Share

KEYAKINAN

103

Mentari masih memperhatikan orang-orang yang tertawa di depannya dengan geli sampai mereka benar-benar menghentikannya. Sepertinya ketenangan Samudra harus ia tiru di saat seperti ini. Ia tahu pasti sedang berhadapan dengan orang-orang macam apa. Karenanya, memutuskan menunggu dengan sabar hingga ketiganya menghabiskan sisa tawa mereka.

“Apa yang Om Ben dan kalian semua tertawakan?” tanya wanita itu seraya mengedarkan pandangan di antara keluarga Hanggara itu satu per satu?

Benny terlihat mengusap sudut matanya. Mungkin karena terlalu geli ia sampai mengeluarkan air mata. Kemudian pria itu memperbaiki posisi duduk dan sedikit mengibaskan jasnya untuk mempertahankan kewibaan mungkin. Wajahnya dibuat tenang lagi.

“Tari, maaf-maaf kalau saya harus tertawa mendengar kalian bicara. Membuka lagi perusahaan dan membiarkan suamimu menghandelnya? Itu … sesuatu yang paling lawak yang pernah Om dengar, Tari.” Benny masih terlihat menahan senyum.

Wajah Mentari merengut mendengar ungkapan Benn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Etik sulistyowati
di tunggu kelanjutannya kak, secepatnya ya
goodnovel comment avatar
Ahmad Bukhari
mereka akan bungkam melihat keberhasilan samudera selama NIE yg mereka tak tahu
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
hayo qt rame" bejek mulut beny..bkn sewot jg nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status