Bismillah
"SUAMI DARI ALAM LAIN"
# part_24
#by: R.D.Lestari.
"Indri, mari masuk," Ibu Bima mempersilahkan Indri masuk. Gadis itu menatap dengan sayu.
"Jangan sungkan, In. Tinggallah dulu di sini hingga tubuhmu sehat kembali, Ibu dan Anima akan merawatmu, percaya pada kami,"
"Terimakasih, Bu. Maafkan jika saya merepotkan," Indri membungkuk.
"Ayo, Kak Bima, bawa Kak Indri ke kamar tamu, biar ia istirahat," Anima berjalan di depan dan Bima mengekor bersama Indri dibelakang.
Netra Indri membesar, terpana melihat ruangan kamar tidur yang disiapkan. Rapi, bersih, luas dan di penuhi perabotan mahal.
Perabotannya berlapis emas dan permata. Ranjang dan lemari terbuat dari kayu jati dengan ukiran bunga dan burung. Antik dan elegan.
Anima berbalik dan pergi meninggalkan dua insan itu di d
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_25# by: R.D.Lestari.Di kediaman Indri. Bapak menatap Ibu dengan tatapan iba. Wanita paruh baya itu sudah dua bulanan ini selalu duduk di depan rumahnya hingga larut malam, menanti buah hati satu-satunya pulang kerumah. Sudah berbagai upaya mereka lakukan. Mulai dari memanggil paranormal, polisi hingga warga sekitar untuk mencarinya, tapi hasilnya tetap nihil. Tujuh hari mereka mengadakan pengajian pun tak ada hasil. Tak ada sedikitpun tanda-tanda atau firasat tentang keberadaan Indri. Mereka sudah putus asa. Hanya airmata yang mampu mengobati kesedihan hati ketika mengingat tentang Indri yang tak tau di mana keberadaaan dan juga kabarnya. Bisik-bisik mulai terdengar. Banyak yang menyangkut pautkan kepergian Indri dengan hutan Uwentira, saat Indri tersesat beberapa waktu lalu. Mereka yakin jika Indri di culik war
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_26#by: R.D.Lestari. "Cantik sekali Kak Indri," Anima menatap takjub Indri yang memakai gaun pengantin warna putih dengan kristal swarowzki. Cantik begitu anggun membalut tubuh Indri yang langsing. Make up natural juga menghiasi wajah cantik Indri, menambah kesan manis di setiap titik wajahnya. Senyum Indri merekah, jilbab dan mahkota mungil menambah kesempurnaan hiasan Indri malam ini. Ya, Indri dan Bima menikah di pertengahan malam ketika pendar cahaya bulan bersinar sempurna. Keluarga sudah berkumpul memenuhi meja-meja yang di letakkan di tengah padang rumput. Rangkaian bunga mawar putih, jingga dan merah mendominasi hiasan dekorasi di alam terbuka itu. Lilin-lilin memenuhi meja tamu dengan gelas-gelas kristal yang di penuhi minuman sirup aneka rasa. Makanan enak aneka jenis bertabur penuh rasa nikmat tersedia di meja.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_27#by:R.D. Lestari. "Ya, Bu. Kenapa Ibu panggil Bima?" wajah Bima tertekuk ke dalam. Kesal karena Ibu dan adiknya mengganggu malam pertamanya. Ibu yang saat itu sedang duduk, seketika berdiri dan menatap nyalang ke arah Bima. Tangannya berkacak di pinggang. "Ada apa katamu? apa kau lupa, Bima! ingat perjanjian kita sebelum kamu menikah dengan Indri, kamu tidak boleh sedikitpun melakukan hal suami istri padanya, jika itu terjadi, maka Indri sudah tidak bisa pulang ke dunianya," "Bukankah Indri harus pulang dan pelan-pelan meminta restu kepada orang tuanya? bagaimana pun pasti sakit kehilangan anak semata wayang mereka. Indri harus jujur kepada keluarganya," Ibu menatap lekat Bima. Bima tersentak mendengar penuturan Ibu. Ya, ia ingat perjanjian itu. Hati kecilnya pun tak ingin egois. Indri harus pulang ke rumah orang tuanya.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"# part_28#by: R.D.Lestari. "Po-- portal?" "Ya, portal penghubung antara duniamu dan duniaku. Kamu paham kan maksud Kakak, Sayang?" Bima membelai rambut Indri mesra. Indri mengangguk dan bergegas melaksanakan solat serta bersiap-siap. Bima dengan sabar menunggu Indri di ruang tamu. Ia dengan tenang menyeruput kopi susu buatannya sendiri sambil sesekali mengunyah roti coklat yang lembut dan beraroma khas buatan ibunya. Pluk! "Bima," Bima menoleh saat ia mendengar suara seseorang tepat di belakangnya. "Ya, Bu?" "Kamu jadi nganter Indri pulang?" "Jadi, Bu. Ini lagi nungguin Indri siap-siap. Sebentar lagi kami berangkat,ya, Bu," "Ya, kamu hati-hati di jalan. Jaga Indri, dan ingat kamu jangan sampai menampakkan diri di
