Home / Rumah Tangga / SUAMIKU 90 CM / Pernikahan Ajaib

Share

SUAMIKU 90 CM
SUAMIKU 90 CM
Author: Naffa Aisha

Pernikahan Ajaib

Author: Naffa Aisha
last update Last Updated: 2022-08-24 18:18:40

Suamiku 90cm

Part 1 : Pernikahan Ajaib

Seumur hidup tak pernah terbayang kalau akan bersuamikan pria cebol itu. Nasibku memang sungguh malang sekali, akan menghabiskan semua sisa umurku bersamanya. Nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terjadi. Ijab kabul sudah selesai, dia begitu lancar mengucapkannya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Frazilla melodi binti Ahmad Ansari(Almarhum) dengan maskawin tersebut dibayar, tunai."

"Sah!" ucap Pak penghulu diikuti para saksi dan tamu undangan yang begitu ramai sekali. Tetangga jauh yang tidak diundang pun hadir di sini. Mereka semua mau menyaksikan pernikahan ajaib ini, aku yang sempurna nan cantik jelita menikahi pria cebol nan jelek itu.

"Alhamdulillah." Kulihat ibu begitu senang sekali menatap kami.

Dia, si pria cebol itu yang tingginya menurutku tidak sampai 1 meter itu tersenyum kearahku dan mengulurkan tangannya.

"Yeah, dia sekarang sudah sah menjadi suamiku dan aku harus salim kepadanya," gumamku dalam hati dan mencium punggung tangannya.

Acara akad nikah sudah selesai, aku buru-buru masuk ke dalam kamar. Dan ibu membuntutiku dari belakang.

"Zil, istirahat lah dulu sejenak. Jam 15.00 nanti tukang rias akan datang untuk acara resepsi nanti sore." Ibu duduk di sampingku.

"Udah deh, Bu. Jangan pakai acara resepsi lagi lah, aku capek jadi tontonan semua orang."

"Jangan begitu, Zilla. Semuanya sudah dipersiapkan. Ibu mohon sama kamu jangan kecewakan Ibu, Nak."

"Bu, Zilla malu jadi ejekan semua orang. Liat aja tadi pas acara akad nikah, orang yang tidak diundang pun hadir. Semua tidak mau terlewatkan menyaksikan pernikahan aneh ini. Aku gadis dengan tinggi 170 cm bersanding dengan pria yang tingginya cuma 90 cm. Ini adalah hari terburuk dalam hidupku." Aku memukuli kasur dengan kesalnya.

"Semuanya sudah dipersiapkan, sayang. Cetering makanan, pelaminan pernikahan dan undangan pun sudah tersebar. Ibu mohon sayang, penuhi permintaan terakhir ini. Ibu janji ini tidak akan memaksakan kehendak lagi padamu."

"Termasuk tidak akan menyuruhku menjadi istri yang baik untuk pria cebol itu kan, Bu?" Aku menatap tajam mata ibu.

"Jangan panggil dia pria cebol, Nak. Namanya Muhammad Syafril. Sebut dia Mas Syafril!"

"Iya bu, iya. Aku tahu namanya Syafril. Tapi jawab dulu pertanyaanku?"

Dengan menelan ludah dan membalas tatapan tajamku, "Iya," jawab ibuku.

Dari pukul 16.30 - 20.00 aku duduk di pelaminan bersanding dengan pria cebol itu dan pura-pura bahagia.

Menjawab ucapan doa dari para tamu yang menyalami kami, "Selamat ya, semoga jadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah."

"Selamat ya, semoga cepat dikaruniai momongan."

"Selamat ya, semoga kekal sampai kakek nenek."

Kujawab dengan anggukan kepala saja dan tersenyum tipis. Seperti acara akad nikah tadi pagi juga, tamu undangan sama membludaknya. Sampai-sampai bagian konsumsi kewalahan dan harus membeli makanan dari luar. Itu kulihat dari Bulek Santi dan Paklek Widi yang tergopoh-gopoh pergi dan datang kembali membawa banyak beban.

Kulirik ke arah kiri, Ibu dan Bang Fraditya tersenyum puas dan bangga sekali duduk di kursi pelaminan mendampingiku.

