Share

CH 2

 " lumayan juga " Ujarnya tersenyum jail, tanganya mengelus pipi Aira yang lembut. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh lekaki tersebut.  

Lelaki itupun pergi melangkahkan kakinya yang jenjang menuju kamar mandi yang berada tepat di sebelah ranjang yang sedang Aira tiduri,  gemericik air mengalir dengan deras sehingga membangunkan Aira dari tidurnya, kepala Aira terasa berat dan sedikit sakit, aira kebingungan dengan keberadaannya yang sangat asing, sebuah kamar dengan warna putih gading membuat siapapun yang berada di sana dapat merasakan kenyamanan dalam sekejap. 

 " Ah, kenapa kepalaku sakit sekali, dan ini aku dimana? " Aira memandangi seluruh isi kamar lamat-lamat, tanpa sadar matanya menuju sebuah pintu kamar mandi dilihatnya sosok laki-laki keluar dari kamar mandi itu, sesosok laki-laki dengan setengah badan yang terbuka dan hanya bagian bawahnya saja yang tertutupi dengan sehelai handuk, sontak membuat Aira terkejut lalu memalingkan wajahnya ke arah lain, sedangkan laki-laki itu terkekeh melihat Aira yang ternyata sudah bangun dan tak sengaja sedang melihatnya, laki-laki itu mulai melangkahkan kakinya mendekati Aira yang sedang terduduk diatas ranjang dengan penuh rasa gelisah, bagaimana bisa Aira berada dikamar berdua dengan seorang laki-laki yang tak ia kenali? Pikirnya dalam benak Aira. 

 " Ternyata kamu sudah bangun " Ujar lelaki itu dengan suara serak-serak basah, membuat siapapun yang mendengarnya akan dengan mudah luluh. Lelaki itu naik keatas ranjang, membisikkan sesuatu tepat di sebelah telinga aira. Wangi dari aroma maskulin yang tercium ternyata adalah aroma lelaki yang kini tepat berada di belakang aira

 " Apa yang sedang kamu pikirkan? " Ujarnya kembali membuat jantung aira semakin berdegup kencang.

 " Ah tidak, jangan mendekat, kamu ini siapa?,,,  kenapa aku bisa ada disini? " Ujar aira penuh dengan ketakutan, posisinya sangat mencekam, hening tak ada bunyi apapun selain suara debaran jantung yang berdetak dengan cepat, yah aira merasa tidak nyaman berada di atas ranjang bersama seorang lelaki yang tidak aira kenal sebelumnya, membuat aira menjauh dari ranjang tersebut. 

' ah tidak terjadi apa-apa, baguslah ' Aira tersenyum  lega ternyata lelaki itu benar-benar tidak seperti yang di bayangkannya. 

 " Tadi kamu pingsan setelah menabrak'ku, maka itu aku membawamu ke sini, " Jawab lelaki itu dengan memasang wajah datarnya tanpa ada ekspresi apapun, lalu melangkahkan kakinya turun dari atas ranjang, mendekati lemari yang berada di sudut ruangan, lalu lelaki itu memilih memakai baju casual serta celana pendek, sedangkan aira semakin kebingungan dengan posisinya sekarang. 

 " Sebelumnya Terima kasih tuan atas bantuannya, maafkan saya sudah berfikir yang tidak-tidak, saya akan segera pergi " Ujar aira dengan menunduk, tak berani memandang wajah sang lelaki itu, namun tak ada kalimat yang keluar dari sang lelaki akhirnya tanpa perlu bertanya kembali, Aira sudah mulai membalikkan badannya melangkah menuju pintu keluar dengan tergesa-gesa, namun sontak suara lelaki itu menghentikan langkahnya. 

 " Tunggu, kita belum selesai " Suara nya yang berat terdengar di telinga Aira membuat dirinya mau tak mau berhenti dari langkahnya lalu Aira membalikan badannya tepat kearah dimana lelaki itu berada namun masih sama Aira tak berani menatap wajah lelaki itu. 

 Wajah yang sangat tampan sekali, bahkan jika di bandingkan dengan alan, itu masih jauh berbeda, lelaki didepannya sangat menawan, matanya yang berwarna abu, rahangnya yang kokoh dengan surai berwarna keemasan dan tinggi sekitar 185 centimeter dengan bahu yang lebar nampak sangat sempurna sekali. Aira tak kuasa menatapnya lama-lama, 

" Ada apa?  Bukankah saya sudah berterimakasih tuan? " Ujar Aira terbata-bata yang dibalas dengan suara tawa yang sedikit mengerikan 

 " seperti itukah caramu berterima kasih kepadaku manis " Ujarnya terkekeh, mendekati Aira yang berdiri di ambang pintu, sedikit lagi Aira bisa lari dari keadaan mencekam itu namun dengan cepat tangan lelaki itu mencekam tangan aira dengan kuat hingga aira berdesis. 

