Share

bab 2 Agenda yang tidak terjadi

2

"EYYY KAUUUU!!!! Bisa-bisanya kau terlelap namun meraba semua tubuhku, AKU JADI TIDAK BISA TIDUR"

"KENAPA, KAU BELUM BERHENTI MENYENTUHKU, RHOOOMAAAAA"

"Aku sudah merabamu sesuai perintahmu, kenapa kau masih marah. Sudahlah aku mau tidur lagi"

"SEENAKNYA KAU BICARA, kapan aku memintamu untuk merabaku"

"Kau mengigau minta diraba, sudah puas? Ijinkan aku tidur nyenyak"

"RHOMAAA KAU KETERLALUAN AAAAA, RASAKAN INI"

dia memukulku dengan guling, dasar wanita bar-bar. Apa dia malu ketahuan mengigau mesum, wehheheh.

"Aduh ANI sialan, tidak usah malu"

"Aaaaaa kau sungguh keterlaluan"

  Dia berjalan keluar dan tidak kembali lagi.

Sudahlah, begini lebih baik.

***

Apa benar aku mengigau seperti itu, aaaa sungguh memalukan, aku

Sungguh malu.

Aku tidak memasak sarapan untuknya, biarlah! Dia tidak suka sarapan!

Aku hanya diam di pojokan, melihat dia bersiap-siap, aku sungguh kagum padanya, dia buta tapi bisa melakukan apapun sendiri. Bahkan aku lewat saja dia tahu.

Dia sudah rapi juga tampan ditambah wangi pula, dan senyumnya itu sangat manis.

Bahkan dia tidak berteriak lagi. Apa mungkin dia berteriak hanya denganku saja, jika tidak ada aku, dia diam, elegan dan cool.

Dia sudah berangkat, hatiku nyeri dia tidak mencariku.

Sungguh bosan, apa aku harus berdiam diri disini.

Oh my.....bosannnn....

"ahaa..aku akan ke kantornya membawa bekal makan siang, baiklah aku akan masak gurame sambal pencit"

"dudududu......tunggulah Rhoma"

Kupilih baju semi formal, tidak ada baju baby doll apalagi daster yang keteknya lebar ataupun model kelelawar. Sejak pindah kesini, baju ku dibuang semua olehnya.

Ada sopir untukku sendiri, jelas saja mana mungkin istri ningrat jalan pake ojek apalagi bajay. Tempat makannya pun diimpor langsung dari korea, terlalalu berlebihan menurutku, bagiku pakai rantang lebih efisien.

Tapi disini tidak ada rantang.

*

"[ bos, Nyonya datang ke kantor]"

"[apa? Aku masih ada urusan di proyek, kau tangani dia]"

"[dia sudah masuk lorong presdir, dan disana ada Nona Abel]"

"[APAAAA?? CEPAT HENTIKAN DIA]"

"[ HUWAAA TERLAMBAT BOSSSS]"

"[MATILAH KAU KALI INI]"

Bagaimana bisa Nona Abel datang ke kantor. Apa dia tidak tahu kalo Rhoma sudah menikah. Perempuan resek!!

***

Aku memasuki kantor Rhoma, ruangannya penuh dengan kaca bening, aku bisa melihat semua.

Wangi parfumnya tertinggal di lorong, apa satu botol dia tuangkan semua ke badannya?

"sii-aapa wanita itu"

Empat pengawal mengikutiku, haduh kayak tawanan aja.

Aku berbalik, dia mencium Rhoma! tidak boleh nangis, jangan nangis, jangan cengeng. huwaaa ku menangis membayangkan.

"kalian beri ini padanya untuk makan siang, aku lupa belum buang air hari ini"

"baiK Nyonya" ucap mereka serempak dengan salah satunya menerima tempat makan dariku. Dan mereka bertiga mengawalku sampai parkiran sedangkan yang satunya melihat Tuanya bercumbu sambil membawa makanan di tangannya.

"pak, antar aku ke rumah bapak ibu"

"baik Nyonya"

***

Aku sangat cemas sekali, aku takut terjadi kesalahpahaman.

Bisa dipotong gaji ku nanti.

"[bagaimana?]"

