Share

Bab 3 agenda yang terjadi

3

Ceo buta

"TUTUP MULUTMU ITU!!!

"cih, jadi kau tidur disini? Sungguh level rendahan, aku kira kau dihotel"

"untuk tidur pun aku tidak peduli dimana tempatnya, asalkan bisa tidur"

"pulanglah, membuat malu saja!"

"jika kau malu, tidak usah anggap aku. Pergilah dari sini, kau hanya akan membuat mereka berkerumun. CEO tampan di tempat rendahan seperti ini"

Dan yang terjadi, CEO itu pun kesal lalu menggendong istrinya untuk pulang ke apartemen.

"TURUNKAN AKU RHOMA"

"lawan lah, selagi kau bisa melawan"

Mereka berdua sama-sama kesal juga marah. Sungguh terlalu!

Didalam apartemen suasanan begitu dingin, berhasil membuat semua sudut ruaangan menjadi horor.

"aku tidak mau tidur dibekasnya painem"

"hay hay hay itu semua sudah ku ganti, kau pikir aku mau bekas orang"

"halah doyan bilang"

Mereka berdua akhirnya tidur bersama walaupun saling membelakangi satu sama lain.

"dasar Ani sialan, kenapa kakinya berada di dadaku" kesal Rhoma dengan menyingkirkan kaki Ani dengan kasar. Bukannya menyingkir, Ani malah memeluk Rhoma dan menjilati dahinya Rhoma.

"Aniiii sadarlah, dasar wanita bodoh. Berani sekali kau lakukan ini padaku" ucap Rhoma dengan nada penekanan.

"kau ini selalu bising" setelah sadar apa yang dia lakukan "aaaaaaa, mengapa kau disitu, di pelukanku?"

Rhoma hanya mendengus dan menarik selimut kembali.

***

"Rhoma, aku ingin mengajakmu reuni SMA ku"

"Tidak mau!! Aku tidak suka acara seperti itu"

"memang dasar kau jelek"

Ani menggerutu dan mengutuk Rhoma, hatinya kecewa.

Ani menatap Rhoma, dia merasa kalau Rhoma tidak menyukainya.

Sedangkan Rhoma hanya diam mematung sambil makan kentang rebus. Ani dengan remuk berjalan sendiri, dia harus terima jika nanti di olok-olok.

*

"wah Nyonya akan reuni? Pasti akan ada cinta bersemi lagi ,eheem" ucap Hanggara memanasi.

"apa kau sedang mengompori ku? Aku bahkan tidak peduli"

"tidak tuan maaf! Saya kembali kedepan"

Apa dia memiliki mantan pacar di kelasnya. Sungguh menyebalkan, aku bahkan selalu memikirkannya. Bagaimana jika dia kesemsem lagi dengan mantannya.

Tidak, aku tidak peduli. Terserah saja!

*

Dia bilang tidak peduli, tapi lihatlah dia sekarang.

"saya akan mengantar tuan secepat gledek"

"....."

Dia memintaku mengantarnya ke tempat istrinya. Setelan jas terbaik, dan mobil terbaik.

Itu sudah membuatnya puas dan akan memamerkan ke semua teman Nyonya Ani.

Penyakit narsistik ini tidak akan hilang. Dia sangat tampan, dan berkharisma.

***

Aku memasuki ruangan reuni. Mereka berhamburan melihatku datang, kulihat mereka membawa pasangan masing-masing, aku hanya bisa gigit jari.

"suami lu mana?"

"oh dia lagi sibuk" ucapku dengan tegas.

"ih ini kan malam minggu, kenapa masih kerja aja sih"

Aku hanya senyum saja.

"hey hey lihat, siapa yang datang?"

Semua berkerumun, aku pun penasaran. Dan itu Hanggara beserta pengawalnya lima orang.

"ah Rhoma.."

Aku sampai ingin meneteskan air mata, dia mau datang.

Dia langsung menuju ke arahku dengan arahan Hanggara. Dia terlihat mempesona, sungguh bukan pria buta, dia berjalan dengan tegasnya.

