponselnya, dia buru-buru menarik Erlang ke arah ranjang.Di sana, Mikhayla tidak bisa melihat Zoya dan Erlang lagi.[Zoya, siapa pria itu, apa kamu baik-baik saja?] Mikhayla berteriak dan tidak berniat untuk menutup panggilan. Dia tidak sempat melihat dengan jelas wajah pria itu. Kini khawatir dan penasaran menjadi satu. Dia pun menajamkan indra pendengarannya mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi.Alih-alih mendapat kejelasan, panggilan itu justru terputus. Erlang yang melakukannya. Setelah menyimpan ponsel itu ke dalam laci meja rias, dia kembali pada Zoya yang tetap setia berdiri di sisi ranjang."Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu ini?" Erlang butuh jawaban pasti. "Beritahu dengan jujur, aku tidak ingin mendengar kebohongan dari mulutmu."Zoya sangat takut dengan keberadaan mereka sekarang. Jika Ars

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status