“ dengan satu syarat, kau harus mengandung anakku terlebih dahulu”
“ itu mustahil Mike!” pekik Aira dengan nafas tak beraturan“ tak ada yang mustahil selagi aku masih hidup sayang” pernyataan yang menyebalkan terdengar di telinga Aira“ aku tidak Sudi harus mengandung anak dari benihmu Mike, kau pria kejam!” telak Aira membuat rahang tegas milik Mike mengeras, matanya nampak kabut, Mike marah dengan penolakan langsung dari istrinya sendiri, atau lebih tepat mainannya“ ah sakit!” pekik Aira merasakan sensasi perih di bawahnya, ia tak menyangka Mike akan semarah ini.Meski dalam hatinya Aira menginginkan sebuah anak kecil, namun dia kembali teringat apa alasannya atas keberadan dirinya dirumah besar itu, di dekat pria arogan yang sangat tampan namun begitu kejam. Aira tak akan membuat hidupnya semakin terjerat akan kekuasaan yang Mike miliki, sudah cukup dirinya menjadi penebus atas segala hutang yang di tinggalkan kedua orang tuanya, dirinya tak akan sanggup ji“Ahh ya, hisap lebih keras sayang ugh dasar jalang” racau Mark. Aira tak lagi kuat menahan nafas, dadanya terasa sesak, dia membutuhkan oksigen sebanyak-banyaknya, perlahan Mark sadar akan keadaan Aira, belum sampai bisa bernafas lega, Mark kembali dengan langsung memasuki pada intinya, rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, Aira menjerit menahan sakit, percuma ia melawan toh tak akan berujung pada kebebasan Bagaimana perasaan Aira saat ini? Hancur, jelas hancur sudah hatinya, bukan hanya hati namun juga raganya, ia tak kuat menghadapi kebinalan kedua pria itu, namun lagi-lagi Aira bisa melakukan apapun senekat apapun ia mencoba untuk kabur dari mansion ini pasti akan berakhir dengan sama, meski tak pernah mencoba namun Aira tau ia akan mendapatkan apa dari ide percobaan Kaburnya. Deru nafas mengisi seluruh ruangan bernuansa mewah, hingga kesempurnaan nya tak dapat lagi di jelaskan dengan sebatas kata-kata, namun kedua insan yang berada di dalamnya
“ Kau cantik Aira, sayangnya aku membencimu” batin Mike, menatap tajam kearah istrinya yang tengah menikmati makan malamnya, selepas menyelesaikan rutinitas di dalam kamar mandi, perut Aira berbunyi, meminta untuk di beri asupan gizi yang telah terbakar oleh kegiatan panas pada beberapa jam yang lalu, dan disini lah ketiganya berada di sebuah meja makan dengan pikirannya masing-masing. Sejujurnya jika Aira bisa berkata, kondisi suasana di ruang makan ini nampak begitu mencekam, tak ada suara Mark yang biasanya terdengar ceria dan tak ada suara intimidasi dari Mike yang masih dengan nada dinginnya, seolah malam ini sepertu tak biasanya. Wajah kedua pria tampan di hadapannya kini nampak berbeda-beda, Mark si periang yang selalu tersenyum meski Aira tau di balik senyuman dan periangnya ada sebuah sifat yang sangat bertolak belakang dengan aslinya, kini terlihat lesu tak berdaya, ah apakah ini efek dari kegiatan yang terjadi tadi? Aira merasa semakin bimbang. Hin
“ Ah,, “ desahan lembut menyapa pendengaran Mark, bagaimana tidak kalau bukan sebabnya Mark yang membuat Aira mengerang indah, namun Mark menyukai suara itu yang membuat hasrat kelelakiannya menegang keras, namun Aira masih terlelap dalam tidurnya, saat tubuhnya telah polos karena tingkah nakal seorang Mark. “ sayang,, bangun, aku ingin!” serunya, namun Aira masih lengket dengan mimpinya, tak ingin bangun dan melihat kenyataan tubuh dirinya sendiri sudah menjadi pelampiasan sebuah hasrat pada laki-laki bernama Mark Revander, karna tak mendengar seruan Mark, dengan terpaksa akhirnya Mark memasuki dinding pertahanan Aira yang masih saja terasa sempit, padahal sudah berkali-kali di pakai. “ Ah, sempit dan nikmat, bagaimana bisa? Padahal kau adalah jalang di luar sana!” racau Mark seraya menggagahi Aira, nampaknya kesadaran Aira mulai terasa, meski hanya separuh “ ahh, Mike, stop “ racau Aira dengan mata terpejam, menyuarakan nama Mike, padahal sudah jelas Mark l
