Home / Romansa / SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA / BAB 1 : Ratapan Hati (Part 1)

Share

SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA
SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA
Author: Hamfa Merman

BAB 1 : Ratapan Hati (Part 1)

Author: Hamfa Merman
last update Last Updated: 2025-11-24 15:13:28

“Mas, mau kamu apa sih sebenarnya? Salahku di mana? Aku hanya ingin kau berhenti terus menerus mengabaikanku, seolah diriku ini bukan istrimu saja! Ingatlah Mas Donfa, kamu itu suamiku, bukan pria milik wanita lain!” tegas Karnias Saputri dengan tatapan matanya yang sudah berair, hendak meneteskan air mata sesaat kemudian.

“Cukup! Aku tidak ingin mendengar ocehan berisi omong kosongmu lagi! Cepat keluar dari ruanganku, sekarang juga!” bentak Donfa Kragar kepada Karnias Saputri yang sontak hanya bisa tertunduk dengan isak tangis menyentuh hati.

Karnias Saputri benar-benar cantik rupawan dari paras wajahnya. Usianya sudah beranjak 29 tahun, tapi kecantikannya seolah tak benar-benar bisa memudar sedikit pun. Akan tetapi, isak tangisannya yang sedih membuat pesonanya seolah lenyap saat itu juga.

Adapun Donfa Kragar merupakan seorang pria berusia 35 tahun yang tampan dari rahang tegas miliknya saja, sudah bisa membuat semua wanita tak berdaya untuk berkedip ketika memandanginya. Namun, raut wajahnya sekarang tampak benar-benar mengerikan karena urat-urat di sekitarnya menegang sebagai tanda amarahnya yang tidak sedikit pula.

Keduanya adalah pasangan suami istri yang sudah menikah sejak 10 tahun yang lalu. Bahkan hari ini merupakan hari peringatan pernikahan keduanya. Sayangnya, bukannya diwarnai dengan kegembiraan yang seharusnya, semuanya malah jatuh ke titik rendah yang amat berantakan dari segala aspek kehidupan.

Karnias Saputri segera mendongakkan kepalanya seolah masih ingin mencoba menatap wajah sang suaminya tersebut untuk sekali lagi memastikan sedikit celah penyesalan darinya. Sayangnya, Donfa Kragar jelas tak bergeming, malah wajahnya tampak semakin mengerikan di setiap detik yang berlalu.

“Tunggu apalagi sih, malah bengong terus?! Cepat pergi dari sini! Apa kamu tidak lihat kalau aku sedang sibuk, hah?! Punya mata, tapi buta dengan sekitarnya, benar-benar sampah yang manja dan tidak berguna kau! Sungguh menyesal aku dahulu menikahi wanita tidak tahu diuntung sepertimu!” Donfa Kragar menaikan nada suaranya sekali lagi.

Mendengar perkataan yang pedas seperti itu, Karnias Saputri merasa seperti ditombak oleh binaragawan, tepat menusuk dan menembus jantungnya. Rasa sakit yang benar-benar terlalu menyakitkan untuk diterima oleh orang biasa, tapi tidak untuk Karnias Saputri yang seolah sudah terbiasa merasakan rasa sakit yang sulit untuk dijelaskan tersebut.

“Tuan, jangan marah-marah! Nanti bisa kena serangan jantung loh! Yang sabar, kalau bisa dibicarakan baik-baik, mengapa harus teriak-teriak, kan?” ujar Bu Linda dengan lembut yang masih berada di samping kanannya Donfa Kragar.

Karnias Saputri yang menatap sedih ke arah Donfa Kragar seketika langsung murka ketika mendengar perkataannya Bu Linda, hingga dirinya tidak ragu-ragu untuk membentak dengan keras. “Kurgh, dasar wanita murahan ini, benar-benar tidak tahu malu sama sekali! Beraninya kau berkata-kata seindah mutiara tepat setelah perbuatan tercelamu yaitu berselingkuh dengan suamiku diketahui olehku, hah?!”

Perkataan amarahnya Karnias Saputri begitu membara sampai ekspresi wajahnya yang sedih sebelumnya langsung berubah suram penuh kemurkaan seorang istri yang tersakiti. Sorotan matanya yang sebelumnya redup dalam kesedihan, tiba-tiba seolah mendapatkan bara api yang membuatnya menatap tajam ke arah Bu Aniran.

Bu Aniran, seorang wanita cantik berusia 31 tahun yang berprofesi sebagai sekretaris pribadinya Donfa Kragar. Meski tak secantik Karnias Saputri dari paras wajahnya, tapi Bu Aniran punya keunggulan postur tubuhnya yang jauh lebih memukau pandangan mata para pria ganas dan hidung belang.

Pasalnya, tingginya saja sudah mencapai 175 cm dengan elegan berdiri berdampingan bersama dua gunung kembar miliknya yang tampak kokoh menggantung di sarangnya. Pria mana yang tidak terpesona melihat bentuk tubuh wanita cantik yang seindah itu. Sayangnya, dari semua pria yang tertarik kepadanya, Bu Aniran memilih membuka dirinya untuk atasannya sendiri yaitu Donfa Kragar, seorang pria yang sudah memiliki istri sendiri.

