Share

54

Sudah hampir satu Minggu Tejo menunggu kabar dari Fatima dengan rasa gelisah.

Dia takut Fatima menolak pinangan darinya,namun apapun itu. Tejo sudah berjanji akan menghargai keputusan Fatima.

“Mari makan siang, Bang!” Ajak seorang pekerja yang mengurus kebun Tejo.

“Duluan saja, Ri. Aku nanti saja.” Tejo menjawab sekenanya.

Ya, dia sekarang tengah berada di kebun miliknya. Kebun yang selama ini dia abaikan karena sibuk dengan nikmat duniawi.

Dia membiarkan pekerjanya yang mengurus semuanya, dan dia hanya tinggal menerima hasilnya saja.

Namun, semenjak sembuh dari sakitnya. Dia perlahan sudah mulai berkebun kembali.

“Huuuft!” Tejo membuang nafasnya dengan kasar. Matanya tak lepas menatap layar ponsel dalam genggamannya dengan perasaan gelisah.

Dia menunggu kabar dari Dayat, abangnya.

Saat mereka hendak meninggalkan rumah Fatima saat itu, Fatima berkata bahwa dia akan menghubungi Siska untuk menyampaikan keputusannya.

Kring…. Kring…. Kring!

Ponsel dalam genggaman Tejo berdering c
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status