Saat semua remaja menikmati indahnya kehidupan asmara yang tengah mereka lalui, membuat siapapun yang memandang merasa iri hati sebab tak bisa merasakan hal yang sama, bukan karena tidak laku dan tak ada yang mau, melainkan hatinya terlalu kaku dan beku untuk memulai lagi semua dari awal, kehidupan nya nampak monoton bagaikan hujan yang hanya memiliki satu warna, putih. Tidak sebanyak bumi yang memiliki aneka ragam warna. Tak ada warna yang mengisi seisi rumah besar yang hanya di tinggali oleh dua pemuda yang memiliki jarak dua tahun, para pelayan akan datang di waktu pagi dan pergi kala petang mulai menyapa. Jangan di tanyakan kemana kedua orangtuanya, nanti bisa membuat salah satu pemuda marah. Iya dia adalah Mexime Devaldo, seorang remaja muda yang penuh dengan kesempurnaan yang di milikinya, tapi di balik apa yang nampak indah ia merasa dirinyalah yang tidak memiliki kesempurnaan dalam hidupnya, jika di lihat dari segi materi, jelas Mexime Devaldo
“Jadi gmn?” Bukannya menanggapi keluhan Rey dan Daffa, Meximeyang akrab disapa Mike itu bertanya “Gue belum tau Mike, kayaknya besok deh bakal diumuminnya” timpal Rey “Tapi menurut gue si kita bakal tetep tinggal di satu ruangan yang sama, ya gak?” Ujar Daffa dengan senyum ala pepsodent “Ealah, sebenernya nih yah, sorry banget nih Daf, gue tu bosen harus satu kelas sama lo lagi” “Wah parah loh Rey, gitu amat sama gue dah” kesal Daffa “ bodoamat” “ kalian berdua ga bisa apa ga berantem sehari aja, puyeng gue dengernya” gerutu Mike menegur keduanya dengan suara dingin, “ yaelah Lo Mike, serius amat jadi orang, lagian Lo ngapain si kaya lagi mikirin something, ngaku Lo” sergah Rey dengan setengah badan yang lebih mencondongkan tubuhnya mendekati Mike “ Ehh, hm ga- ga ada” mengelak, padahal dari tadi bahkan sebelum memasuki kelas Mike masih memikirkan perempuan jut
Ketika mendekati persimpangan antara toilet dan lorong menuju kedalam Cafe, Mike tak sengaja menabrak seseorang “ Elo?!” pekik gadis remaja dengan poni di atas dahinya, gadis yang bernama lengkap Maura Sivabel kaget bukan main, matanya terbelakak kebar ketika melihat jus yang berada dalam genggaman tangannya itu tumpah pada bagian dadanya,rasa dingin mulai merambah tembus pada bagian kulit di balik baju yang sudah basah “ sorry, gue ga sengaja,ah astaga “ujar Mike setengah khawatir apalagi saat melihat baju Maura yang nampak basah sebab ulahnya, tidak banyak berfikir Mike langsung mengambil sapu tangan yang berada di belakang saku celananya langsung membersihkan area terlarang, bagian dada yang terkena basah itu sontak membuat pemilik tubuhnya nencekram tangan sang remaja laki-laki yang bernama mexime devaldo, dengan tatapan membunuh gadis itu menyingkirkan tangan Mike “ Ga usah modus lo, lo sengaja kan nabrak gue, pake bersihin
Setelah memasuki kamar, dengan tergesa Helmi yang sudah siap dari tadi tidak menunggu lebih lama lagi, hingga dengan segala nafsu dan hasrat yang begitu besar Helmi mendorong tubuh Maura keras kearah sofa yang tak jauh dengan letak dimana pintu keluar, dengan cepat Helmi membuang semua pakaiannya satu persatu hingga hanya tersisa celana Dalam saja, Helmi beralih menatap Maura dalam, Maura yang melihat itu hanya mencoba tenang, dia harus bisa menerima Helmi, dan ini adalah saatnya Helmi melucuti pakaian Maura hingga robek membuat Maura terbelalak kaget karena tingkah Helmi terlihat kasar tidak seperti biasanya Tubuh Maura kini bulat tanpa sehelai benangpun, dengan cepat Helmi menikmati setiap inci tubuh Maura, Maura hanya mengerang merasakan hal aneh, ketika Helmi asik bermain-main dengan area intinya Maura, hasrat nya semakin besar hingga tanpa Maura siap, Helmi telah memaksa miliknya memasuki lembah kenikmatan “ Ah shit, sulit sekali maura” er
“ by the way, temen cewek adek lo yang cerewet itu siapa sih namanya Mike? Tanya Daffa dengan halis yang di mainkan turun naik, sembari cengengesan “ cewek yang mana, terakhir Lo kerumah gue kan si Mark banyakan sama temen ceweknya” “ hmm,, yang cerewet diantara yang lainnya, ceweknya putih gitu, ada lesung Pipit nya “ jelas Daffa “ hmm kayaknya gue gak tau “ “ yaelah, masa sih Lo gatau” “ Gue males berurusan sama cewek lagi, bagi gue semua cewek sama” ujarnya, meski apa yang di katakan Mike barusan memang benar tapi pada kenyataannya Mike masih berurusan dengan wanita, dalam artian lagi, jika bukan karena urusan ranjang, Mike tidak ingin ikut campur dengan yang lainnya “ Tapi, kalau gue perhatiin sih kayaknya cewek itu suka sama Lo Mike” papar Rey yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan diantara keduanya, perkataannya sukses membuat Mike menatap kearahnya “ ngelantur Lo” ketus Mike, menyanggah pernyataan Rey