"Rasanya tidak mungkin kalau kalian bersahabat, karena kalau bersahabat baik, kenapa kamu tidak mengenaliku, pasti tahu kalau aku ini istrinya Mas Adit! Tapi aku juga tidak pernah betemu denganmu sebelumya?!"Rangga memutar kenangan saat dia dan Aditya kembali dipertemukan kembali setelah mereka berpisah selama bertahun-tahun lamanya. Rangga lalu menggeleng dengan pelan, tatapannya yang datar sudah membuktikan kalau memang ia tidak tahu kalau Naina adalah istrinya Aditya."Aku sama sekali tidak mengenalimu sebagai istrinya Aditya, sungguh aku tidak berbohong! Kita memang bersahabat sejak dulu, sering berpisah juga! Terlebih aku dan keluarga bolak-balik ke luar negeri, jadi susah untuk bertemu! Terus dipertemukan lagi saat kuliah di luar negeri, bahkan kuliahnya belum selesai, terpaksa dia pulang katanya mau menikah, berarti menikahnya denganmu?" Nania menampakkan ekspresi yang tidak terbaca, masih bingung dengan kebetulan sahabat yang terjadi di sekitarnya ini."Sepertinya iya, karena
Rangga berusaha untuk menahan segala amarahnya dengan mengepalkan dengan kuat kedua tangan hingga otot-ototnya menjadi terlihat, meskipun masih diselimuti rasa tidak percaya karena Aditya yang ia kenal baik selama ini ternyata memiliki sifat dan perilaku yang sangat buruk, tetap saja Rangga harus bersikap biasa saja, seolah tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi."Sungguh hal yang tidak terduga, saya bisa bertemu dengan Anda di sini Pak Aditya!" sapa Rangga dengan ramah, padahal hatinya begitu marah.Sebagai pria yang sangat menghormati wanita, tentu saja ia tidak terima dengan segala perbuatan kejam Aditya yang tidak seharusnya dilakukan pada Naina, namun sekarang tidak ada yang bisa ia lakukan selain diam dan mengamati lawan, baru sadar dengan kedekatan mereka sebagai sahabat juga partner kerja ini, bisa dimanfaatkannya untuk membantu Naina dalam melancarkan rencananya kedepan.Nampak jelas di wajah Aditya, jika saat ini ia sedang begitu bahagia, hal tersebut semakin membuat ke
"Kenapa Pak Rangga? Apa perkataan saya tadi ada yang salah?!" tanya Aditya dengan masih menampakkan keterkejutannya yang sangat. Rangga baru sadar kalau apa yang sudah ia lakukan tidaklah benar, terlalu tersulut emosi membuatnya menjadi tidak bisa mengendalikan diri.Rasanya ia sudah tidak tahan lagi dengan semua ini, ingin segera membantu Naina untuk membuat suami kejamnya itu menderita dan menyesali semua yang pernah dilakukannya selama ini. "Oh, bukan apa-apa kok, Pak! Maafkan saya kalau sudah membuat terkejut, tadi ada kecoa di atas tempat sampah itu, daripada membuat istri tercinta Pak Aditya takut, terpaksa saya tendang dengan kencang tempat sampah itu, tujuannya supaya kecoa-nya kabur!" papar Rangga sembari menoleh ke arah tempat sampah yang tadi ia tendang sekarang berserakan semua isinya. Rangga berharap kalau Aditya dan Lisa tidak curiga dengan alasan asal yang telah ia lontarkan, karena saking bingungnya harus menjawab apa memilih menyalahkan kecoa sebagai penyebab ia mel
"Tidak boleh, kekasih saya sedang istirahat sekarang, dimohon untuk jangan diganggu!" sergah Rangga, lalu berlari untuk menghalangi pintu. Dengan sikap Rangga yang seperti ini, justru membuat Aditya semakin curiga, padahal niatnya hanya memastikan saja kalau Naina kekasih Rangga itu bukan Naina istrinya, tapi justru dihalangi sampai segitunya oleh Rangga. "Kenapa Pak Rangga menjadi setakut ini, saat saya hendak melihat kekasih Anda? Apakah memang ada yang sedang disembunyikan dari saya?" Jelas terlihat dari perkataannya, kalau saat ini Aditya memang sedang curiga dan diperparah dengan ketakutan yang terlihat jelas di wajah Rangga sekarang. "Bukan takut, memangnya apa yang bisa saya takutkan di dunia ini? Saya tidak takut akan apapun dan siapapun itu! Hanya saja saya tidak mau kekasih saya yang sedang beristirahat menjadi terganggu, mohon pengertiannya ya, dia sedang sakit sekarang dan butuh istirahat! Kalau mau menjenguk, lain kali saja ya, Pak!" Sebenarnya bukan hanya nama Naina