 " Ah tuan lepaskan tangan saya, ini sakit, biarkan saya pergi. " Aira melawan, ingin rasanya berlari namun lelaki itu Seolah enggan membiarkan aira pergi. 

 " Hey manis,,  berani sekali kamu tidak mendengarkanku, kamu tau akibat dari penolakanmu ini?! " Suara lelaki itu berubah, tatapannya begitu tajam, membuat aira semakin ketakutan. 

 " Aaapa yang aakan kamu lakukan? " Aira mencoba menatap wajah sang lelaki tersebut dengan keberaniannya.. 

 Lelaki itu mengunci badan aira yang sudah berada di pinggir tembok, Menghimpitnya sehingga aira tak bisa berontak, hanya bisa menatap matanya lekat-lekat..  Membuat aira semakin takut, ekspresi lelaki itu berubah menjadi menyeramkan. 

 " Apapun yang akan membuatmu candu nantinya " Ujarnya memicingkan bibirnya tersenyum sedikit, menatap kedua manik mata aira yang berwarna biru muda, mata yang sayup dengan lesung pipi yang menghiasi wajah aira semakin membuat lelaki itu tak mampu mengalihkan pandangannya. 

 " Maksudmu apa, lepaskan saya! " Ujar aira dengan suara sedikit keras, bibirnya bergetar,  matanya semakin membesar, yah, aira ingin menangis namun sebisa mungkin ia bendung, ia tak mau terlihat lemah dihadapan lelaki didepannya itu. 

 " Temani aku malam ini, maka kamu bisa pergi dengan selamat, tapi.. " Bisik lelaki itu tepat di telinga aira, " Jika kamu tidak membuatku puas jangan harap bisa pergi dariku. " Ujarnya lalu menjilat perlahan telinga aira, sontak aira kaget dengan perlakuan lelaki itu.

 " Kamu pikir aku wanita apaan hah?  Aku bukan lajang yang bisa kau tiduri dasar laki-laki brengsek " Aira memberontak dengan sekuat tenaga namun nihil, tenaganya tidak jauh lebih besar di bandingkan lelaki itu. 

 " Aku tidak menerima penolakan " Lelaki itu sekali lagi terkekeh, merasa tertantang dengan perlakuan aira yang dengan jelas menolaknya, ini untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang menolaknya dengan terang-terangan padahal di luar sana banyak sekali wanita yang mengantri untuk didekati bahkan untuk sekadar di tiduri saja olehnya. 

 " Aku tidak peduli, lepaskan!!! " Aira tak peduli lagi tentang rasa hormat yang tadi sempat dia tunjukan kepada lelaki itu, namun sekarang nyawanya dan harga dirinya adalah taruhannya,  yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya untuk bisa selamat dan lari dari lelaki brengsek yang kini berada tepat didepannya itu. 

 

" Tidak, ku mohon jangan lakukan itu!!  " Teriak Aira menggema di seluruh ruangan itu, yang meski tidak akan terdengar sampai keluar namun penolakan Aira tidak membuat lelaki itu berhenti,  yang ada malah semakin membuat lelaki itu bersemangat untuk memulai aksi bejatnya itu. 

 " Diam manis, aku akan membuatmu menyesal karena telah menolakku " Bisiknya tepat di depan telinga Aira, lalu menjilat nya kemudian mengigitnya, membuat tubuh Aira merasakan sesuatu yang berbeda, darah yang mengalir dalam tubuhnya seakan berdesir dengan hebat sekali, sensasi yang belum pernah Aira rasakan sebelumnya, sedikit membuat Aira tidak nyaman dengan kondisinya saat lelaki itu mulai menulusuri setiap inci dari tubuhnya, menggerayangi dengan tangan kanannya. 

 Sedangkan Aira hanya bisa pasrah, sia-sia jika ia melawan karena tangannya di ikat ke atas ranjang sehingga membuat lelaki itu bebas melakukan aksinya, ya lelaki itu perlahan melumat habis bibir ranum Aira, yang sebelumnya tak pernah diberikan kepada lelaki manapun, seketika Aira mencoba memalingkan wajahnya kearah samping demi menghindari serangan dari bibir lelaki itu, namun sial tangan kiri lelaki itu memegang kedua pipi Aira dengan kuat sehingga Aira hanya bisa diam terpaku menerima ciuman darinya yang dominan lebih kasar. 