Kulirik ke sebelah kanan, kedua mertua pun tak kalah bahagianya dengan keluargaku. Apalagi pria yang sedang bersanding denganku sekarang, senyumnya selalu mengembang. Walaupun dia harus berdiri di atas kursi pengantin kami jika ada ada tamu undangan yang ingin bersalaman.

Acara resepsi pun selesai. Setelah mengganti pakaian pengantin yang berat itu, aku menghapus dandanan tebal di wajah. Kepalaku sakit sekali karena mahkota yang ku kenakan sepanjang acara.

"Ternyata jadi pengantin itu berat, aku gak akan kuat kalau bukan karena paksaan." Aku meringis menatap diri di depan cermin kamar.

Pikiranku pun melayang ke pertengkaran 2 minggu yang lalu bersama ibu dan bang Fraditya.

"Kamu harus segera menikah Frazilla! Umurmu sudah lewat kepala tiga, tahun depan umurmu sudah 35 tahun. Ibu tidak mau kamu jadi perawan tua, Nak," ucap ibu dengan suara tinggi.

"Iya, betul yang Ibu bilang. Kalau kamu tidak bisa mencari calon suami sendiri, lebih baik kamu terima saja jodoh dari Ibu. Tidak mungkin jodoh pilihan orang tua itu buruk, itu pasti yang terbaik untuk kamu. Jangan jadi anak durhaka, turuti kemauan Ibu." Bang Fraditya ikutan mendukung keputusan Ibu saat itu.

"Apa tidak ada yang lain selain pria cebol itu?" tanyaku dengan suara pelan karena sudah terlalu lelah beradu argumen dengan ibu dan bang Fraditya.

"Jangan lihat dari fisiknya, Zil. Lihatlah dari keimanananya, dia pria sholeh yang akan membimbingmu ke jalan Allah. Pilihlah pendamping hidup yang dapat membawamu ke arah kebaikan dunia dan akhirat dan Ibu menemukan sosok itu dalam diri Syafril," ucap Ibu lembut sambil membelai punggungku yang membelakanginya.

"Aku tidak ingin menikah, bu. Aku akan bisa tetap hidup tanpa laki-laki. Apakah ada dalilnya dalam Al-qur'an yang tidak memperbolehkan seorang wanita tidak menikah?" Aku menatap Ibu dan kemudian menatap bang Fraditya.

"Memang tidak ada dalilnya, tapi meskipun seorang wanita diperbolehkan untuk tidak menikah, namun hal tersebut tidak dianjurkan dalam Islam. Islam sebagai agama yang baik justru menganjurkan setiap umatnya untuk melakukan pernikahan, karena terdapat banyak kebaikan dan manfaat di dalam pernikahan. Dan pernikahan juga merupakan salah satu jalan untuk menuju surganya Allah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. berikut ini :

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, niscaya dikatakan kepadanya : “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (HR. Ahmad)

"Jadi sudah jelas dikatakan dalam hadits tersebut bahwa salah satu keutamaan menikah dalam Islam adalah sebagai jalan menuju surga Allah. Dan sebagai muslimah dan wanita yang baik menurut Islam, sudah seharusnya kita mengikuti dan menjalankan apa yang dianjurkan dalam Islam, hal tersebut selain demi kebaikan diri sendiri juga demi mendapatkan ridha Allah SWT." Abangku yang seorang Ustad itu menjelaskan panjang lebar.

Aku hanya menarik nafas panjang mendengarkan ceramahnya sambil memikirkan ucapanya yang begitu mengena sekali ke hatiku.

"Ibu tidak akan bisa meninggal dengan tenang sebelum melihatmu menikah dengan pria yang benar. Dan pria itu adalah Muhammad Syafril."

"Ya sudah, terserah Ibu sajalah," ucapku akhirnya dengan air mata yang membanjiri kedua pipi.

"Nah, begitu dong. Ibu bisa jamin, kehidupanmu dengan Syafril akan bahagia. Dia akan menjadi suami penyayang dan bisa menuntunmu ke Surga Allah," ucap Ibu senang sembari memelukku.

'Cekrek' terdengar suara pintu kamar terbuka dan aku langsung menoleh tapi tak terlihat kepala siapapun dari balik pintu.

"Assalammualaikum." Terdengar suara pria mengucap salam.

Dengan cepat aku menoleh ke bawah arah suara itu berasal, "Waalaikumsalam." Kulihat Mas Syafril tersenyum ke arahku.