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_29#by: R.D. Lestari. Brakkk! "Ibu!" "Tolong! tolong!" Indri luruh memeluk tubuh ibunya yang seketika ambruk begitu melihat kehadirannya yang tiba-tiba. Dengan suara yang tercekat karena takut dan sedih yang teramat sangat, Indri berusaha meminta tolong. Drap-drap-drap! Beberapa langkah kaki terdengar serentak berirama datang mendekat. Mereka tak lain adalah Ayah, Nenek dan juga pamannya. Mereka pun tak kalah terkejutnya melihat Indri yang sedang memeluk ibunya erat. Tanpa banyak bertanya mereka segera menolong Ibu dan membawanya ke dalam kamar. Indri mengekor dari belakang. "Kamu tunggu di ruang tamu dulu, In. Ayah perlu bicara banyak padamu," Indri menghentikan langkahnya begitu mendapat perintah dari Ayah. Ia berba
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_30#by:R.D.Lestari. "Indri!" Brakkk! Indri menutup pintu rapat. Gegas ia menuju ranjang dan menjatuhkan tubuh langsingnya keras di atas kasur kapuknya. Ia membenamkan wajahnya di bantal lusuh kesayanganya. Tangisnya pecah. Ia berada dalam dilema. Siapa yang harus ia pilih? orang tuanya atau suaminya? Indri yang awalnya yakin akan keputusannya bersama dengan Bima, seketika hilang arah saat melihat wajah ibunya yang kecewa karena ulahnya. Ia kini hanya bisa terisak mengingat suaminya. "Kak, datanglah ... aku butuh dirimu saat ini," lirihnya. Tangis Indri semakin menjadi. Ia seolah tak perduli seisi rumah memanggil namanya dan menggedor pintu kamarnya kencang. Ia tetap terdiam dan tak sekalipun menjawab. Saat ini ia hanya ingin sendiri, membalu
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_31#by: R.D.Lestari. "Indri? kamu sudah pulang? kapan kamu ...," Seorang tetangga Indri yang tak sengaja lewat depan rumah Indri langsung mampir begitu melihat Indri yang duduk di teras rumah. Indri langsung mendongakkan wajahnya dan tersenyum manis menatap si Ibu. "Sudah, Kak. Kemarin saya pulang," "Kamu dari mana saja, Indri. Semua orang bersusah payah mencarimu, syukurlah kamu pulang dengan selamat," wanita berbaju coklat bergaris itu menatap Indri penuh haru. "Saya diculik, Kak. Dan tidak tau siapa orang yang sudah menculik saya," "Ya Allah, In. Syukur kamu bisa pulang," "Iya, Kak. Alhamdulillah," "Kak, saya boleh minta tolong?" Indri menatap si Ibu lekat. Hatinya kini gundah gulanya. Penolakan Ibu membuatnya takut unt
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#Part_32#by: R.D. Lestari. "Ayo, In. Tunjukkan senyummu, mereka sudah tiba dan menunggumu. Ibu yakin kau akan melupakan suami gaibmu itu. Anak teman Ibu tak kalah tampan," Ibu menarik tangan Indri kencang, hingga gadis itu tersentak dan mengikuti langkah ibunya menuju ruang tamu di mana calon besan dan putranya menunggu. Semua yang sedang berkumpul di ruangan itu tersenyum lebar melihat kedatangan Indri, begitupun calon suami Indri yang duduk di tengah-tengah orang tuanya. Pemuda itu mengulas senyum manisnya saat berhadapan dengan Indri. Namun, Indri tak membalasnya dan bersikap cuek padanya. Si Pemuda pun mengulurkan tangannya, tapi Indri tetap diam mematung. Membuat semua orang yang ada di sana menjadi canggung. "Indri, jangan bikin malu Ibu," Ibu berbisik seraya menjawil lengan Indri. Membuat wanita