Keputusan yang amat bejat tersebut masih bisa terlihat jejaknya saat ini. Kalau diperhatikan baik-baik, Bu Aniran saat ini hanya berusaha menutupi tubuhnya dengan kemeja ditangannya yang seharusnya dikenakan olehnya dan melekat pada tubuhnya. Sudah jelas, kalau Bu Aniran baru saja telanjang bulat sebelumnya.

Begitu pula dengan Donfa Kragar yang terduduk di kursi kerjanya tanpa busana di tubuh bagian atasnya. Ruangan kerja yang seharusnya digunakan bekerja malah dijadikan tempat pergaulan bebas yang tercela semacam ini. Perselingkuhan keduanya yang selama ini sulit dibuktikan oleh Karnias Saputri akhirnya benar-benar terkuak juga.

Meski begitu, rasa sakit yang selama ini sudah dianggap oleh Karnias Saputri sebagai hal yang wajar langsung meningkat drastis. Rasa sakit dikhianati oleh orang yang dicintainya jauh berkali-kali lipat dahsyatnya dibandingkan hanya sekadar diabaikan begitu saja. Pernikahan keduanya memang tidak berjalan mulus karena Donfa Kragar senantiasa memperlakukan istrinya seolah babu semata.

Kecantikannya Karnias Saputri hanya hiasan saja di matanya Donfa Kragar. Sebuah kenyataan pahit yang seharusnya sulit untuk dipercaya, tapi memang begitulah adanya. Karnias Saputri masih tidak tahu sejak awal menikah sampai sekarang terkait alasan mengapa suaminya itu tampak terus saja menjauhinya hingga memperlakukannya serendah budak.

“Aduh, maaf Bu Karnias! Saya tidak bermaksud untuk menyinggung perasaan Bu Karnias. Saya benar-benar tulus ingin membantu menenangkan Pak Donfa agar tidak memarahi Bu Karnias lagi!” ucap Bu Linda tampak sedih dengan wajah tertunduk, tapi Karnias Saputri masih bisa melihat senyuman tipis yang jelas-jelas menunjukkan kalau Bu Linda sedang meremehkannya dan tidak benar sungguh-sungguh menyesal sama sekali agaknya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 7 : Ratapan Hati (Part 7)

    “Tuan Jurgan Kragar? Malam-malam begini, mengapa beliau menghubungi saya? Mungkinkah karena urusan besok di perusahaan cabang bersama Tuan Muda Donfa Kragar?” gumam Pak Buwir seolah mencoba menebak-nebak kemungkinan tersembunyi mengapa dirinya dihubungi oleh ayahnya Donfa Kragar secara langsung.Tak ingin terus menebak-nebak tanpa dasar alasan yang jelas, Pak Buwir segera menjawab panggilan masuk tersebut. “Halo, Tuan! Ada yang bisa saya bantu, Tuan?”Pak Buwir tampak berhati-hati dalam kata-katanya. Di sisi lain, Jurgan Kragar tengah berada di dalam ruang kerja, tepat di kediaman utama milik Keluarga Kragar. Ekspresi wajahnya yang sudah keriput begitu sulit ditebak, tapi jelas sekali kalau sorot matanya begitu dingin rasanya.“Hmph! Bocah nakal itu ada di mana sekarang? Dari tadi saya coba hubungi, malah tidak dijawab-jawab dan bahkan sengaja dimatikan! Sudah bosan hidup kah, bocah tidak tahu diuntung itu, hah?!” teriak Jurgan Kragar begitu nyaring terdengar meski sebatas panggilan m

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 6 : Ratapan Hati (Part 6)

    Meski berisik dengan suara-suara lagu yang diputar, keheningan di antara orang-orang di dalamnya terasa sangat jelas apabila diamati. Semuanya berfokus kepada Donfa Kragar seolah menyiratkan kalau Donfa Kragar memilih untuk diam, maka semuanya akan diam di detik itu juga.Untungnya, tidak lama kemudian ada seorang pelayan yang mengetuk pintu kemudian masuk ke dalam. Ternyata, pelayan tersebut mengantarkan sejumlah botol yang jelas isinya adalah minuman keras yang memabukkan. Kedua temannya seolah menemukan angin segar untuk memulai pembicaraannya sekali lagi.“Hehe, akhirnya yang dinantikan tiba juga. Minum lagi, ayo minum lagi semuanya! Puaskan dirimu dan lepaskan beban yang mengusik pikiran kita semua!” seru salah satu temannya Donfa Kragar.Mendengar itu, Donfa Kragar melirik sejenak sebelum berkata, “Baiklah, ayo minum saja sepuasnya! Tak lama lagi, aku harus segera pulang juga!”“Haha, wokeh!” sahut semua orang bersamaan.Mereka bersemangat dalam hati masing-masing sampai menegak

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 5 : Ratapan Hati (Part 5)

