Share

BAB 3 : DIBUANG

Tangan Naina mencengkeram dengan erat perutnya hingga meringis karena terasa begitu sakit, tapi ia tidak menyerah berusaha untuk bangun dan meminta pertolongan kepada Aditya supaya segera membawanya sesegera mungkin ke rumah sakit, yang saat ini terlihat sekali dari guratan wajahnya kalau sedang dalam keadaan sangat terkejut.

Naina begitu heran, suami macam apa Aditya yang tidak tanggap untuk menolongnya.

"Mas Adit, tolong bawa aku ke rumah sakit, aku sudah tidak tahan lagi, Mas! Rasanya sangat sakit!" pekik Naina, sembari memeluk kaki Aditya untuk memohon supaya suaminya tersebut mau untuk menolongnya.

Aditya hendak meraih tangan Naina, namun karena sadar ada Lisa di sampingnya dan takut menyakiti hatinya, membuatnya mengurungkan hal itu, dengan kesadaran yang utuh, justru menghentakkan kakinya serta mendorong tubuh Naina ke belakang, tapi apesnya tepat di belakang Naina ada tembok, membuat kepalanya terbentur dengan begitu kerasnya tak terelakkan lagi, akibat dorongan yang sangat kuat dari Aditya yang menurutnya lagi-lagi karenatidak sengaja.

Hal itu menyebabkan kepalanya terluka parah, bersimbah darah, dan seketika itu juga Naina langsung tak sadarkan diri.

Kepanikan Aditya bertambah berkali lipat, tatkala melihat di sekitarnya penuh dengan lumuran darah yang terus mengalir dari kepala, membuatnya sangat takut kalau nanti sampai dicurigai sebagai suami yang telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Padahal tadi aku berniat mendorongnya saja supaya menjauh dariku, bukan supaya terluka parah! Naina memang benar apa yang Lisa katakan kalau kau adalah istri penyebab apesnya diriku selama ini," gumamnya dengan suara bergetar karena mulai dihinggapi rasa takut.

"Lisa! Sekarang kamu suruh semua karyawan untuk pulang dan liburkan mereka beberapa hari, berikan alasan apapun yang masuk akal, seperti akan dilakukan pembersihan besar-besaran atau renovasi dalam beberapa hari ini supaya mereka semua tidak curiga!"

Lisa seketika mengernyit.

"Kenapa begitu?"

"Karena memang harus begitu! Kalau tidak, mereka akan tahu aku yang sudah menganiaya alias melakukan kdrt di kantor! Hukumannya tak main-main Lisa!" jawab Aditya.

"Kalaupun dibawa ke rumah sakit, pasti Dokter tetap akan curiga! Kamu mau aku dipenjara?! Karena kemungkinan aku dipenjara sangat besar dengan adanya bukti ini!"

Lisa menggelengkan kepalanya pelan, pada akhirnya berusaha menuruti apa yang diperintahkan oleh kekasih hatinya itu, karena menurutnya mungkin ini yang tebaik untuk situasi saat ini bagaimanapun tadi bukanlah sebuah kesengajaan dan ia tak mau kalau sampai pria yang dicinta dipenjara.

Setelah Lisa pergi, Aditya terus memandangi istrinya itu, tubuhnya tidak bergerak sama sekali, saat ini posisi Naina terlentang tak berdaya, terlihat sekali kalau istrinya sedang begitu kesakitan.

"Maafkan aku, Nai! Tidak sengaja aku menyakitimu, tapi sekarang karena kamu menjadi ancaman kebahagiaanku, terpaksa aku harus membawamu ke suatu tempat yang jauh! Sangat jauh dari kehidupanku, asal kau tahu l dengan kesalahanku yang tak sengaja ini aku tak mau menua di penjara!"

Tak berselang lama Lisa kembali, dengan raut wajah yang masih ketakutan, ia memberanikan diri untuk melihat lebih dekat keadaan Naina.

"Aku sudah bereskan semuanya, tinggal menunggu Broto datang!"

"Naina bagaimana?!"

Meskipun kelihatannya ia begitu tega, masih ada rasa empati tersendiri melihat sahabatnya dalam keadaan mengenaskan seperti itu.

"Masih tidak sadarkan diri! Kalau sekarang belum meninggal, cepat atau lambat dia pasti akan meninggal, dengan keadaannya seperti ini menurutku mustahil jika ia bisa bertahan! Yang terpenting kita secepatnya membereskan semua ini, kita harus membawa Naina sejauh mungkin dari tempat ini!" sahut Aditya.

"Apa? Kita tidak coba bawa ke rumah sakit saja, meskukn Dokter akan curiga tapi kita bisa mengatakan tidak sengaja! Sejujurnya aku merasa kasihan pada Naina! Mungkin dia bisa tertolong kalau dibawa ke rumah sakit, kita coba dulu! Aku takut terkena masalah nantinya!"

"Apa kau sudah gila? Dengan membawanya ke rumah sakit sama saja dengan aku menggali kuburan untukku sendiri, pihak rumah sakit tentu akan curiga kenapa keadaan Naina bisa mengenaskan seperti ini, mereka akan lapor polisi meskipun tidak sengaja, mereka akan tetap menyelidikinya dan akhirnya aku yang ditangkap! Kamu mau itu semua terjadi? Kesimpulannya kita buang saja ke hutan, itu lebih baik menurutku!" papar Aditya.

Lisa sangat terkejut mendengar rencana jahat kekasihnya itu, ia sebenarnya tidak tega melihat keadaan sahabatnya seperti ini, namun apa mau dikata, sebagai wanita yang begitu mencintai Aditya, tidak ingin terjadi hal buruk padanya.