 " Hmm ah mhh.... " Erangan keluar tanpa seizin sang pemilik bibir itu, Aira mengeluarkan erangan yang malah semakin membuat lelaki itu ingin segera menerkam Aira lebih buas lagi.. 

 " Ciumanmu buruk sekali manis " Ejek lelaki itu melepaskan ciumannya lalu menatap Lamat-lamat mata sayup Aira, lelaki itu semakin masuk ke dalam permainannya,, segera di lumatlah bibir ranum yang sangat menggoda itu, lelaki itu menggigit bibir bawah Aira. 

 "Awh sakit,, " Desis Aira menahan sakit, dimasukkannya lidah lelaki itu kedalam mulut Aira, bermain-main sesukanya di dalam bibir ranum yang manis itu, entah mengapa lelaki itu begitu menikmati permainan yang hanya dengan sebatas ciuman saja, sebelumnya ia tak pernah selama itu menikmati ciuman dalam setiap aksinya. 

 " Hmm manis sekali,,, " Ujar lelaki itu sambil beralih menuju leher jenjang dan nampak putih serta halus dengan aroma khas vanilla, membuat lelaki itu tenggelam dalam kenyamanan, 

 Ia menenggelamkan kepalanya ke dalam leher Aira, di lumatlah habis dan di hisapnya dengan kuat sehingga meninggalkan jejak kepemilikannya, lelaki itu tersenyum geli melihat karya seni yang nampak begitu indah.  

 Sedangkan Aira hanya bisa pasrah, ia tak bisa melakukan apapun tenaganya habis, dan desiran yang terasa berbeda membuat aira mau tak mau harus menikmati setiap sentuhan yang di lakukan lelaki itu, 

 ' kenapa denganku, mengapa aku sangat menikmati sentuhan darinya, ' pikir Aira dalam hatinya, 

 " Ah tidak, ku mohon jangan lakukan itu, jangan kumohon " Pinta Aira seakan dirinya tau, bahwa lelaki itu akan melakukan hal konyol dan bejat, namun bukannya berakhir sesuai yang di pikirannya tapi lelaki itu malah semakin gencar menjamah seluruh tubuh aira hingga hanya dalam hitungan detik, aira tak lagi memakai sedikitpun helai yang menutupi tubuh mungilnya itu, ya kini mereka berdua tengah ber madu kasih, atau lebih tepatnya melakukan aksi bejat dari lelaki itu. 

 "Argkk sakittt!!!! " Desis teriakan Aira semakin menggema, ketika sebuah benda keras masuk kedalam bagian terlarangnya itu, membuat Aira kaget dengan rasa yang ada di bawah sana, perih sakit dan sesak juga ada rasa nikmat yang sebelumnya tak pernah Aira rasakan. 

 " ternyata rasa perawan lebih nikmat rasanya " Bisik lelaki itu dengan suara parau, menikmati tubuh Aira yang sangat enak sekali, mendengar racauan yang keluar dari bibir Aira membuat lelaki itu menciumnya dengan penuh nafsu lalu menghentakkan senjatanya dengan cepat berkali-kali, sehingga ranjang yang mereka tempati bergerak tak karuan. Sungguh malam itu adalah malam pertama dimana sesuatu yang sangat berharga harus hilang begitu saja. 

" Ahh,,  hmm ugh " Desah aira semakin tak karuan, mereka berdua menikmati momen itu, kesadaran aira semakin melemah, tubuhnya seolah menginginkan hal yang lebih membuatnya tak bisa menahan erangannya,  tak terkecuali lelaki itu, sama hal nya dengan aira, hingga sampailah pada pelepasan lelaki itu, aira terlihat lemah sekali.

 Terlihat darah mengalir dengan deras berasal dari dalam sana, yah itu adalah darah perawan lelaki itu mengambilnya secara paksa, lelaki itu melihatnya dengan tersenyum puas, entah berapa kali lelaki itu mengulangi Pergulatannya dengan Aira. 

" Sepertinya aku sudah mulai candu dengan rasa tubuhmu manis,, " Ujar lelaki itu setelah menyelesaikan pergulatannya, aira yang sangat lelah akhirnya langsung terkapar dalam mimpinya.

________________________________________________

Sebenarnya siapa yang sedang aira hadapi saat ini?  Mengapa aira bisa sampai bertemu dengannya, akankah aira selamat? 

Jangan lupa untuk komennya, dan koreksi kalo ada sallah kata, jangan lupa terus ikuti kelanjutan ceritanya ya 😘

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status