Share

Perselingkuhan Rehan

Author: MR_7980
last update Last Updated: 2023-06-14 13:20:52

Rehan sudah sampai di rumah, dia sudah bersiap siap untuk menghukum istrinya yang berani membangkang padanya.

Begitu sampai dii kamar, dia melihat sang istri tengah tertidur pulas. Rehan lalu menggoyang goyangkan tubuh istrinya.

“Bangun.”

Leona pun membuka matanya. Dia berpikir, dia sedang berkhayal suaminya pulang.

“Kenapa kamu ada disini, bukankah kamu sedang bersenang senang dengan kekasihmu itu. Kenapa masih disini?” racaunya lalu kembali merebahkan tubuhnya.

“Hei wanita cacat, bangun, siapa yang menyuruh kamu pulang duluan,” hardik Rehan.

Sepertinya, Leona sedang mengigau sekarang. “Aku pulang duluan karena aku kesel sama kamu, baru juga bercocok tanam denganku, eh sekarang malah dengan kekasihmu. Coba kamu bayangin, bagaimana perasaanku. Hatiku sedih, sakit, kecewa jadi satu, membayangkan suamiku bercinta dengan wanita lain,” Leona masih setia dengan racauannya.

Rehan jadi semakin kesal karena tidak diindahkan oleh istrinya. Rehan pun menggendong tubuh Leona kemudian memasukkannya ke dalam bath up yang sudah dia isi air.

Leona terbatuk batuk karena paru parunya kemasukan air. Dia mencob untuk duduk dan mengambil nafas dalam dalam. Baru saja dia menghirup oksigen, Rehan kembali memasukkan kepalanya ke dalam air. Tangan Leona berusaha menjangkau samping bath up, tapi tenaga Rehan lebih kuat darinya. Rehan terus menekan kepala Leona supaya tetap berada didalam air. Hingga akhirnya, tangan itu pun terkulai lemah.

Melihat sang istri seperti sudah tak sadar, Rehan lalu mengangkat tubuh Leona kemudian menidurkannya di ranjang. Dia panik juga, dia takut kalau Leona sampai meninggal gara gara ulahnya. Rehan melakukan pertolongan pertama dengan menekan nekan dada Leona, dia juga memberikan nafas buatan, tapi Leona tak kunjung membuka matanya.

“Ayo bangunlah, tadi aku hanya bercanda saja,” gumamnya seraya terus memompa dada Leona.

Rasa kesal dan emosi yang tadi membuncah, tiba tiba hilang begitu saja dan berganti dengan rasa cemas akan keadaan sang istri yang tak juga sadar.

Rehan segera mengambil stetoskopnya lalu memeriksa sang istri. Melihat kondisi Leona yang sudah lemah, Rehan berteriak memanggil ARTnya.

“Bibi, ganti pakaian Nyonya, setelah itu akan aku bawa dia ke rumah sakit."

Begitu Bibi selesai memakaikan baju untuk Leona, Rehan langsung menggendong istrinya ke dalam mobil lalu membawanya ke rumah sakit. Rehan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia takut nyawa Leona tidak tertolong. Sampai di UGD Rehan ikut masuk ke dalam. Setelah memeriksa keadaan Leona. Dokter itu menyarankan untuk melalukan rontgen dan juga cek laborat.

Dalam hati, Rehan berharap, Leona tidak mengalami hal yang serius. Harusnya dia bisa menahan emosi tadi. Entahlah, dan kini, Rehan menyesali perbuatannya.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata Leona mengalami cedera pada paru karena terlalu banyak menelan cairan. Leona akhirnya harus dirawat di rumah sakit. Rehan menempatkan Leona di ruangan VVIP.

Akhirnya, Leona pun membuka matanya, dia melihat suaminya sedang tertidur di samping ranjangnya dengan posisi duduk. Leona jadi bingung, seingatnya, dia kemaren tidur di rumah, kenapa sekarang ada di rumah sakit, pikirnya.

Leona yang kehausan ingin meminum air, tapi, dia tidak berani membangunkan suaminya. Leona mencoba menggapai botol minuman yang ada di nakas.

Karena tangannya tidak sampai, Leona justru menjatuhkan botol itu. Rehan terbangun karena kaget. Matanya sudah menatap nyalang sang istri.