Oh, my god. Aku lupa kalau pria ini akan tidur bersamaku karena malam ini adalah malam pengantin kami. Aku memejamkan mata dan segera mengalihkan pandangan darinya ketika membayangkan dia akan mengambil haknya sebagai suami.

Dengan jantung yang berdegup kencang aku tak berani menatapnya. Langsung saja aku bergegas masuk ke dalam kamar mandi.

Bersambung ....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SUAMIKU 90 CM   I Love You

    Suamiku 90cmBab 35 : I Love YouBeberapa bulan kemudian, aku sudah masuk kantor setiap harinya. Suasana kantor mulai membaik, gosip tentang putri salju yang menikahi seorang kurcaci tak lagi terdengar. Heru si pebinor tak lagi terlihat."Heru dipecat Pak Alfin, Zil." Ucap Mona."Masa' sih? Kenapa?" tanyaku ketularan kepo dua ratu gosip si Mona dan si Ellis."Dia tertangkap tangan menggelapkan duit proyek." Ellis yang menjawab pertanyaanku.Bibirku hanya membentuk hurup 'O' mendengar cerita Ellis, "trus?""Dan akhirnya dia pulang kampung deh. Kan habis diceraikan istrinya dia gak punya apa-apa lagi." Ucap Mona."Jadi gembel deh, dia ... Haha" Ellis tertawa sambil menutupi bibir dowernya."Kasian, ya ... "ucapku agak iba juga mendengar cerita tentang nasib si Heru."Ih, orang kayak gitu gak pantas dikasiani.""Itu hukuman yang pantas untuk 'Pebinor dan Koruptor' kayak cecunguk Heru." Mona terkekeh.Aku ikut tertawa juga mendengar ocehan dua temanku ini, ada benarnya juga sih kata-kata

  • SUAMIKU 90 CM   Ulah Silvia dan Lidia

    Suamiku 90cmBab 34 : Ulah Silvia dan LidiaPaginya, ketika membuka mata kudapati mas Syafril sedang duduk di pinggir tempat tidur dan memperhatikan kami. Entah sejak dari kapan ia berada di sini."Dik, kok tidur di sini? Masih marah ya sama mas?" ucapnya pelan.Aku hanya diam dan kemudian beranjak menuju kamar mandi. Dan ketika membuka pintu kamar mandi hendak melangkah keluar, dia si pria kecil sedang berdiri di depanku.Oh, my god. Apalagi mau pria kecil ini? Aku menatapnya galak."Dik, jangan marah terus dong." Dia menarik ujung bajuku."Dik, senyum dong. Mas janji gak akan membandingkan dik Zilla dengan si .... lagi ... " ucapnya."Benaran janji? Asal mas tahu ya, Zilla paling tidak suka kalau dibandingkan dengan siapa pun. Zilla ya, Zilla. Angel ya, Angel. Kalau suka sama Angel, berarti ceraikan Zilla. Zilla, ya seperti ini adanya. Kalau gak bisa menerima, ya sudah. Akhiri saja semua ini." Ucapku."Iya, dik. Iya. Mas janji gak akan mengulanginya lagi." Mas Syafril mencium punggu

  • SUAMIKU 90 CM   Pembalasan Untuk Heru

    Suamiku 90cmBab 33 : Pembalasan Untuk HeruMalamnya, Mona dan Ellis menjemputku di rumah."Mau ke mana, Dik?" tanya mas Syafril kepadaku yang sudah berdandan rapi dan menghampiri Ellis dan Mona di ruang tamu."Mas Syafril, kita mau izin ajak Zilla pergi. Ada undangan selamatan teman kantor. Boleh kan, mas?" Mona yang menjawab pertanyaan si pria kecil."Oh, begitu. Ya sudah, hati-hati. Pulangnya jangan terlalu malam, ya!" ucap mas Syafril.Aku hanya menatapnya sekilas, masih ada sedikit kemarahanku padanya karena pertengkaran kecil tadi pagi.Kami bertiga pun berangkat menuju hotel tempat perjanjian dengan Heru. Di parkiran, seorang wanita dengan pakaian serba hitam sudah menunggu kami.Aku segera mengirim sebuah pesan Wa kepada Heru.[Aku akan mengenakan pakaian serba hitam + cadar hitam juga. Aku tidak mau ada yang mengenali diriku, tidak apa-apakan?][Oke, sayang. Tidak apa-apa. Langsung ke kamar 103 ya, aku tunggu!]Aku memperlihatkan pesan Wa kepada wanita berpakaian serba hitam

