Blitz!
Kilatan cahaya dari kamera membuat fokus Dante yang sedang ditodong pistol itu sedikit buyar. Di depannya, gadis yang memakai kemeja yang kancingnya sudah terlepas entah kemana itu menodongkan sebuah pistol tepat ke arah kepalanya.
Dante menyeringai, sepersekian detik kemudian, Dante melipat tangan Serena dan mengunci tubuh mungilnya yang tak seberapa itu ke arah tubuh kekar miliknya.
“Hhh!!” Serena hanya bisa mengeluh ketika tangannya tak mampu bergerak karena ditekan oleh Dante. Sementara, pistol yang dia bawa sudah diambil dengan cepat oleh pria itu.
“Menurutlah, atau kau akan mati!” Hanya satu kalimat itu mampu membuat Serena terdiam.
“Mphh!!!” Bibir hangat dan basah milik Dante mendarat dengan cepat di bibir ranum milik Serena. Dia tidak bisa memproses informasi apapun selain mereka berdua dalam keadaan genting saat ini.
“Foto itu cepat!!” Puluhan wartawan sudah menerobos masuk lewat pintu utama dan kini mereka langsung menyaksikan pemandangan yang sangat langka.
Serena memukul dada bidang pria itu namun Dante tak bergeming sedikitpun. Pria itu tetap melanjutkan ciumannya seakan-akan itu adalah yang terakhir kalinya.
“Shtt!!” Dante mengisyaratkan agar Serena menuruti perintahnya. Dengan gerakan cepat Dante memasukkan pistol itu ke dalam kemeja putih yang dia pakai.
Pandangan mereka bertemu, namun Serena memutusnya dengan cepat.
“Nona Serena, bisa anda kenalkan siapa pria ini?”
“Apa dia tunangan anda?”
“Bagaimana dengan rumor bahwa anda telah menikah sebelumnya apa itu benar?”
“Nona, bisa jelaskan keadaan ini?”
“Apa pria ini ada hubungannya dengan mobil anda yang diretas?”
Serena merapikan kemejanya dan berjalan mendekat ke arah kumpulan wartawan itu. Walaupun bisa menerobos masuk, tapi puluhan penjaga di mansion ini tetap menjaga agar wartawan itu tidak berada terlalu dekat dengan Serena.
Serena mendelik ketika Dante malah berjalan mendahuluinya sambil menggenggam tangannya layaknya seorang pasangan.
Pria ini benar-benar!
“Saya adalah calon suami Serena, kami akan menikah seminggu lagi!”
Serena meremas tangan kekar Dante yang masih menggenggam tangannya. “Kau gila!” bisik Serena namun pria itu malah menulikan telinganya seakan-akan ini adalah bagian dari rencananya.
“Benarkah?! Lalu anda siapa? Apa anda juga seorang konglomerat?”
Benar! Tidak ada yang tau bagaimana rupa dari seorang Dante Massimo. Namun, pria itu sangat terkenal hingga melihat atau berhubungannya dengannya adalah hal terakhir yang orag-orang inginkan.
“Kalian akan tahu saat pernikahan kami. Tolong berikan doa kalian karena ini akan menjadi pernikahan yang terbesar dan teromantis di negara ini,” ucap Dante dengan senyum di wajahnya, membuat Serena juga terpaksa harus tersenyum.
Salah satu perkataan dari mendiang ibunya yang diingat oleh Serena adalah, saat keadaan segenting apapun, tersenyum ke arah wartawan adalah sebuah keharusan agar berita-berita buruk tidak tersebar dan bisa berdampak ke saham perusahaan.
Serena sudah mengerti hal itu bahkan sejak kecil. Bagi keluarganya yang tidak layak disebut keluarga itu, reputasi lebih penting dari nyawanya.
“Bisa tolong jelaskan kenapa mobil anda meledak, Nona?”
“Nona.”
Dante menarik tangan Serena membelah kerumunan wartawan itu. Serena terpaksa mengikuti pria itu karena keadaan tidak memungkinkan untuk menunjukkan keadaan sebenarnya tentang hubungan mereka. Atau, rumor-rumor akan bermunculan.
“Nona, apa rumor hubungan anda dengan Nicholas Rodriguez itu benar?”
DEG!!!
Serena mendadak merasa merinding. Bagaimana wartawan bisa tau semua hal yang bahkan sangat rahasia di hidupnya?
Serena mengernyit ketika Dante berhenti di pertengahan jalan. Sementara kilatan cahaya dari blits kamera wartawan itu masih terus menerangi Serena.