    Karnias Saputri melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih lima belas menit. Dalam keheningan, Karnias Saputri bergumam pelan, “Jam sembilan malam ya? Masih ada cukup waktu untuk menyelesaikan sisa pekerjaanku ini. Semangat Karnias, kerja keras pastinya tidak akan mengkhianati hasil akhirnya!”Sambil menepuk pipinya sendiri, bola matanya Karnias Saputri langsung terbuka lebar-lebar sebagai tanda dirinya yang tidak kenal lelah. Karnias Saputri termasuk beruntung karena bisa mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan cabang milik Keluarga Kragar. Penerimaan karyawannya tidak mematok ijazah kuliah sehingga Karnias Saputri yang masih SMA bisa ikut melamar.Tentunya, Karnias Saputri tidak melamar dengan tangan kosong apalagi tanpa persiapan sedikit pun. Bisa dibilang kalau Karnias Saputri termasuk orang yang cerdas. Meski tidak terlalu memukau secara akademik, setidaknya dia tekun dan teliti sehingga pekerjaannya sangat enak dilihat mata.Karnias Saputri

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 4 : Ratapan Hati (Part 4)

    “Bu Karnias, maaf ya! Suamimu akan saya manjakan hari ini! Mungkin lain kali bakal jadi giliran Anda! Mu–mungkin juga tidak, ah…!” ucap Bu Linda dengan suara lembut sebelum terputus ketika merasakan sengatan listrik dari salah satu puncak gunung kembar miliknya yang dihisap dengan ganasnya oleh makhluk buas bernama Donfa Kragar.Karnias Saputri melotot ketika mendengarnya sekaligus geram ketika melihat pemandangan suaminya sendiri begitu ganas meremas dan menghisap tubuh sensitif yang besar sekaligus kenyal miliknya Bu Linda, tepat di depan matanya. Perasaan marah, benci, dan dendam yang sulit terlukiskan terasa bercampur aduk menjadi satu dalam momen bejat semacam itu.Pengalaman hidup yang mustahil dilupakan oleh Karnias Saputri, tak peduli apa yang terjadi ke depannya. Entah berapa lama rasa mengganjal di dalam hatinya akan terus ada. Selama terus didiamkan dan tidak ada sesuatu yang dapat melunturkannya, perasaan rumit akan terus menerus mendiami isi hatinya hingga membuatnya kehi

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 3 : Ratapan Hati (Part 3)

    “Donfa Kragar, mencintai pria laknat sepertimu benar-benar kesalahan terbesar dalam hidupku! Aku pasti akan mengingat rasa sakit ini seumur hidupku! Kau tunggu saja balasan dariku, pasti berkali-kali lebih dahsyat dari penyiksaanmu selama ini!” pikir Karnias Saputri dalam hatinya yang benar-benar membenci dan mulai menyimpan dendam.Donfa Kragar tidak tahu isi hatinya Karnias Saputri, lebih tepatnya memang tidak mau tahu sama sekali. Alhasil, Donfa Kragar semakin ganas terus memukuli istrinya sendiri tersebut tepat di hadapan selingkuhannya. Sebuah kelakuan bejat yang sungguh sulit digambarkan hanya beberapa kata saja. “Gawat! Donfa ini benar-benar sudah terlalu berlebihan! Aku harus menghentikannya sekarang juga!” pikir Bu Linda yang sudah tak tega melihat Karnias Saputri terus menerus digampar selayaknya samsak tinju oleh Donfa Kragar tanpa memberikan sedikit pun perlawanan.“Cukup, Pak Donfa! Jangan terlalu keras memukulinya! Nanti kalau dia pingsan, bakal sulit mengurusnya! Lagi

  • SUAMI JAGOAN ISTRI MENDERITA   BAB 2 : Ratapan Hati (Part 2)

    Karnias Saputri segera menunjukkan jari telunjuknya sambil melangkah maju ke arahnya Bu Linda. Raut wajahnya yang cantik benar-benar memudar dengan amarahnya yang memuncak hingga membuatnya mendidih karena tak tahu harus berbuat apalagi demi melampiaskan amarahnya yang mengganjal di dalam hatinya tersebut.“Kau…! Masih beraninya kau tersenyum mengejek kepadaku, hah?! Dasar rubah berbisa, kau pantas mati seribu kali!” teriak Karnias Saputri dengan nada tinggi ketika mengutuk Bu Linda dalam amarahnya.Donfa Kragar menyipitkan matanya ketika mendengar bentakan istrinya tersebut. “Lancang sekali mulutmu, hah?! Cepat minta maaf yang tulus kepada, Bu Linda! Jangan coba-coba berani beranjak pergi dari tempat ini sebelum kau melakukannya tepat di depan hadapanku dan Bu Linda! Minta maaf sekarang juga!”Karnias Saputri yang sudah kehilangan akal seolah kembali tersadar dari amarahnya. Tatapan matanya seolah tidak percaya ketika mendengar suaminya berkata-kata tidak tahu malu dan mustahil masuk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status