  • SUAMIKU 90 CM   Badai

    Suamiku 90cmBab 31 : BadaiDua hari ini pantatku bekas suntikan KB masih terasa sakit, apalagi kemaren malam mas Syafril habis ambil jatah. Aku terduduk lesu di depan cermin kamar sambil menyisir rambut yang basah sehabis mandi keramas tadi pagi. Taklama kemudian ponselku diatas tempata tidur berbunyi, tanda ada beberapa pesab Wa yang masuk. Segera kuraih dan membuka isi pesan itu.By. Mona[Zil, di kantor lagi heboh. Heru menyebarkan fotomu bersama mas Syafril.]Aku melompat kaget dari tempat tidur. Oh, my god. Aku belum siap dengan kenyataan ini, bagaimana? Langsung kubalas pesan Mona.[Kok bisa?] balasku.[Aku juga tidak tahu, tahu-tahu tadi pagi si Heru sudah meletakkan foto pernikahan kalian. Sontak, semua teman-teman kantor jadi heboh. Aku dan Ellis yang menjadi todongan pertanyaan mereka.][Terus kalian bilang apa?][Ya, kami dian saja. Takut salah bicara.][Oh, ya sudah. Besok aku ke kantor, makasih infonya mon.][Bukannya kamu masih cuti, Zil?][Iya, emang. Aku gak tahan den

  • SUAMIKU 90 CM   Suntik KB

    Suamiku 90cmBab 31: Suntik KBSampai malam, ART dan Baby Sister yang dipesan belum juga muncul. Aku sudah keluh kesah cemas, takut si baby Kim ngajak begadang malam ini. Oh, my god. Jadi mami itu berat, aku harus kuat."Dik Zilla tidur saja, biar mas yang jaga baby Kim," ucap mas Syafril ketika si baby bangun jam 01.00 malam dan gak mau dibobokan lagi."Okelah, Mas," jawabku lemas.Ketika merebahkan diri di ranjang, aku langsung terlelap tak sadarkan diri lagi. Dan ketika tersadar, saat mendengar tangisan si baby Kim. Aku langsung beranjak turun dari ranjang dan menuju box tempat tidur baby Kim.Oh, my god. Pantas saja si baby Kim menangis, botol susunya dimulut si papi yang tertidur duduk di samping box."Mas, mas ... Bangun! Gak sadar apa si Kim nangis dari tadi?" Aku mulai dongkol melihat kelakuan si pria kecil."Eh, iya Dik." Dia langsung terbangun dengan botol susu tersumpal dimulutnya dan sambil memegangi itu botol."Mas, pantas saja si Kim nangis. Susunya dia, papi yang minum.

  • SUAMIKU 90 CM   Memperkenalkannya

    Suamiku 90cmBab 30 : MemperkenalkannyaDari rumah sakit, kami langsung menuju ke rumah mas Syafril. Dengan rombongan 3 buah mobil. Mobil pertama berisi keluarga mas Syafril, mobil kedua ada bang Fradit beserta kak Metha juga Farah dan mobil yang ketiga ada kami. Aku duduk bersampingan dengan Ibu yang sedang memangku si baby Kim. Mas Syafril duduk di samping Pak Sugeng yang sedang mengemudi.Sesampainya di rumah, lagi-lagi si baby Kim menjadi rebutan semua orang. Terutama orangtua mas Syafril dan adik beradiknya. Mereka berebutan mengajak bicara bayi yang baru saja lahir itu. Aku hanya cekikikan dalam hati. Apalagi kak Metha, dia selalu menutup mulut untuk menyembunyikan tawanya.Sore harinya, hanya tinggal Ibu saja yang masih tinggal di rumah kami. Semuanya sudah pulang."Akhirnya bisa istirahat dengan tenang juga." Aku memejamkan mata."Kok ngomongnya gitu?" Ibu yang sedang mengganti popok si baby Kim menoleh ke arahku.Aku tersenyum kecut, "Emangnya tadi Ibu gak lihat apa, para ku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status