"[tidak terkendali bos. Nona Abel mencium Tuan. Dan Nyonya melihatnya]"

"[ matilah kita]"

Sudahlah, ini sudah terlanjur!

***

"Tuan, ini ada kiriman makanan dari Nyonya"

"Ani? Dimana dia sekarang?"

"siapa Ani? Katrok sekali namanya" sinis Abel.

"di-diiaa.."

Aku menggebrak meja.

"DIMANA?"

"dia sudah pulang tuan!"

"Apa dia melihatku dengan Abel, apa dia melihatnya?"

"CEPAT JAWAB!!!

"IIIYAAA TUAN"

"kenapa kau kesal sekali" tanya Abel.

"KAU BAWA DIA PERGI DARI SINI"

"BAIK TUAN, MARI NONA ABEL"

"Rhomaa ,kau tidak bisa melakukan ini padaku, Rhomaaa"

Aku membuka kotak makannya, bau ikan bakar, dan ini kesukaanku. Aku memakanya dengan lahap sampai habis.

Apa dia cemburu pada Abel? Baguslah kalau cemburu.

"[ Hanggara, kau dan anak buahmu yang menemani Ani hari ini akan mendapatkan bonus liburan ke singapure, berliburlah diakhir bulan. boleh ajak keluarga, aku yang menjaminnya]"

"[BAIK TUAN, LAKSANAKAN]"

*diujung telepon sana, Hanggara terkejut dan terheran-heran.

Aku langsung kerumah mertuaku, sopir bilang dia kesana, cih lagaknya pakai minggat segala.

Kubawakan buah tangan yang sangat banyak, jelas saja mereka senang, aku tidak tahu apakah Ani senang atau tidak.

"ANII suamimu disini"

"makanlah dulu nak Rhoma"

"baiklah"

Aku sama Sekali tidak mendengar suara Ani, dia diam saja. Aku akan menyuruhnya mengambil Air putih, aku ingin tahu dia dimana.

"Ani, ambilkan aku air putih"

Curr..

Hanya suara air, dia tidak menjawab.

"Ani kita pulang!"

Kita pamit, dan Ani dia tidak menggandengku, biasanya dia perhatian denganku.

Didalam mobil pun kita diam.

"Anii.... Kau mau kemana dulu"

"Tidak Tuan!"

Kenapa dia memanggilku tuan.

Kenapa dia harus marah padaku.

Aku tidur diranjang dengan nyaman, kuraba tempatnya Ani, tapi dia tidak ada.

"ANIII, AKU INGIN MINUM"

"BAIK"

Gluk..

Gluk..

Aku sengaja menumpahkan air di bajuku.

"ANII CEPAT LEPASKAN BAJUKU, AMBIL GANTI"

"KAU LEPAS SAJA SENDIRI"  bentaknya balik.

"CEPAT, KAU LEPASKAN KANCINGNYA ANI"

"TIDAKKK RHOMA!!"

"apa kau cemburu pada Abel" tanyaku selidik.

"un-untuk apa aku cemburu pada perempuan berambut sapu ijuk"

"hish bahkan kau mau dicium olehnya"

"lantas, kenapa sikapmu berubah setelah mengantarkan makanan. Huu kalau kau cemburu bilang saja"

"APA? DICIUM? Mana mungkin!"

Seingatku aku tidak dicium olehnya.

Ani sedang membuka kancingku, aku bisa merasakan wajahnya dekat denganku.

"piyama ini mahal, jika kau merusaknya, kau tau akibatnya" ancamku.

Dia malah menarik piyamaku dengan kasar, dan teriak-teriak gak jelas.

"Apa? APA YANG AKAN KAU LAKUKAN?" KETUSNYA

"dasar wanita aneh, diperingati malah menjadi. Wajahmu itu jangan dekat-dekat DENGANKU"

Dadaku berdegub kencang tahu, dasar tidak peka.

"KENAPA? Abel yang dekat-dekat denganmu boleh kenapa aku tidak boleh? Kau sedang membayangkan, betapa enaknya dicium Abel, huh laki-laki hidung belang"

"kenapa kau membahas itu lagi" aku bersedekap dada.

Aku berusaha untuk tenang "sudah kubilang, aku tidak dicium olehnya. JUSTRU KAU YANG MEREBUT CIUMAN PERTAMAKU"

"KAPAN?" TERIAKNYA.