“Satu lagi! Tolong jangan ganggu calon istri saya sebelum pernikahan atau saya pastikan kalian semua tidak punya pekerjaan besok pagi!”
Setelah mengucapkan itu, Dante menuntun Serena ke arah mobilnya yang ditabrak oleh Serena tadi. Tidak terlihat ada kerusakan yang besar kecuali sedikit lecet di bagian depannya.
“Masuk, atau saya dorong paksa?”
Serena mendelik tajam ketika Dante mengucapkan kalimat itu dengan sangat entengnya. Jika keadaannya tidak serumit ini maka sudah dipastikan Serena sudah menembak kepala pria ini dengan pistol tadi.
Mobil Rolls Royce hitam milik Dante melaju memecah jalanan kota Milan yang sangat padat malam itu.
“Kau mau mati hah?” Serena membentak Dante dengan nada tinggi ketika mereka sudah melewati area perumahan milik kakeknya.
Namun pria itu dengan santainya mengemudikan mobil seakan dia tidak membuat masalah sama sekali.
“Bukankah itu terlalu kasar untuk orang yang sudah menyelamatkan nyawamu, Nona Serena?” tanya Dante dengan nada yang sangat mengintimidasi sambil menekankan kata ‘nona’
Serena mendadak bungkam. Ledakan tadi, jika pria di sampingnya ini terlambat sedetik saja maka Serena pasti sudah menjadi abu bersama mobil itu.
“Apa aku sudah mengatakan setuju? Kau tidak bisa seenaknya mengumumkan kepada publik bahwa kita akan menikah!” ucap Serena kesal.
“Saya tidak pernah meminta persetujuan apapun dari siapapun. Jika saya mengatakan kita menikah maka kita akan menikah!”
Serena tertawa hambar mendengar penuturan pria di sampingnya ini. “Kau pikir dunia berputar disekelilingmu saja, hah?”
Dante tiba-tiba mengehentikan mobilnya membuat Serena terperanjat kaget. “Kau benar-benar gila!” umpat Serena sebelum Dante dengan tiba-tiba mendekat ke arahnya dan mengunci pergerakannya.
Di dalam mobil yang sempit itu, Dante menaruh tangannya diantara kedua pundak Serena membuatnya tidak bisa bergerak, lalu mendekatkan wajahnya hingga Serena terpaksa harus menahan napasnya. Jika dia bergerak sedikit saja maka bibir mereka akan bersentuhan.
Deru napas panas dari pria itu membuat Serena menelan ludahnya susah payah.
Sejak kapan pria ini menjadi begitu mengerikan?
“Kau…
“Shtt!!!” Dante mendaratkan telunjuknya di bibir ranum Serena. Tatapannya sangat jelas melihat dengan detail pahatan cantik wajah milik Serena.
Dari jarak sedekat ini, Serena dapat merasakan ada sesuatu yang mengeras di bawah sana. “Kau sudah menjadi milik saya, jauh sebelum kau mengingat sejak kapan kau hidup di dunia ini!”
Serena mengernyitkan alisnya. Apa maksud perkataan pria ini?
Suasana di dalam mansion yang megah itu berubah drastis. Dari ketegangan yang membara hingga keheningan yang mencekam, kini hanya ada tatapan-tatapan penuh kebingungan dan keterkejutan. Fredrick duduk dengan lemas di kursi besar, matanya menatap kosong ke arah Serena, Jack, dan Dante. Semua dalih, semua kebohongan yang ia ciptakan selama bertahun-tahun, akhirnya terungkap.Sementara itu Serena merasa baru melihat cahaya di dalam kehidupannya yang selama ini penuh dengan intrik dna teka tekiu. Raasanya dia terlahir kembali dan semua puzzles yang selama ini ada sudah terjawab dengan jelas.Kakeknya, Fredrick adalah dalang dari balik semua ini. Ternyata selama ini orang yang Serena pikir melakukan semuanya demi kebaikannya bukan melakukannya dnegan tujuan itu. Teryata selama ini Serena salah besar.Dia bahkan rela mengorbankan masa mudanya untuk menikah dengan banyak pria dna melawan semua ras atrauma dan takutnya untuk mengetahui fakta bahwa Fredrick bukanlah kakek kandungnya sendiri te