“Maaf Kak, aku mengganggu tidurmu, hanya saja, tadi aku haus,” ujarnya.

“Kenapa tidak membangunkanku? Bikin kesal orang saja bisanya,” gerutu Rehan.

Dia lalu mengambil botol itu, lalu membuka tutupnya kemudian memberikan pada istrinya.

“Biar aku bantu,” ujarnya.

Rehan membantu Leona minum. Dia juga menyuapi Leona makan.

“Sudah?” tanyanya.

Leona mengangguk. Rehan kemudian menaruh piring itu di nakas.

“Tidurlah, hari masih malam, besok akan ada Dokter yang akan memeriksamu, sampaikan padanya apa saja yang kamu keluhkan,” ujar Rehan.

“Kenapa bukan Kakak saja yang merawatku?” tanya Leona.

“Saat ini aku sudah merawatmu. Bahkan aku juga mengajukan cuti besok supaya aku bisa menjagamu,” jawab Rehan dengan ketus.

“Terima kasih Kak,” ujar Leona.

“Hhmm.”

Jawaban singkat Rehan membuat Leona tersenyum tipis. Dia senang sekali dengan perhatian sang suami. Bahkan dia berdoa supaya sakitnya sedikit lebih lama agar sang suami terus memperhatikannya.

Beberapa hari dirawat di rumah sakit, membuat keadaan Leona semakin membaik. Mungkin, lusa dia sudah boleh pulang.

Rehan selalu menemaninya, dia bahkan menyuapi dan juga menyeka tubuhnya. Dia hanya meninggalkan Leona kalau ada operasi mendadak saja.

Leona bersyukur setidaknya Rehan sedikit baik saat dia sakit seperti ini. Leona berharap, sikap Rehan tidak akan berubah.

Malam ini, Rehan tengah memeluk tubuh Leona dari belakang. Dia mengusap rambut istrinya membuat Leona merasa mengantuk.

Baru saja Rehan hendak memejamkan matanya. Hapenya bergetar menandakan ada telepon yang masuk.

“Ya,” jawabnya.

“Sayang, aku kangen sama kamu. Kenapa beberapa hari ini kamu tidak menjawab teleponku? Cepat datang, aku sudah ada di ruanganmu. Kamu kemana? Kenapa disini tidak ada? Padahal kata security di rumah, kamu ada di rumah sakit,” ujar Keysa.

“Tunggu saja disana, aku akan menemuimu,” sahut Rehan.

“Baiklah sayang, aku tunggu,” jawab Keysa.

Rehan lalu menggeser tubuhnya perlahan, dia takut sang istri terbangun. Setelah memastikan Leona masih tidur, Rehan lalu pergi menemui Keysa.

Baru saja membuka pintu ruangannya, Keysa langsung memberondongnya dengan ciuman maut. Tentu saja Rehan menyambutnya dengan senang hati.

Sudah berhari hari dia puasa. Kedatangan Keysa bagaikan angin segar yang siap melepaskan dahaganya.

DI RUANG VVIP

Leona terbangun, dia melihat ruangannya kosong. Kemana Rehan? Apa dia ada praktek? Atau ada operasi?.

Tiba tiba saja dia merindukan suaminya, dia ingin tidur dipeluk oleh Rehan. Leona mencoba untuk duduk. Dia berusaha menjangkau kursi rodanya. Leona ingin menyusul Rehan.

Dinginnya malam tak menyurutkan niat Leona untuk menemui Rehan di ruangannya. Suaminya pasti sudah selesai praktek saat ini.

Leona sudah sampai di depan ruangan Rehan. Dia mendengar suara gaduh di dalam.

“Apa ada pencuri, mengapa seperti ada barang yang jatuh?” pikir Leona.

Leona lalu membuka sedikit pintu itu supaya bisa mendengar apa yang terjadi di dalam.

Tubuh Leona menegang saat mendengar suara desahan pria dan wanita dari dalam. Dia sangat hafal dengan suara Rehan. Tak ingin berprasangka buruk terhadap suaminya, Leona mencoba untuk membukanya.