"Kau menciumku kemarin lalu kau jatuhkan kepalaku, dasar pencuri ciuman pertama"

"KENAPA KAU MENERIMANYA?" BENTAKNYA.

"aku mana tahu, jika ingin kau cium" aku memasang wajah marah.

"ITU JUGA CIUMAN PERTAMAKU, ASAL KAU TAHU SAJA"

Apa? Itu juga first kiss nya.

"KALAU KAU TIDAK TERIMA, AKAN KU KEMBALIKAN"

"Dasar wanita bodoh, bagaimana kau mengembalikannya"

Aku tidak habis pikir, betapa bodohnya dia.

Dia berteriak berkata "nih ku kembalikan"

Cup..

Gila..dia menciumku lagi dan lagi.

Bahkan dia melumatnya.

"HEYY KAU!!" mulutku mengerucut.

"sudah ku kembalikan, kenapa kau masih marah padaku"

"hey mengapa wajahmu itu nampak malu"

Sudahlah, lebih baik aku tidur, jika saja aku bisa melihat, pasti akan sangat menyenangkan melihat wajahnya.

Dasar wanita menyebalkan.

***

Kenapa ramai sekali, tidak bisakah wanita itu diam sehari saja.

Sungguh kacau.

"Rhoma, Mami kesini loh, nengokin kalian. Wah Ani pintar masak. Sini sarapan dulu"

Pantas saja seperti pasar, mereka berdua klop cocok satu sama lain.

Aku duduk di meja makan, dan Ani menyiapkan untukku, Mami sontak berkata so sweet. Halah, wong cuma nyiapin sarapan aja so sweet, dasar orang barat.

"Rhooomaa" suara manja Mami ku mulai lagi.

"ada apa mi" ucapku, mulai tidak enak perasaanku.

"Mami kepingin cucu gembul"

"UHUK UHUK" Tiba-tiba Ani batuk, entah keselek atau apa.

"kalian harus berjuang terus, paling tidak sehari 5x, yaa. Kamu jangan kerja terus dong, lihatlah istrimu sangat cantik, apa kau tidak bisa melihatnya?"

"uhuk uhuk" Ani batuk lagi.

Cantik?? Apa Mami tidak salah.

"hwahahaha kenapa Mami selalu amnesia dadakan, AKU INI BUTA MAMI"

"tuh lihat Ani, emosinya berlebihan. Padahal donor mata yang cocok sudah ada, entah apa yang membuatnya bertahan, huh. Kalo gitu Mami pulang ya Ani cantik, mantu idamanku"

Aku makan dengan lahap, dan segera berangkat. Ani hanya diam saja.

"aku akan berangkat, apa tidak ada yang mau kau bicarakan denganku"

"aku akan menunggumu pulang, kau harus MENGHAMILI KU"

Dasar wanita aneh, kenapa di bicara seperti itu padaku.

"apa urat malu mu sudah putus" tanyaku.

"apa kau memang membenciku dengan serius, maka dari itu kau tidak pernah mau aku dekati" ucapnya pelan dan lirih.

Kenapa aku jadi merasa bersalah padanya, kenapa juga otakku gampang kena rayunya.

"apa kau juga masih membenciku?"

"TENTU SAJA MASIH HUWAAAA"

Dia berlari sambil menangis, kalo aku ladeni akan terlambat. Sudahlah!!

Aku masih kepikiran kenapa dia menangis. Aku suruh pengawal menjaga Ani. Aku khawatir, jika dia sembrono.

Serasa melayang saat dia bilang harus menghamilinya, dasar wanita bodoh. Dia tidak tahu caranya mengungkapkan cinta.

"Hanggara, apa masih ada jadwal lagi?"

"tidak, oh ada. Makan malam dengan client Nona Panion yang dari london, dia investor terbesar di proyek kita"

"baiklah, atur hanya setengah jam saja, aku ingin cepat-cepat pulang"

"baik Tuan"

***

Kenapa dia lama sekali, ini sudah jam sepuluh malam. Apa dia lupa dengan agendanya harus menghamiliku. Bodoh sekali Rhoma, bahkan dia tidak pernah punya hasrat padaku.