"Apa kamu yakin dengan semua ini?!"

"Yakinlah, ini jalan satu-satunya yang bisa kita tempuh, biar aku saja yang membuangnya sendiri, sekarang suruhlah Broto untuk menghilangkan semua barang bukti, katakan kalau ini perintahku, ia pasti menurut dan mau melakukannya!" seru Aditya.

Aditya pun segera mengangkat tubuh Naina, bergegas untuk pergi ke tempat yang dituju dan sudah ia pikirkan sebelumnya.

Setelah sampai di tempat yang sepi, jauh dari pemukiman, dan berada di tengah hutan yang lebat yang jarang terjamah manusia, dengan begitu teganya Aditya menaruh tubuh istrinya yang sedang terluka parah begitu saja di tanah, dengan hanya ditutupi oleh beberapa helai daun pisang yang ia ambil sembarangan.

"Aku berharap setelah ini kamu bisa hilang selamanya dari hidupku, Nai! Maafkan aku dan mungkin ini memang sudah garis takdirmu, umurmu cukup sampai di sini," ucapnya, lalu segera bergegas kembali ke mobilnya, meskipun terlihat kejam, tapi matanya terlihat berkaca-kaca. Jelas terlihat kalau ia merasa bersalah tapi juga terpaksa melakukan ini semua dengan tujuan supaya bisa bersama dengan Lisa.

Tentu ada penyesalan meskipun sedikit, karena bagaimanapun Naina masih berstatus istrinya dan sedang hamil darah dagingnya juga, hanya karena cinta butaterhadap Lisa, tak bisa melakukan apapun terhadap Naina.

"Andai saja kau tidak datang hari ini, semua ini pasti tidak akan pernah terjadi, Nai!"

Tanpa disadari oleh Aditya, saat ia meninggalkan Naina, tangan wanita cantik itu masih terjulur dan tidak tertutupi daun pisang dengan sempurna hingga menyebabkan aura menyeramkan yang sangat saat dilihat.

Selang beberapa menit setelah mobil Aditya pergi, seorang pria berpakaian rapi dengan postur tubuh seperti atletis, berkulit putih bersih, berhidung mancung, dan rambutnya yang disisir rapi ke atas, keluar dari mobil mewahnya sambil mendengkus kesal karena dengan tiba-tiba saja mobil miliknya mogok di tengah jalan yang di samping kiri dan kanannya terdapat hutan yang terlihat sangat lebat.

"Ah, sial! Kenapa harus mogok disini?! Mana tersesat dan tak tahu arah jalan pulang, aplikasi penunjuk arah juga eror, aku minta untuk diarahkan ke lokasi PT. Sentosa malah diarahkan ke area hutan yang sungguh menyeramkan!" gerutunya sembari menendang ban mobilnya dengan kencang, hingga kakinya yang terasa sakit karena ulahnya sendiri.

"Rangga! Kenapa nasibmu hari ini begitu sialnya, padahal hampir saja bisa bekerja sama dengan PT. Sentosa tapi harus gagal di tengah jalan karena aplikasi penunjuk arah tidak berguna itu!"

Kemarahannya terhenti, tatkala merasakan sesuatu pada tubuhnya.

"Apes banget!! Kenapa tiba-tiba Ingin ... bagaimana ini? Jarak dengan area permukiman cukup jauh, tapi tak tahan dan tidak bisa terus menahannya!"

Rangga mengamati keadaan sekitar.

"Sepertinya aku harus masuk ke dalam hutan itu, sungguh sangat menyebalkan!"

Karena sudah tidak tahan lagi, dengan segenap keberaniannya ia memutuskan untuk segera masuk ke dalam hutan tersebut meskipun hatinya sebenarnya menolak.

"Permisi! Apa ada makhluk di sini? Kalau ada saya numpang sebentar ya! Jangan ganggu, saya ini pria baik-baik, suka menolong dan tidak sombong!"

Rangga melihat ke sekeliling, tidak sengaja netranya menangkap sesuatu yang sedang ditutupi dengan daun pisang, ia bertambah terkejut tatkala ada tangan yang terjulur keluar.

"Apa itu? Kenapa ada seperti tangan orang yang terjulur? Membuat tubuhku jadi semakin merinding saja!" gumam Rangga sembari mengusap tengkuk lehernya karena mulai merasakan ketakutan.

Rangga yang semakin dibuat penasaran, akhirnya memutuskan untuk terus mendekat dan membuka daun pisang tersebut secara perlahan.

Betapa terkejutnya ia saat mendapati ternyata dibalik daun pisang tersebut ada seorang wanita yang tidak sadarkan diri, terluka parah di bagian kepala dan banyak darah di area kakinya.

"Astaga! Mimpi apa aku semalam?! Bisa-bisanya aku menemukan mayat di saat genting seperti ini?!"

Dengan masih dalam ketakutan dan juga keterkejutannya, Rangga terus mengamatinya, untuk memastikan apakah orang tersebut memang sudah meninggal atau justru masih hidup.

"Kalau dilihat dari darahnya, ini masih segar dan baru! Ada kemungkinan ia masih hidup, lebih baik aku hubungi ambulan untuk segera membawanya ke rumah sakit sebelum terlambat semoga saja masih sempat!" ucapnya, sembari mengeluarkan ponsel genggam dari saku celana.

"Hmm ... tapi sepertinya harus kerja keras dulu untuk mencari sinyal di sekitar sini!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
karmamu menghampirimu pasangan laknat nggsk akan punya keturunan lisa adi ancur lumpuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status