Ruangan besar di mansion Fredrick dipenuhi dengan ketegangan yang semakin memuncak. Fredrick yang masih syok setelah Jack memberitahukan semua tentang siapa sebenarnya orang-orang di sekeliling Serena, kini berusaha mencari celah untuk memutarbalikkan keadaan. Di sisi lain, Dante dan Serena tidak bisa mengabaikan firasat buruk yang muncul setelah melihat cara Fredrick mencoba memanipulasi Jack.Dante, yang sudah cukup lama mengamati gerak-gerik Fredrick, memutuskan untuk mengambil langkah terakhir yang ia harap tidak perlu dilakukan. Dengan isyarat yang hampir tak terlihat, dia memanggil semua anak buahnya yang juga merupakan suami Serena untuk memasuki ruangan. Mereka muncul satu per satu, berdiri berjajar di belakang Dante, dengan sikap penuh hormat dan waspada.“Kalian bisa masuk sekarang!” Suara berat milik Dante sontak membuat semua orang yang ada di sana menoleh, terutama Fredrick dan betapa terkejutnya dia saat melihat semua orang yang sudah dia bayar untuk menjadi suami Serena
Ruangan di mansion Fredrick semakin tegang setelah Jack, dengan bodohnya, mempercayai setiap kata yang keluar dari mulut Fredrick. Fredrick, yang tadinya terlihat rapuh setelah diberitahu tentang kenyataan yang mengejutkan oleh Jack, kini bangkit kembali dengan penuh semangat untuk memanipulasi putranya. Serena dan Dante, yang sebelumnya mengamati percakapan tersebut melalui CCTV dan alat pendengaran, kini berada dalam keadaan panik. Jack, dalam momen kebingungannya, memutus semua akses mereka terhadap percakapan itu. Dante menyadari situasi semakin tidak terkendali, dan mereka harus bertindak cepat.“Dia menutup aksesnya!” Dante berkata dengan nada tajam, jelas menunjukkan kekesalannya. Serena, yang berdiri di sampingnya, merasakan kekhawatiran yang mendalam. Wajahnya terlihat panik, apalagi saat melihat Dante yang panik dia menjadi semakin panik. PAdahal Serena yakin dia bisa tenang kalau Dante tenang karena dialah inti dari semua ini, dia yang menjalankan rencana ini dna dia juga y
Jack berdiri tegak di depan Fredrick, matanya penuh amarah dan kebingungan. Fredrick, yang selama ini dikenal sebagai pria berkuasa dan tak tergoyahkan, kini terlihat berbeda—rentan dan terguncang. Setelah Jack mengungkapkan bahwa semua suami Serena adalah anak buah Dante, bukan Fredrick, suasana di ruangan itu berubah drastis. Fredrick yang biasanya tenang, tiba-tiba terlihat syok, wajahnya memucat seolah darahnya mengalir keluar dari tubuhnya.Apa yang barusaja dia dengar dari mulut putranya adalah hal terakhir yang mungkin terlintas di otaknnya, saking terkjeutnya dia saat ini. Apa katanya? Semua orang yang sudah dia sewa selama ini untuk memata matai Serena ternyata adalah anak buah Dante? Orang kriiman pria itu?Wah! Bahkan jantung Fredrick bergetar hebat saat ini, dia merasa sesuatu yang berbeda, seakan akan dia bisa mencium sesuatu bruuk akan segera terjadi. Tapi tidak! dia sudah sampai sejauh ini dan dia tak akan menyerah begitu saja.Fredrick memegang dadanya dengan tangan ge
Di dalam ruangan yang dingin dan penuh dengan ketegangan, Jack berdiri tegak di depan ayahnya, Fredrick, yang masih terguncang oleh pertanyaan-pertanyaan tajam yang dilontarkan putranya. Fredrick hendak keluar, namun Jack dengan tegas menghalangi jalannya, sesuatu yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya. Dante, yang menyaksikan semua ini dari ruangan pengawasan bersama Serena, terkejut melihat Jack berani menahan ayahnya sendiri—tindakan yang bukan bagian dari rencana mereka.Netra kedua pasangan suami istri itu langsung fokus menatap layar monitor yang ada di depan mereka. Awalnya niat Dante dan Serena ingin melepas headset yang mereka pakai untuk alat bantu pendengaran tapi niatnya langsung mereka urungakn saat melihat Jack menghentikan Fredrick untuk berjalan keluar.“Dante!” Suara Serena terdengar menggema di ruangan pengawasan itu. walau Dante memakai headset dia bisa mendengarnya, suara Serena bergetar hebat. Apa dia juga memikirkan hal yang sama dengannya?Dante sontak menoleh