Dada Leona berdegup kencang saat ini, tangannya seolah mati rasa mendengar suara sang suami, tapi, dia harus menuntaskan rasa ingin tahunya.

Begitu pintu itu terbuka setengah, mata Leona terbelalak, air matanya pun jatuh bercucuran tanpa bisa dia cegah kala melihat suaminya sedang berada di atas tubuh wanita lain.

Brakk

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Dewy Saras
sakit banget pasti hati leona
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
Leona, tinggalkan saja rehan.daripada dirimu selalu tersiksa lahir dan batin oleh rehan
goodnovel comment avatar
Liya liyana
emosi jiwa baca episode yang ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Selamat Jalan Raina, Welcome baby Raisa

    "Ayra … Nevan … apa yang kalian lakukan?" teriak Raina penuh amarah.Kedua orang itu pun langsung menjauh. Mereka sama sama menunduk karena takut dimarahi oleh sang mama."Maafkan kami Ma. Tolong jangan salah paham. Nevan cuma pamit aja tadi. Dan itu, ciuman perpisahan," jujur Ayra.Nevan merutuki kebodohannya yang tak bisa menahannya tadi. Harusnya dia tidak melakukan itu."Maaf Ma. Nevan yang salah. Bukan Ayra. Kami tidak ada hubungan apa-apa kok," aku Nevan.Raina pun menyuruh kedua remaja itu duduk. Dia pun menjelaskan kemungkinan yang terjadi kalau mereka berhubungan. Dan dia tidak ingin, apa yang dia alami dengan Rehan dan Revan, terulang kembali pada Ayra dan juga Nevan."Sekarang kalian paham kan maksud Mama?" tanya Raina pada dua remaja di hadapannya ini.Keduanya pun mengangguk secara bersamaan. Mereka pun kembali ke kamar masing-masing. Di kamar, Raina mendengus kesal pada sang suami. Lelaki tampan itu tersenyum sambil melambaikan tangannya. Dia menyuruh sang istri duduk di

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Ciuman Perpisahan

    "Lah, kok malah pingsan," gumam Revan.Lelaki itu tidak terlihat panik saat sang istri jatuh pingsan. Dia dengan santainya menggendong tubuh istrinya kemudian menidurkannya di ranjang.Beberapa jam kemudian, Raina sadar. Dia melihat putra sulungnya ada di sampingnya sambil tersenyum manis."Ngapain kamu senyum-senyum?" Kesal Raina."Hehehe, akhirnya, adik Varo udah jadi. Ternyata, tak sia-sia aku kemarin meminta Papa membuat Mama hamil," celetuk remaja tampan itu.Raina pun bangkit dan menjewer telinga sang putra. "Jadi, semua ulah kamu dan Papa ya. Gara-gara kalian, Mama hamil lagi. Kalian pasti yang menukar obat yang biasa Mama minum," omelnya."Aduh Ma, ampun, sakit Ma. Bukan Varo yang melakukan itu. Varo cuma menyuruh Papa supaya Mama bisa hamil," aku remaja itu."Sama saja, kalian telah bersekongkol rupanya," kesal Raina.Wanita itu pun melepaskan tangannya. Dia juga tak tega menyakiti putranya. Mungkin, memang sudah takdirnya harus memiliki anak lagi. Namun, dia masih harus meng

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Hamil Lagi

    "Astaga Nevan? Kenapa kamu bisa ada di kamar Papa? Kenapa tidak ketuk pintu dulu saat masuk?" amuk Revan.Bocah kecil itu langsung menundukkan kepalanya. Dia tidak pernah dibentak oleh Mamanya. Maka dari itu, dia takut saat mendengar suara Revan yang meninggi.Raina yang mengerti pikologis Revan langsung menyenggol lengan suaminya.Raina pun menarik selimut sampai menutupi tubuhnya. "Sayang, maaf, Mama belum sempat bicara sama Papa. Sekarang, kamu tunggu Papa dan Mama di luar. Setelah ini, kami akan mengantarkanmu mendaftar sekolah," ujar Raina penuh kelembutan.Bocah kecil itu pun mengangguk, lalu keluar masih dengan kepala menunduk. Raina menghela nafas panjang."Pa, jangan terlalu keras sama Nevan. Dia itu belum pernah dibentak sama Nayumi. Wanita itu mungkin terlalu menyayanginya hingga tak pernah memarahinya. Kita didik dia secara perlahan. Nayumi tidak memiliki suami, tentu dia bisa dengan bebas masuk kamar mamanya," nasehat Raina."Ahh iya, aku lupa. Nanti aku akan meminta maaf