Aku pun ingin melakukan malam pertama seperti orang-orang.

Grobyak..

Grobyak..

"ada apa itu?"

Aku melihat Hanggara memapah seorang bule cantik, dia tidurkan di sofa.

"selamat malam Nyonya, ini client Tuan. Tiba-tiba dia pingsan. Tuan membawanya kesini. Saya permisi"

"......."

Aku lihat juga Rhoma, ada apa dengannya? Kenapa dia membawa wanita lain kerumah, saat ada agenda menghamili. Apa dia serius tentang kebenciannya waktu itu.

"Ani, tolong kompres Panion, aku mau ganti baju dulu"

"iya..."

Aku menuruti perintahnya, aku hanya bengong melihatnya. Dia bak model, sangat tinggi.

Ah.. Dia siuman.

Dia langsung melompat ke Rhoma, aku merasakan nyeri yang hebat dalam dadaku.

Aku meremas kain kompres, dan kubuangnya dengan kasar hingga menimbulkan bunyi, pyuk.

Aku meninggalkan mereka berdua, yang sedang berpelukan. Jika aku yang melakukan itu, sudah pasti di dorongya.

"ANI?.." panggil Rhoma. Namun aku 21

Tidak menggubrisnya.

"pak sopir , antar aku main ke Mall yuk" 

"siap Nyonya, saya akan ajak Nyonya ke Mall 24 jam"

Aku membawa kartu kredit black golden unlimited miliknya Rhoma, akan ku kuras lihat saja.

"hahahahaha" aku tertawa jahat, tapi kemudian keselek air liur ku sendiri.

"HUK UHUK UHUK"

Mendingan aku belanja untuk keprerluan yayasan anak yatim piatu swasta. Jajanan yang di rak aku kuras habis, dari atas sampai bawah. Keperluan sembako pun ku kuras habis wehehehe.

"nanti bawanya gimana Nyonya?"

"suruh para pengawal membawa mobil banyak, kira-kira lima saja"

"baik, Nyonya"

dan baju pun, kubeli mulai ukuran bayi sampai dewasa, satu toko ku borong semua.

"huwahahaha" tawa ku dalam hati.

Keperluan sekolah Dan ngaji, ku borong satu toko full, muwehehehehe. Para pengawalku membawa semuanya. Dan satu lagi yang kurang adalah keperluan alat musik dan mainan untuk anak-anak, agar mereka senang senantiasa.

Akhirnya urusan belanja selesai jam 3 pagi.

"mampus kau pengawal huwahahaha" ucapku dalam hati, mereka bergadang.

Subuh pukul lima, aku baru sampai ke yayasan yang dimaksud.

Anak-anak sudah bangun, ada yang bersih-bersih, ada yang main, ada yang sekedar duduk.

Ku buka gerbang yang selalu bunyi itu.

"Kriieett"

Sebelumnya memang aku sering kesini, menyisihkan gajianku 10% pada yayasan ini, 40% untuk keluargaku, dan 50% untuk keperluanku. Itu hitungan orang china tionghoa tetanggaku, jika memang ingin kaya yang berkah harus sisihkan 10% pendapatan kita untuk orang yang membutuhkan katanya, alias sedekah menurut agamaku. Jika tetanggaku itu ya membuang kotoran atau sial. Pelit pada diri sendiri diawal tidak apa, tapi jangan pelit jika matamu  melihat kesusahan orang.

"MBAK ANIIIIIIII" ucapnya serempak, mereka semua berhamburan memelukku.

Ah perasaan ini sungguh menghangat.

"Mbak Ani bawain makanan sama hadiah untuk kalian"

Mereka semua menangis juga para pengasuh.

Melihat belanjaan yang memenuhi ruangan. Ada yang memeluk buku, tas, sepatu , ada yang langsung makan snack, dan satu lagi, aku sudah pesan ayam geprek untuk sarapan hari ini.

Mereka masih tersedu-sedu, melihat perlengkapan sekolah serta baju dan seragam membuat mereka bersuka cita.

"kali ini, Sophia gak pake buku bekas lagi, yang banyak bekas hapusnya" ucap Sophia haru, dia tidak mau melepas bukunya.

