“Terima kasih banyak ya Mas Renando udah antar Mas Benua ke rumah,” ucap Biru ke Renando yang mengantar Benua pulang malam ini.Biru tadi pulang terburu-buru dari apartemen Ully ke rumah Benua setelah Renando menghubunginya dan memberitahu keadaan Benua yang mabuk berat.“Sama-sama Mbak Biru,” balas Renando masih lelah setelah memapah Benua menuju kamarnya dan merebahkan pria itu ke atas tempat tidurnya.“Maaf ya Mbak, Kak Benua malah mabuk-mabukkan begitu.” Renando melirik kecewa kakak angkatnya dan menunduk malu di hadapan Biru, malu ke Biru karena kelakuan Benua.Renando sendiri pun kaget saat Benua menghubungi tiba-tiba dan berteriak memintanya untuk segera datang ke kelab malam.Saat Renando datang ke kelab malam itu, dia menemukan Benua sendiri di dalam ruangan VIP, hanya ditemani berbotol-botol minuman di atas meja dan yang berjatuhan di lantai.“Kalau ada apa-apa jangan sungkan bilang sama aku ya Mbak.” Renando menepuk pelan pundak kanan Biru.Biru mengangguk dan tersenyum han
1 bulan berlalu.Sudah sebulan terakhir ini, Biru tidak melayani Benua, bukan karena Biru tidak ingin, tapi Benua yang sering menolak.Paling menyakitkan, saat mereka berada di Singapura hari itu, Biru sudah bersemangat ingin melayani Benua bahkan sengaja membawa “baju dinas malam” pemberian Benua, tapi yang terjadi Benua menolak, bahkan pria itu memilih pergi ke bar menemui Darla.Malam ini, Biru ingin mencoba lagi, dia harap dengan menggoda Benua dan melayani pria itu, hubungannya dengan Benua akan membaik.Yah walaupun Biru tak paham, di mana letak kesalahannya hingga Benua berubah dingin dan kasar. Namun, meski Benua berkali-kali melukai perasaan Biru, tak sedikit pun Biru membenci Benua.“Mas Benua ....” Biru baru keluar dari kamar mandi, dia memanggil Benua dengan suara manja dan lembutnya.Biru kemudian berjalan dengan lenggokan indah, sengaja untuk menggoda Benua.Benua menatap Biru membuat Biru semakin semangat menggoda Benua, dia berjalan sambil memainkan rambutnya, memutar-
“Mas Benua nggak bosan kan karena aku sering buat nasi goreng untuk sarapan kita?” tanya Biru ke Benua saat menghidangkan nasi goreng yang dia buat untuk sarapan pagi ini.Benua menggeleng lemah merespons Biru lalu menyantap sedikit demi sedikit nasi goreng buatan Biru.Dari samping kanan tempat duduk Benua, Biru memperhatikan pria itu, Benua tampak lemas dan terlihat pria itu sedang memijat pelipisnya berkali-kali.Biru yakin penyebab Benua terlihat tak bersemangat seperti itu karena semalam saat Benua pergi ke kelab malam, Benua baru pulang malam menjelang pagi.Gery, teman Benua yang semalam mengantar Benua yang m4buk berat pulang ke rumah. Melihat Benua semalam membuat Biru kecewa, di rumah sedang ada dirinya, tapi Benua lebih memilih pergi ke kelab malam dan m4buk-m4bukkan.“Mas Benua lagi ada masalah ya? Atau kondisi mama mulai memburuk lagi?” tanya Biru baik-baik menjeda sejenak aktivitas menyantap sarapannya.“Kenapa tiba-tiba tanya begitu?” tanya Benua mendelik tajam ke Biru
Biru mengalihkan pandangannya dari surat-surat masuk yang sedang dia cek, ada office boy yang sedang berjalan mendekat ke ruangan Benua.“Buat siapa itu Mas?” tanya Biru segera berdiri dari tempat duduknya lalu mendekati office boy itu.“Buat tamunya Pak Benua, Bu. Tadi Pak Benua minta tolong ke saya untuk menyiapkan makanan dan minuman untuk tamunya,” balas office boy itu.“Oh begitu ya. Biar saya saja yang antarkan ke dalam ruangan Pak Benua.” Biru mengambil alih makanan dan minuman yang akan dibawa masuk ke ruangan Benua.“Terima kasih banyak Bu Biru.” Office Boy itu sedikit menunduk ke Biru.“Sama-sama.” Biru merespons, office boy itu kemudian pergi melanjutkan pekerjaannya.Biru terdiam beberapa detik, memperhatikan makanan dan minuman di atas nampan yang dia pegang, Biru berpikir keras siapa tamu yang akan datang, dia tidak tahu apa pun tentang tamu itu. Sedikit mengherankan juga untuk Biru karena biasanya Benua meminta tolong sesuatu lewat dirinya. Biru tidak ingin terlalu me
“Apa Mas Benua pernah jatuh cinta?” tanya Biru iseng ke Benua untuk mencairkan suasana agar tak begitu hening.Biru melirik Benua, terdengar helaan napas berat dari pria itu, sepertinya pertanyaannya tadi cukup berat untuk Benua jawab.“Mas Benua belum pernah jatuh cinta ya?” tebak Biru melihat Benua hanya diam setelah mendengar pertanyaannya tadi.“Pernah, dulu.” Benua menjawab.“Sama siapa Mas? Apa teman sekolah Mas Benua?” Biru antusias ingin tahu, walaupun sedikit aneh dengan respons hatinya, seolah dia tak rela ada wanita yang sudah pernah membuat Benua jatuh cinta.“Kasih tahu aku dong Mas.” Biru tampak memohon agar Benua membongkar tentang sosok yang berhasil membuat pria itu jatuh cinta.“Sudahlah lupakan lagian sudah masa lalu ini.”“Mantannya Mas Benua ya?”“Bukan mantan, hanya perempuan yang membuatku jatuh cinta, tapi aku sudah tidak terlalu memikirkannya lagi.”“Hmm ... aku tahu, jangan-jangan Mbak Darla ya, hayo ngaku. Dia dulu di sekolahnya pasti jadi idaman banyak lela
Benua membawa mamanya untuk duduk di bangku taman yang menghadap langsung ke pemandangan gunung, bukit, dan sawah.“Mama senang nggak?” tanya Benua ingin memastikan suasana hati mamanya saat ini. Dia lalu duduk di samping kanan mamanya diikuti Biru yang duduk di samping kiri Anetta.Satu jam yang lalu, dia bersama mamanya dan Biru baru sampai di villa milik Pak Jagat. Benua sengaja membawa mamanya liburan singkat agar mamanya tidak bosan, dia harap liburan singkatnya ke villa yang berada di puncak Bogor bisa sedikit menghibur mamanya.“Senang sekali. Sudah lama juga mama tidak ke villa milik kakekmu ini. Dulu kita kalau ke sini seringnya berdua, tapi sekarang selain ditemani kamu, mama juga ditemani menantu mama yang cantik dan baik ini.” Anetta memandang Biru yang duduk di samping kirinya dan menyentuh pelan pipi Biru.Biru tersipu dipuji mama Benua. “Mama bikin aku malu aja,” kata Biru.“Mama beneran lho bilang hal tadi. Kamu memang cantik, baik ....” Anetta yang tadi tampak hangat