Share

16. SAKIT DEMAM

"Kamu marah?!"

"Aku juga tidak punya hak untuk marah padamu," jawab Qeiza tanpa mau melihat suaminya. "Pekerjaanku masih banyak, kalau tidak ada yang penting, sebaiknya kamu pergi dan jangan datang ke butik lagi."

Setelah itu, Arlando hanya berdiri termangu melihat Qeiza pergi begitu saja.

Seharian Qeiza tidak fokus bekerja. Jarum jahit yang selalu menjadi teman setianya begitu kejam telah menusuk ujung jari telunjuknya.

"Hati-hati sayang," Madam langsung memberikan tisu.

"Thank you Madam," Qeiza menutup jari telunjuknya yang berdarah dengan tisu.

Madam sejenak menatap wajah Qeiza. "Apa kamu baik-baik saja?!"

"Aku tidak apa-apa," jawab Qeiza kembali meneruskan pekerjaannya berdiri di depan patung manekin.

Madam mengambil tas tangan. "Saya ada acara keluarga di luar kota. Mungkin akan menginap beberapa hari di sana. Mita dan Cris sudah saya kasih tahu. Jika ada apa-apa dengan butik, segera hubungi saya."

"Ok, Madam," jawab Qeiza datar.

Siang panas terik matahari telah berganti me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status