"terimakasih Mbak Ani, terimakasih..huhuh" ucap kepala pengasuh.

"baik bu, mulai sekarang saya yang menjamin kebutuhan anak-anak"

Kuberikan uang cash, sebesar 50 juta dari kartu ATM nya Rhoma.

"Terimakasih Mbak Aniiiii"

Pernah sekali waktu, aku kesini pas gajian. Kulihat semua diam, aku menghampiri salah satu anak.

"kok gak ceria? Ada apa?"

"ibu pengasuh, belum memberi kami makan. Dari kemarin kami disuruh puasa"

Aku langsung, ke kantor. Jelas saja mereka bingung karena kehabisan uang. Aku yang saat itu memegang uang dua juta lima ratus, langsung ku berikan pada mereka semua.

Lalu dengan mereka langsung dibelikan beras , telur dan susu.

Walaupun sampai rumah aku dimarahi Ibu.

Ada bayi disini, juga balita. Aku menangis melihat semua ini. Bayi ini pun minum susu tidak sesuai umurnya. Semenjak itu, aku selalu beli sufor seminggu sekali.

Akhirnya mereka makan, dengan lahapnya, walaupun hanya dengan telur ceplok diberi garam.

"huwahhhhh ngantuk sekali, habis ini semuanya pada tidur yaa, ayo kita balik ke apartemen"

*

Kulihat Rhoma bersedekap dada, dengan wajah anehnya.

"UDAH SENENG-SENENGNYA, SAMA SI PAONON, PAINON PUININ, HALAH SAPE SIH"

KETUSKU.

"JADI KAU MENGIRA AKU MAIN DENGANNYA, MAKANNYA KAU TIDAK PULANG" BENTAKNYA.

"terserah!! Aku ngantuk!"

"tidak seperti yang kau pikirkan" ucapnya.

"memangnya apa yang ku pikirkan?"

Dia terdiam, aku langsung meninggalkannya dan masuk kamar, saat aku mau rebahan ternyata si Painem masih disini.

"dengan teganya mau menidurkan perempuan lain di ranjang kita Rhoma"

"apa kau marah?"

" tidak! Ini semua milikmu, aku tidak berhak marah. Namun kau sungguh mengecewakan hatiku. Baiklah jika kau ingin begitu, aku hanya bisa menontonmu, selamat menikmati"

"ANI, ANI... MAU KEMANA KAMU"

Dia mengejarku sampai tersandung kaki meja lalu terjatuh.

Aku menghampirinya dan membantunya.

"Hati-hati, buta saja masih ngeyel" sinisku.

Aku berdiri lagi, lalu ditariknya tanganku.

"aku sungguh tidak melakukan apa-apa"

"sudahlah Rhoma, kau ini seorang pria. Pria itu boleh jika perempuannya banyak"

Sial...

Dia menciumku, hatiku serasa nyut-nyutan. Wajahnya sungguh tampan menurutku dari jarak dekat seperti ini.

"WAH KENAPA KAU MENCIUMKU?"

" kau itu istriku, mau ku cium, mau ku peluk itu suka-suka aku lah"

"apa kau masih membenciku?" tanyaku

" TENTU SAJA MASIH" sungguh jawaban yang copy paste.

"yasudah jika kau masih benci, AKU JUGA MEMBENCIMU"

"yasudah"

"yasudah"

"iya.."

"kenapa kau masih menghadap padaku, jika benci padaku. Dasar mesum" ketusku

"Siapa juga yang menghadapmu, jangan Geer!"

"Hiiihhh"

Lalu si Painem dari london itu bangun, dan dia memanggil Rhoma. Kulihat Rhoma wajahnya aneh.

"Tuh...ladenin sono" sindirku.

BRAKKK...

"ANI..." samar kudengar Rhoma memanggil.

Ku telepon pengawal ku semua, eh tidak jadi, pasti mereka sedang tidur.

" AAAAAAA RHOMA BANGSAT"

Aku tidur diruang pak satpam yang kosong, wah nikmatnya. Aku langsung tidur tanpa cuci kaki dulu, mata ini tidak bisa di ajak kompromi.

Saat aku bangun, sesuatu menabrak wajahku dan itu wajah orang.

"Aaaaaa "

Siapa dia..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status