Sashmita menjadi bingung hendak menjawab apa, kalau jujur ia takut Naina bersedih dan histeris lagi saat tahu tujuan suaminya datang ke rumah sakit untuk cek kesehatan karena ingin memiliki keturunan dari wanita yang telah menjadi orang ketiga di pernikahannya. "Sudahlah Naina, jangan pikirkan laki-laki itu lagi, sekarang pikirkan saja kesehatanmu! Dia saja tidak pernah memikirkan kamu, jadi buat apa terus memikirkannya?" Naina memijit pelipisnya yang mulai terasa berdenyut, ada rasa marah juga pada dirinya sendiri, kenapa masih mengingat pria yang sudah menghancurkan hidupnya hingga tega hendak melenyapkan nyawanya dengan mudahnya. Begitu heran dengan cinta yang berada di hatinya kenapa masih bertahan dan menetap di sana, padahal sudah jelas suaminya itu tak pantas lagi untuk dicintai. "Tante benar, tidak seharusnya Naina masih terbayang-bayang oleh kehadirannya yang memperparah luka dalam hati ini, berharap rasa cinta itu segera hilang, supaya hati tak tersiksa lagi. Tapi sungguh
Dua Minggu kemudian, setelah pulih dan mempersiapkan diri dengan baik, Naina dibantu Rangga sudah berhasil masuk kembali ke dalam rumah Aditya dengan mulus, mereka siap untuk melancarkan rencana balas dendam yang sudah sedari jauh hari dipersiapkan.Naina menyamar sebagai wanita yang cupu, dengan mengenakan kaca mata lebar juga tebal, rambut yang dikepang, memakai masker, dan rok selutut yang dipakainya saat ini membuat penampilannya jauh berbeda dari Naina yang biasanya.Begitupun dengan Rangga yang sudah menyamar sebagai pria buruk rupa seperti yang sudah ditunjukkannya dua minggu lalu di rumah sakit kepada Naina juga sang Mama. Besar harapan mereka dengan penyamaran seperti ini, Aditya juga Lisa tidak bisa mengenali jati diri mereka yang sebenarnya.Mereka sekarang sedang berada di ruang tamu, menghadap Aditya dan Lisa yang sedang menatap terus ke arah tangan Rangga sedang menggenggam erat tangan Naina, hal itu dilakukan Rangga untuk menguatkan juga memastikan bahwa perasaannya aman
"Ditambah lagi pihak media tidak ada yang memberitakan penemuan mayat di hutan, atau jangan-jangan Naina memang masih hidup ya?" sambung Lisa. Bukannya takut, justru sebaliknya, Aditya terkekeh pelan, seolah sedang menertawakan dugaan Lisa yang menurutnya terlalu lucu untuk didengarkan. "Kenapa tidak ada berita soal Naina, pasti karena memang tubuhnya sudah dilahap oleh binatang buas tanpa sisa! Lagipula sedikit sekali kemungkinan jasad Naina ditemukan, karena hutan tempat aku membuangnya adalah hutan yang lebat dan jarang didatangi orang, juga banyak binatang buas, jadi kemungkinan masih hidup sangat mustahil untuk terjadi! Sudahlah tenang saja, jangan memikirkan hal yang tidak perlu!" papar Aditya. "Lagipula aku juga sudah menyuap beberapa pihak berwajib yang menangani masalah Naina kemarin, sehingga kasusnya tidak dilanjutkan, semua bergantung pada uang Lisa, jadi kau tenang saja!" tambahnya, yang langsung memejamkan kedua matanya, pertanda bahwa ia tak mau mendengar perkataan d
"Kalau ditanya sejak kapan Ningsih berjalan ke arah kita tadi, aku hanya bisa menjawab setelah ia ingin mangga yang ada di meja itu, bagian mana yang perlu dicurigai? Dia memang tidak bisa bicara sehingga wajar kalau kelakuannya sangat aneh!" sahut Aditya yang tidak curiga sama sekali dengan sikap Ningsih yang tiba-tiba mendekat ke arah mereka sambil membawa pisau tadi. Dalam ingatan Lisa, samar-samar ia mengingat mata indah seseorang yang begitu ia kenal dan kedua mata itu persis dengan kedua mata Ningsih, tapi bedanya kedua mata Ningsih tadi terlihat mengekspresikan sebuah kemarahan. "Sepertinya mata Ningsih sangat mirip dengan seseorang, tapi sayangnya aku lupa siapa pemilik mata itu!"Lisa mencoba untuk mengingatnya kembali, tapi percuma, karena ia tidak ingat apapun sekarang. "Sudahlah Lisa jangan berpikiran negatif pada orang dulu, memangnya apa yang membuatmu mencurigainya? Membawa pisau itu ke arah kita? 'kan sudah dijelaskan sama suaminya tadi kalau Ningsih mau ambil mangga