“Apa maksudmu?” Serena mengernyitkan alisnya bingung dengan perkataan Dante.
Pria itu langsung mengubah posisinya dan melanjutkan melajukan mobilnya.
“Kau akan tinggal di mansion saya untuk sementara,” jawabnya mengalihkan topik pembicaraan.
“Aku tidak mau!”
“Saya tidak sedang meminta pendapat!”
Serena mendelik tajam ke arah pria di sampingnya itu. Entah sudah berapa kali Serena ingin membunuh pria itu detik ini juga.
“Aku tidak akan turun dari mobil ini jika kau tidak membawaku pulang!” jawab Serena dengan nada marah.
“Saya bisa menarikmu untuk keluar dan menyeretmu masuk,” jawab Dante denga nada tenang. Tangannya sibuk memutar stir mobil dengan lengan kemeja yang sudah dilipat memperlihatkan otot-otot tangannya yang kekar.
Serena diam. Bukan karena tidak mempunyai balasan untuk perkataan Dante, namun karena Serena takut jika pria itu benar-benar melakukannya.
Pasalnya, dia tidak terlihat seperti pria yang akan bercanda dengan ucapannya. “Dengar!” Serena mendekatkan tubuhnya ke arah pria itu agar dia bisa mendengarnya dengan jelas.
“Aku tau kau sangat terobsesi denganku tapi kau tidak bisa memaksaku melakukan semua yang kau inginkan. Kita baru saja bertemu beberapa jam yang lalu dan kau sudah berlagak seakan-akan kita sudah menikah selama bertahun-tahun. Kau pikir aku boneka?” marah Serena.
Bukannya menjawab, Dante hanya tersenyum kecil mendengar penuturan gadis di sampingnya ini. Entah kenapa, gadis satu ini sangat berbeda dengan kebanyakan wanita yang pernah dia temui.
“Saya tidak pernah terobsesi dengan apapun, kecuali uang!” jawabnya membuat Serena memincingkan matanya.
“Lalu kenapa kau mau menikah denganku? Apa kau membuat perjanjian dengan kakek?” Serena bertanya dengan hati-hati karena ini menyangkut hidup dan matinya.
Serena tidak bisa membuat Dante curiga tentang penyakit anehnya yang tiba-tiba sembuh ketika di dekat pria ini. Karena kondisi kesehatannya adalah hal yang sangat dirahasiakan.
“Saya tidak pernah melakukan sesuatu kecuali untuk uang!” jawab Dante singkat. Serena menghembuskan napasnya kasar. Tidak mungkin pria ini mau mengaku dengan mudahnya hanya karena Serena bertanya.
Sama seperti puluhan suaminya di mansion, tidak ada yang mau membuka mulut tentang perjanjian apa yang mereka buat dengan kakek Serena.
Sebelum Serena sempat membuka mulutnya untuk berbicara lagi. Mereka sudah sampai di sebuah perumahan mewah bak istana. Mansion keluarga Serena memang sangat megah tapi masih kalah megah dari mansion ini.
Tidak heran pria di sampingnya ini berlagak seakan-akan dunia miliknya. Pasti sejak kecil dia sudah dimanjakan oleh orang tuanya.
“Kau akan tinggal disini mulai sekarang,” ucap Dante kini menatap ke arah Serena.
“Aku tidak mau!”
“Penjaga akan menyeretmu masuk jika kau tidak mau!”
“Kau!” Serena menghentika ucapannya. “Aku akan turun dengan satu syarat!”
Dante tetap mendengarkan dengan setia, entah ocehan apa yang akan diucapkan oleh gadis di sampingnya ini. Tapi rasanya ada warna baru di dihidupnya semenjak mengenal gadis aneh ini.
Pertama dia menabrak mobilnya, lalu menolaknya dengan mentah-mentah, menyewa wanita untuk berpura-pura hamil anaknya.
Dante rasanya ingin tertawa jika mengingat ekspresinya tadi. Dan lagi, bisa-bisanya gadis ini menodongkan senjata ke arahnya.
Benar-benar tak kenal takut dan keras kepala.
“Aku mau mengajukan kontrak pernikahan!”
Dante seketika melihat ke samping, dimana gadis mungil yang sialnya sangat seksi dan menawan itu duduk dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
“Pernikahan kontrak?” tanya Dante singkat.
“Iya benar, apa kau suka padaku? Ini memang pertanyaan konyol karena aku yakin kau pasti suka denganku tapi aku hanya ingin memastikan.”
“Bukankah itu sebaliknya? Kau yang suka dengan saya?”
“Apa?” Serena bertanya dengan nada meremehkan. Dimana lelaki ini mendapatkan kepercayaan setinggi itu. Serena akui dia memang tampan, jauh lebih tampan dari dugaannya dengan rupa seorang Dante Massimo, tapi tetap saja ego Serena terasa seperti dilukai mendengar hinaan pria ini.
“Aku tidak, dan tidak akan pernah suka denganmu. Aku sudah memiliki banyak sekali pria dan aku hanya ingin hidup bebas. Aku hanya ingin memastikan apa kau suka denganku?” tanya Serena memaksa.
Dante mengetuk-ngetukkan jarinya yang penuh dengan tato itu di atas stir mobilnya. “Aku hanya suka uang di dunia ini, karena uang tidak pernah berkhianat,” jawabnya singkat namun mampu membuat suasana menjadi hening.
“Bagus!” jawab Serena cepat. “Kalau begitu kita impas, kita sama-sama tidak saling menyukai. Maka kau harusnya setuju dengan kontrak pernikahan ini.”
“Tergantung isi kontraknya,” sanggah Dante kini menatap Serena yang terlihat mulai bersemangat.
“Kita menikah karena dijodohkan oleh kakekku, jadi pernikahan ini hanya formalitas atau semacam bisnis. Aku tidak akan memcampuri urusanmu dan kau juga tidak boleh necampuri urusanku. Karena semua orang akan tau aku menikah denganmu maka reputasi juga sangat penting,” jelas Serena panjang lebar.
Dante hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. “Benar itu akan membuat ini lebih mudah,” jawab Dante membuat Serena tersenyum manis.
“Aku tau kau orang yang rasional, aku memang tidak pernah salah membaca pikiran orang!”
“Tapi aku yang akan membuat kontraknya, dan kau tinggal menandatanganinya,” ucap Dante dengan cepat.
“Tunggu!”
Serena menahan tangan Dante agar tidak keluar dulu dari mobil. “Kontrak dibuat atas persetujuan kedua belah pihak, apa kau tidak tau itu, Tuan Dante?” tanya Serena dengan nada menyindir.
“Aku hanya setuju jika peraturannya sesuai keinginanku!”
Serena mendadak emosi menengar penuturan pria ini. “Dan itu tergantung apa kau menurut selama tinggal disini,” tambah Dante lalu keluar dari mobil meninggalkan Serena sendiri.
“Sial! Hari ini tidak ada yang berjalan dengan benar!”
Drtt!!
Serena mengaktifkan sebuah alat yang dari tadi berada di telinganya. Sebuah alat pendengar yang langsung terhubung dengan Nico.
“Sayang, jika kau masuk ke rumah pria itu aku akan mengebom tempat itu detik ini juga.”
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma