Share

KEHANGATAN

34

Aku merapatkan tubuh, lalu melingkarkan tangan di perutnya yang tertutup selimut. Kali ini kain tebal dan hangat itu hanya menutupi sebatas dadanya.

Gadis itu diam saja. Padahal aku tahu ia belum tidur. Mungkin lelah melayani kelakuanku yang kuakui sendiri memang absurd.

Kuhidu rambutnya yang menguarkan aroma bunga lembut. Tadi saat aku masuk pertama kali rambutnya masih basah.

“Tari.” Aku mulai berbisik. “Aku minta maaf atas hari ini. Aku sungguh-sungguh minta maaf.”

Tidak ada sahutan, dan aku memang tidak berharap ia membalasku. Aku hanya ingin ia mendengarkan apa yang ingin aku sampaikan.

“Aku tidak berniat ingkar janji. Tapi mendadak ada pekerjaan, dan sangat urgent. Kukira akan bisa diselesaikan dalam waktu singkat, karena itu aku tidak menghubungimu. Ternyata sangat molor hingga berjam-jam.” Aku menjeda kalimat untuk menarik napas dan menelan ludah membasahi tenggorokan yang terasa kering.

“Saat selesai, aku berusaha menghubungiku, tapi nomormu tidak aktif. Aku pikir pasti ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
Akhirnya berhasil belah duren juga hahahaha
goodnovel comment avatar
Sri Muliyani
ah om sam, takutnya merajuk lagi si tarinya.
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
mdh"n junior om samudra bs sukses
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status