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Kepergok Nevan

    "Siapkan alat pacu jantung," titah Revan pada perawatnya.Lelaki itu pun menempelkan alat itu pada dada sang putra. Dua kali kejut, tubuh Revan masih belum menunjukkan reaksi. Padahal, Revan sudah dua kali menaikkan tenaga listriknya."Sus, naikkan lagi," titahnya."Dok, ini sudah yang paling tinggi," ucap perawat itu.Revan pun mengangguk. "Kita coba sekali lagi," ujarnya.Revan akhirnya bernafas lega, saat terlihat garis halus di layar monitor jantung. Tubuhnya pun merosot ke lantai, karena tak sanggup lagi menahan bebannya. Andai dia bisa, dia ingin menggantikan putranya yang sedang terbaring lemah itu.Raina pun membantunya berdiri. Wanita itu terus mengusap punggung sang suami, supaya lelaki itu lebih kuat."Kita tunggu Nevan di sana ya," bujuk sang istri sambil menggiring suaminya ke sofa.Revan pun menurut, lelaki itu membenamkan kepalanya di bahu sang istri. Tangisnya kembali pecah, karena dia mengetahui, kemungkinan sembuh putranya sangat kecil."Sabar Kak, kita doakan saja y

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Memburuknya Keadaan Nevan

    "Hai Boy, gimana kabarmu?" tanya Revan saat dia berada di ruangan sang putra."Baik Pa," jawab bocah kecil itu dengan lesu.FlashbackBegitu mereka turun dari bandara, Revan sudah menunggunya dengan ambulan. Dan langsung dia bawa ke rumah sakit tempat Raina dirawat.Dahi lelaki itu mengerut saat membaca laporan kesehatan yang dilampirkan oleh dokter dari rumah sakit sebelumnya."Kenapa sudah sampai separah ini Nayumi tidak memberi tahunya. Apa wanita itu sudah tidak menganggapnya lagi?" batin Revan kesal.Lelaki itu pun mencari dokter terbaik untuk Nevan. Dia bahkan mencari donor hati, seandainya Nevan memerlukannya.Flashback off"Papa sangat merindukanmu Boy," ucap Revan."Nevan juga Pa. Sekarang, Nevan bahagia, bisa di sini bersama Papa," ucap bocah itu.Tak lama, pintu terbuka, datang Raina sambil menggendong putranya didorong oleh sang mami."Sayang, kenapa kemari? Apa kamu sudah baikan?" tanya Revan khawatir.Melihat raut wajah sang papa yang berubah saat kedatangan wanita canti

  • SUAMI PSIKOPAT LULUH KARENA KEHAMILANKU   Telepon Dari Nayumi

    "Papa ….""Ayo Mami, semangat. Papa di sini menemani Mami," bisik lelaki itu.Revan terus menciumi kening istrinya sebagai penyemangat sang istri. Setelah meraup oksigen. Raina akhirnya mengejan hingga terdengarlah suara tangisan bayi yang melengking.Oweek oweek oweekRevan tersenyum bahagia saat melihat putranya lahir dalam keadaan sehat dan selamat."Mami hebat! I Love You Mami," bisiknya.Tak lama, Raina pun memejamkan matanya. Tenaganya sudah habis hingga membuat dia tak sanggup untuk membuka mata."Sus, istri saya kenapa? panik Revan saat melihat sang istri yang hanya terdiam.Dokter itu pun memeriksa keadaan Raina. Wanita itu kembali tersenyum dan berkata, "Ibu hanya kelelahan Pak. Nanti juga bangun."Revan bernafas lega. Dia sudah berpikir yang tidak tidak tadi. Sungguh, dia tak sanggup jika harus kehilangan orang yang dia cintai untuk kedua kalinya.Raina sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Revan terus menggenggam tangan sang istri. Sesekali dia menciumnya."Mi, ayo bangun!

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status