Share

SKANDAL - 07

Lea masuk dengan tergesa ke dalam butik tiga lantai miliknya. Etalase depan menampilkan berbagai manekin yang mengenakan gaun malam dan gaun pengantin model terbaru hasil rancangannya di salah satu area pusat perbelanjaan

di Jakarta.

Pagi ini pegawainya di butik menelepon untuk segera datang karena salah seorang pecinta gaun malam langganannya sekaligus teman dekatnya, tiba-tiba saja meminta bertemu tanpa membuat janji terlebih dahulu. Walaupun lelah setelah malamnya baru saja kembali dari Bandung tapi Lea tidak bisa begitu saja mengabaikannya.

"Selamat pagi Jenna. Maaf aku datang terlambat. Traffic  di Jakarta selalu padat saat jam-jam sibuk seperti ini."

Jenna, anak pengusaha tambang yang berwajah tirus dan cantik seperti barbie duduk anggun di depan meja kerja Lea seraya tersenyum, "Tidak apa-apa Lea. Aku juga merasakannya setiap hari. Seharusnya aku yang minta maaf melakukan janji temu denganmu secara mendadak seperti ini. Semalam aku tidak bisa menghubungimu jadi aku memutuskan langsung datang.”

Lea meletakkan tas Prada-nya dan menggelengkan kepala, "Semalam sepertinya aku kelelahan dan tidur nyenyak setelah pulang dari Bandung. Aku memiliki waktu kosong saat ini. Jadwalku dimulai nanti siang. Aku harus menghadiri acara talk show."

"Wow selalu sibuk ya."

"Tidak juga."

Setelah memberitahu pegawainya untuk menyiapkan jamuan, Lea duduk santai di balik meja kerjanya dan tersenyum anggun untuk tamu pertamanya pagi ini.

"Jadi, apakah akan ada pesta lagi?"

Jenna tertawa, rambut coklat pirang bergelombangnya terayun saat dia menganggukkan kepala. "Banyak sekali pesta yang harus aku hadiri sejak bertunangan dengan Kellan."

Lea mengangguk, "Jadi pesta seperti apa?"

"Hmm, hanya jamuan makan malam seperti biasa tidak ada bedanya."

Lea mengangguk dan mulai membuatkan sebuah sketsa gaun yang biasanya menjadi kegemaran Jenna. Gadis berusia 25 tahun di hadapannya ini memiliki hidup yang akan Lea labeli dengan predikat "beruntung". Bagaimana tidak, Jenna lulusan S2 di Oxford University berpredikat Cumlaude untuk jurusan Bisnis. Memiliki beberapa usaha milik sendiri yang lebih banyak bergelut di bidang kecantikan. Orang tuanya kaya raya dan sangat menyayanginya. Seakan semua itu belum sempurna, Tuhan menghadiahkan gadis cantik bermata bulat

di hadapannya ini dengan kehadiran calon suami berpredikat pengusaha tampan rupawan bernama Kellan Smith. Salah seorang keturunan Smith Corporation yang memiliki banyak perusahaan. Kurang beruntung apa coba kehidupan si barbie yang tengah serius memperhatikan setiap goresan pensil milik Lea di atas buku sketsanya.

Tidak!! Lea sama sekali tidak iri. Hanya saja Jenna benar-benar sangat beruntung.

"Bagaimana kabarnya Kellan?”

"Ya begitulah. Masih tetap lelaki posesif yang menyebalkan."

Lea tertawa. "Dia hanya terlalu mencintaimu. Jangan terlalu kesal seperti itu. Kellan sangat mengenal dengan baik calon istrinya.”

Jenna terdengar menghela napas, "Iya begitulah."

Lea menatap Jenna sekilas dengan senyuman, "Jangan pernah sia-siakan lelaki yang sangat mengenalmu lebih dari dirinya sendiri,Jen. Tidak banyak lelaki yang seperti dia. Kamu The Lucky Woman  yang memilik satu seperti itu."

"Aku akan mendoakan agar kamu juga memiliki satu seperti itu."

Lea tertawa, "Semoga saja tapi aku tidak mau banyak berharap." 

Jenna menatap Lea dengan pandangan sendu, "Makan malam terakhir, aku bertemu mereka." Goresan pensil Lea terhenti sesaat namun dia hanya tersenyum tipis dan kembali melanjutkan. "Aku sama sekali tidak menyukai Alexandra. Dia bermuka tebal, penjilat, penggoda—"

"Bisa kita hantikan pembicaraan sia-sia tentang mereka. Lebih baik fokus saja dengan desain baru yang aku buatkan untukmu ini. Keberatan tidak, kalau aku menggunakan warna hitam metalik. Tubuhmu yang putih akan sangat berkilau sekali."

Jenna terdiam sesaat lalu menghela napas dan memperhatikan desain yang ditunjukkan Lea dan langsung berbinar melihatnya.

"Perfect."

Sebuah gaun anggun berpotongan sederhana dan seksi tapi tidak terkesan menggoda tergambar sempurna di sana.

Pegawai datang membawakan makanan kecil dan minuman. Lea memang sudah mengenal Jenna sangat lama dari salah seorang teman di agensi modelnya. Sejak mengetahui bahwa Lea juga membuat gaun malam, dia adalah langganan tetap butiknya sampai sekarang.

Mereka lalu membicarakan pelengkap gaun itu dengan heboh selama setengah jam. Jenna yang sudah puas berdiri dari duduknya dan menatap Lea dengan binar, "Kamu benar-benar berbakat."

"Terima kasih pujiannya. Andai saja Kellan memiliki saudara lelaki ya?" kata Lea dengan nada bercanda ketika menemani Jenna keluar dari ruang kerjanya dan turun melalui tangga putih yang ada di sana.

Jenna menghentikan langkah kakinya di satu tangga terbawah, berbalik dan menatap serius Lea, "Wah, kamu beruntung kali ini."

"Apanya?" tanyanya dengan bingung.

Jenna berbisik, "Ajaibnya, kakak pertama Kellan ada di sini untuk menjemputku dan coba tebak, dia seorang duda hot yang sangat-sangat berkelas."

"DUDA!!!"

Lea menutup mulutnya setelah pekikan kagetnya tadi dan setelah itu terbelalak maksimal saat seorang lelaki tampan, matang dan pembawaanya yang menghipnotis tiba-tiba muncul dan berdiri menjulang di depan mereka membuat Lea seketika tidak sanggup berkata-kata.

"Ya, duda yang masih bisa di perhitungkan untuk menjadi suami," katanya dengan senyuman.

Lea merasa terlempar ke awan hanya karena senyuman itu hingga membuat Jenna yang melihatnya tertawa.

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status