Share

Bab 4. Ancaman Tuan Jason

"Jes ...!"

Tuan Jason bangun dari duduknya. Laki-laki tua itu sangat kesal mendengar ucapan anaknya.

"Kalau dalam waktu dekat kamu tidak bisa menyaingi D. R. Corporation, kamu harus menikah! Setuju atau tidak, Papi dan Mami tidak peduli."

Kedua orang tua itu pergi meninggalkan ruang kerja anaknya dengan perasaan yang penuh amarah setelah mengancam anak satu-satunya itu.

"Menikah, menikah, dan menikah! Itu terus yang dipermasalahkan. Apa istimewanya kalau kita menikah? Bukankah hanya akan menambah bebanku saja?"

Jessica memijat keningnya sambil menyandarkan tubuhnya pada sofa berwarna krem.

"Apa setelah menikah, aku akan mendapatkan kekuatan super untuk mengalahkan D. R. Corp?"

Setelah kedua orang tua bosnya keluar dari ruangan sang CEO, Leon memasuki ruangan itu, lalu berdiri di hadapan sang nona.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

Jessi menegakkan duduknya, lalu berkata, "Buatkan aku kopi seperti biasa!"

"Baik, Nona."

Pengawal pribadi sang CEO itu segera membuatkan kopi special kesukaan sang boss dengan racikan tangannya sendiri. Ia tidak akan membiarkan orang lain yang membuat minuman untuk wanita yang ia jaga siang dan malam itu.

Leon, bukan hanya sebagai pengawal yang akan selalu melindungi Jessica, tapi ia sudah seperti sahabat dan seorang kakak bagi Jessi yang selalu memperingatkannya untuk berhati-hati dalam bertindak.

Dengan keberadaan Leon di sisinya, Jessi merasa aman dan terlindungi. Bahkan laki-laki itu selalu melakukan pekerjaan yang diperintahkan sang nona, walaupun kadang bukan merupakan tugas dari seorang pengawal.

"Ini kopinya, Nona." Leon menaruh kopi hitam itu di depan sang nona, lalu ia mundur dua langkah. Laki-laki itu berdiri tepat di sebelah kanan Jessi.

"Terima kasih," ucap Jessi sebelum mengambil cangkir kopi itu.

"Sama-sama, Nona."

Setelah mencoba kopi buatan pengawalnya, Jessi menjadi ketagihan meminum kopi racikan pria jangkung itu.

Tidak ada yang akan menyangka kalau laki-laki itu berniat jahat kepada Jessica dan perusahaannya karena Leon terlihat tulus dan selalu setia kepada CEO Beauty Corporation itu.

Wanita seksi itu menoleh pada sang pengawal yang berdiri di sampingnya. "Leon, apa kamu sudah pernah menikah?"

"Belum, Nona," jawab Leon. "Kenapa Nona bertanya seperti itu kepada saya?"

"Orang tuaku menyuruh aku segera menikah dengan Alan supaya bisa bekerja sama dengannya untuk mengalahkan D.R Corporation." Jessi memutar kursinya, hingga ia berhadapan dengan sang pengawal. "Bagaimana menurutmu?"

"Maafkan saya Nona, menikah bukan perkara main-main. Saya perhatikan Tuan Alan bukan laki-laki yang pantas mendampingi wanita secerdas Nona. Beliau hanya mengandalkan pengaruh orang tuanya saja, tidak seperti Nona Jessi yang bekerja keras sendiri untuk membangun Beauty Corporation."

"Aku tahu itu, tapi orang tuaku terus mendesakku untuk segera menikahi Alan karena hanya perusahaannya yang cukup unggul untuk bersaing dengan D.R Corporation."

"Menurut saya perusahaan Nona mampu bersaing dengan perusahaan besar seperti D.R Corporation tanpa bantuan siapa pun. Saya yakin Nona mampu melakukan itu."

  

"Tapi, kalau aku tidak berhasil menyamai perusahaan itu, mereka akan menjodohkanku dengan laki-laki pilihannya."

"Ikutilah kata hati anda, Nona!"

Wanita seksi itu bangun dari duduknya. "Cari tahu di mana keberadaan CEO D.R Corporation yang baru. Aku mendengar kabar kalau penerus keluarga Karl sudah ada di negeri ini."

"Baik, Nona." 

Jessica kembali bekerja, ia mempunyai PR besar dalam waktu dekat ini. Dia harus bisa menyaingi D. R Corporation. 

Wanita itu tampak sibuk dengan pekerjaannya. Sedangkan sang pengawal masih berdiri tegap di samping wanita itu sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Hingga malam tiba, ia baru selesai dengan pekerjaannya. Wanita berambut coklat keemasan itu bersandar pada sandaran kursi sambil menelpon kekasihnya.

“Jimmy, bisakah kamu datang malam ini ke rumahku?” 

“Tentu saja, Sayang. Aku akan selalu ada untukmu kapan pun.”

“Baiklah. Satu jam lagi aku tunggu di rumah.”

Setelah menelpon sang kekasih, Jessi bangun dari duduknya, lalu menyambar tas yang ada di atas meja. “Leon, ayo kita pulang!”

“Baik, Nona.”

Pimpinan perusahaan ternama itu pulang dengan terburu-buru karena ia sudah mempunyai janji dengan salah satu kekasihnya.

Mobil mewah berwarna merah terang itu berhenti di depan rumah megah yang tidak bisa dilihat dari jalanan karena dikelilingi pepohonan yang tinggi dan besar.

“Leon, setengah jam lagi buatkan aku kopi, nanti antarkan ke kamar! Aku mau berendam dulu."

“Baik, Nona.”

Wanita seksi itu berendam untuk melemaskan otot-ototnya yang tegang karena seharian bekerja. 

Ketika ia keluar dari kamar mandi, sang pengawal setianya sedang berdiri dekat lukisan yang tergantung di depan tempat tidur.

“Leon, apa yang sedang kamu lakukan?”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Acha ZhodeL
seru ni ceritanya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status