Share

Bab 3. Mencari Dukungan

"Leon!"

"Iya, Nona."

Leon menunduk hormat di hadapan Jessi, Boss yang siang malam ia jaga.

"Apa penampilanku sudah oke?"

Jessi berputar di hadapan sang pengawal. Ia khawatir ada yang aneh lagi dalam penampilannya.

"Sudah, Nona."

"Oke. Terima kasih."

Leon merasa lega, ternyata sang nona hanya mengkhawatirkan penampilannya. Ia pikir wanita cantik itu akan marah karena kelancangannya 

Penguasa Beauty Corporation itu kembali mengayunkan langkahnya setelah mendengar ucapan sang pengawal, orang setia yang selalu ada untuknya dalam keadaan apa pun.

Dengan langkah panjangnya, Leon menyusul sang boss yang berjalan dengan tergesa.

Tiba-tiba Jessi menghentikan langkahnya. Dia berkata tanpa menoleh ke belakang. "Leon, kamu harus ikut masuk ke ruanganku!"

"Baik, Nona."

Leon tidak bisa membantah perintah boss-nya karena memang tugasnya adalah selalu berada di samping CEO seksi itu untuk menjaganya.

Tanpa mengetuk pintu, Jessi masuk ke dalam ruangannya setelah Leon membukakan pintu untuknya.

Ia melenggang masuk, menghampiri kedua orang tuanya dengan diikuti oleh pengawal setia yang selalu siaga dua puluh empat jam.

Laki-laki tegap itu akan selalu berada di ruangan sang boss karena Jessi menginginkan pengawal itu selalu ada di sampingnya.

Leon bukan hanya sekedar seorang pengawal, tapi ia juga merupakan orang kepercayaannya. Hanya Leon lah yang tahu keburukan di balik kesempurnaan sang penguasa Beauty Corporation.

Melihat anaknya datang bersama sang pengawal. Nyonya Alice dan Tuan Jason bangun dari duduknya.

"Jessi, Mami dan Papi ingin bicara serius denganmu, suruh pengawalmu untuk keluar dulu!" titah Nyonya Alice kepada putrinya.

"Dia bukan hanya seorang pengawal bagiku, tapi dia juga orang kepercayaanku. Tidak ada yang tidak ia ketahui tentang diriku."

Leon adalah orang yang selalu melindunginya dan menjaga siang malam, bahkan laki-laki itu selalu mengingatkannya untuk selalu berhati-hati dalam bertindak. Ia sudah sangat memercayai pengawalnya.

"Berhati-hatilah, Jess! Jangan sampai salah langkah karena menaruh kepercayaan terlalu besar kepada orang asing. Biasanya orang terdekatlah yang selalu berkhianat," ucap Nyonya Alice sambil melirik Leon dengan sinis.

"Aku percaya kepada Leon!" tegas Jessi sekali lagi.

Tidak mau ada perdebatan antara Boss dan orang tuanya, Leon memilih untuk keluar dari ruangan itu.

"Saya menunggu di luar saja, Nona. Ini urusan keluarga, saya tidak berhak mendengarnya."

Leon menunduk hormat kepada orang-orang yang berada di dalam ruangan itu sebelum pergi.

Jessi duduk di hadapan Mami dan papinya yang duduk lebih dulu setelah Leon pergi. Ia tidak berbicara lagi tentang pengawalnya karena percuma saja berdebat dengan kedua orang tua itu.  

"Sebenarnya apa yang ingin Mami dan Papi bicarakan? Kenapa Leon tidak boleh mengetahuinya?"

 "Jess, dengarkan Papi dan Mami! D. R. Corp sudah selangkah lebih maju dari perusahaan kita sejak perusahaan itu dipimpin oleh penerus keluar Karl. Kamu membutuhkan dukungan dari perusahaan pesaingnya supaya Beauty Corporation menjadi lebih kuat."

"Dukungan yang seperti apa?"

"Kamu harus menikah dengan Tuan Muda Alandro Alvaro!" ucap sang papi dengan tegas.

"Pi, menikah bukan solusi satu-satunya," sahut Jessi. "Tanpa harus menikah pun aku sudah mempunyai hubungan baik dengan perusahaan yang dipimpin oleh Tuan Alan."

Jessica Anastasya melakukan hubungan terlarang untuk menjalin hubungan baik terhadap rekan bisnisnya dengan cara berbeda.

"Menikah akan lebih baik. Kalian bisa bersatu untuk mengalahkan D.R Corp."

"Menikah hanya akan membatasi karierku saja. Aku akan mempunyai tugas baru sebagai seorang istri dan itu akan menghambat langkahku."

"D. R Corp sudah berada di depan Beauty Corp, inget itu Jessica Anastasya! Bagaimana caranya kamu akan mengejar ketinggalanmu?" Nyonya Alice melipat kedua tangannya di bawah dada dengan seringai penuh ejekan kepada anaknya.

"Siapa pimpinan baru perusahaan itu?" tanya Jessi penasaran.

"Hans Leonard Karl," jawab Tuan Jason. "Pewaris tunggal keluarga Karl. Sampai detik ini tidak ada yang mengenalinya. Sepertinya mereka merahasiakan CEO baru itu."

"Tuan Hans," gumam Jessi.

Seringai licik terukir di sudut bibir CEO cantik yang dikagumi banyak pengusaha itu. 'Aku akan mencari tahu siapa dia. Tidak ada yang bisa menolak pesonaku,' ucap Jessi dalam hatinya.

"Tuan muda keluarga Karl tinggal di luar negeri. Tapi, beredar kabar beliau sudah ada di negeri ini."

"Baiklah. Mami, Papi, aku janji tidak akan mengecewakan kalian. Jangan pernah memaksaku untuk menikah karena itu tidak akan pernah terjadi!" tegas Jessi. "Kalian tidak usah khawatir, aku akan menangani masalah ini dengan baik."

"Jes, kamu sudah tiga puluh tahun, kalau tidak menikah bagaimana kamu akan mendapatkan keturunan untuk mendapatkan penerus yang akan meneruskan perusahaan ini?" tanya sang mami yang sangat menginginkan seorang cucu untuk penerus keluarganya.

Dengan santainya Jessi menjawab. "Aku bisa saja melahirkan anak tanpa harus menikah."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status