Malam itu di mansion utama, ketegangan terasa begitu kuat, hampir seperti udara berat yang memenuhi setiap sudut ruangan. Jack, dengan wajah tenang tapi penuh tekad, melangkah ke dalam rumah besar tempat ia dulu dibesarkan, kini di bawah bayang-bayang kegelapan yang lebih dalam dari sekadar usia tua. Ia tahu, malam ini adalah waktu untuk mengungkap kebenaran, untuk menguji apakah Fredrick, ayahnya sendiri, benar-benar dalang di balik semua kekacauan yang telah menghancurkan hidup putrinya, Serena.Jack sebenarnya masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi, tapi melihat semua bukti yang Dante berikan membuatnya juga mempertanyakan dirinya selama ini. DIa tau apa yang dilakukan Fredrick pada Serena dan alasnanya adalah karena ingin menyembuhkan Serena ia tau itu tapi pertanyaan Dante tentang itu membuatnya juga bertanya tanya.Selama hampir 6 tahun ini Jack tak pernah bertanya kenapa ayahnya itu begitu terobsesi ingin menyembuhkan Serena. Bahkan Jack tak pernah bertnaya karena selma
Konferensi pers yang menghebohkan itu berakhir dengan tiba-tiba. Serena, yang semula berdiri dengan percaya diri di hadapan puluhan kamera, kini merasa dunianya mulai runtuh dan sedikit panik. Kedatangan Jack, papanya, merubah segalanya. Sebelum dia bisa menyelesaikan semua pengakuannya, dia terpaksa meninggalkan panggung dengan tergesa-gesa."Serena, kita harus pergi sekarang," desak Jack, menarik lengannya dengan cengkeraman yang tegas namun penuh kekhawatiran. Wajah Serena juga tak kalah syok saat melihat pria yang paling dia kenal ini ada di sini secara tiba-tiba padahal selama berbulan bulan Jack tak pernah pulang karena ada urusan bisnis yang Serena yakini disuruh oleh kakeknya untuk pergi menjauh tapi akhirnya ia kembali sekarang.Serena berusaha menolak, matanya melirik ke arah Dante yang masih berdiri tenang di dekatnya, tetapi tatapan ayahnya yang penuh dengan ketegangan membuatnya sadar bahwa perlawanan tidak akan ada gunanya. Dengan berat hati, Serena menundukkan kepala da
Konferensi pers Serena berjalan dengan tegang, menggemparkan semua orang yang hadir. Ruangan itu dipenuhi dengan kilatan kamera dan suara berdesir dari wartawan yang tak sabar menunggu pernyataan lebih lanjut dari Serena, yang berdiri tegak di tengah panggung. Di sisinya, Dante berdiri tenang, sementara di belakang mereka, empat belas pria yang mengaku sebagai suami Serena berdiri dalam formasi yang rapi, wajah mereka tanpa ekspresi, seolah sudah siap menghadapi apa pun.Serena menatap lurus ke depan, matanya menyapu para wartawan yang sibuk mencatat setiap kata yang diucapkannya. "Saya tahu ini sulit dipercaya," katanya dengan suara tegas, "tetapi saya ingin mengklarifikasi semuanya di hadapan kalian semua." Ucapan Serena seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja dan mereka para wartawan sama sekali tak ingin kehilangan sedikitpun dari semua momen menegangkan ini.Seorang wartawan di barisan depan dengan cepat mengangkat tangannya, suaranya penuh rasa ingin tahu. "Bagaimana bisa
Pagi yang cerah di Milan berubah menjadi hari yang penuh kejutan saat berita tentang konferensi pers mendadak yang diadakan oleh Serena menyebar. Wartawan dari berbagai media berkumpul di depan sebuah gedung megah, berdesak-desakan, mencoba mendapatkan posisi terbaik untuk meliput acara yang telah memicu kehebohan luar biasa. Kamera-kamera siap merekam setiap detik, sementara mikrofon dari berbagai stasiun berita diarahkan ke arah podium yang masih kosong.Bayangkan saja, seorang Serena Ambrose yang tanpa skandalpun bisa menghebohkan masyarakat hanya dengan konferensi pers dadakannya itu, apalagi kini, wanita itu sedang menjadi bualan seantero Italia karena videonya yang menikah dengan banyak pria sudah beredar di kalangan masyarakat dan membuat heboh semuanya.Bahkan, ke-14 pria yang Serena nikahi waktu itu tidak diblur wajahnya dan membuat nama mereka juga ikut terseret, seperti Dominic yang terkenal merupakan anak buah Fredrick dan Vicenzo yang memang terkenal karena keahlian bela