"Anii..."

"aahhhh dia suami mu Ani?"

"iya, teman-teman ini suami ku" ucap ku canggung.

Celetuk teman laki-laki ku "suami mu buta Ani? Hahahaha"

Tawa meledak di seluruh ruangan

Darah ku panas dan mendidih, aku tidak rela suamiku diledek dan diremehkan.

Aku yang hendak memukul temanku itu langsung di tarik kembali oleh Rhoma.

"HANGGARA!!" perintah Rhoma.

Dan Hanggara pun menganggukan kepalanya.

"Rahmad Winarko, seorang lajang, bekerja di anak perusahaan Aslan sebagai ketua marketing, ayah bekerja di pusat perusahaan Aslan sebagai manager. Untuk besok kau tidak lagi bekerja disana, dan ayahmu juga dipecat"

"a-apa siiapa kau berani bicara begitu" gugup Rahmad. Dia orang paling nyebelin dan sok. Wajahnya pucat seketika.

"Rosa Amelia bekerja di bidang keuangan, ayah bekerja sebagai ternak lele. Kau dipecat mulai sekarang"

"ti-tidak!!"

Dan masih banyak lagi, sebagian dari mereka bekerja untuk suamiku. Namun mereka tidak pernah tau siapa pemilik perusahaan itu. Karena Rhoma hanya bekerja di pusat.

"perkenalkan, ini CEO perusahaan Aslan. Suami dari Nyonya Ani"

Semua menganga dan terheran-heran. Dan langsung meminta maaf pada Rhoma.

Namun Rahmad tetap saja sombong.

"hey kawan tidak usah risau, MANA MUNGKIN DIA CEO KITA, WONG DIA AJA BUTA HAHAHAHA. DAN INI ANI, WANITA JELEK MISKIN INI MANA MUNGKIN MENIKAHI CEO HAHAHAHAHA" ucapnya dengan sombong dan pengikutnya pun juga ikut tertawa, namun sebagian lagi hanya diam dan sibuk meminta maaf pada Rhoma dan juga padaku.

"lanjutkan saja apa maumu. Pengawal ambil kunci mobilnya"

Drap..

Drap..

"eh eh eh apa-apaan kalian. Pencuri! Berhenti kalian hey.. Akan aku tuntut kalian"

"rumah mu juga akan disita dan akan ditempati karyawan baru" ucap Hanggara.

Semua yang dipecat, fasilitasnya ditarik semua. Seperti mobil, motor dan rumah.

"Rhomaa" ucapku pelan.

Dia malah mengajakku pulang, dan wajahnya seperti koala nemplok di pohon, menyebalkan. Mengapa dia memaksa datang jika tidak ingin.

"terimakasih kau tidak malu mengakui aku sebagai suamimu"

"bahkan jika kau miskin dan tidak punya kaki tangan, aku tidak malu. Ketika mencintai seseorang tidak perlu malu dengan keadaanya" ucapku santai dengan nada meliuk-liuk.

"kenapa nada bicaramu aneh? Apa kau sudah tidak waras setelah melihat pesonaku. Ap-apa yang kau katakan mencintai. Apa kau sudah mencintaiku?" tanya nya dengan narsis.

"MANA MUNGKIN, AKU MASIH MEMBENCIMU"

"MENGAPA KAU HARUS MELEDAK-LEDAK, RASAKAN INI"

Dia menyenggolku dengan keras, sampai aku terantuk jendela mobil. Lalu kutendang kakinya dengan keras, dia mengaduh. Dia meremas bahuku lalu kubalas menjambak rambutnya.

"aaaa DASAR WANITA KURANG AJAR, BERANI-BERANINYA KAU MENYENTUH KEPALAKU HEY" ucapnya dengan marah. Namun aku tidak melepasnya.

sopir pun hanya diam, dan tidak peduli dengan pergelutan kami.

"rasakan ini Rhomaa" aku kembali memukul perutnya. Dan dia semakin marah, lalu didorongnya aku sampai mepet ke jendela, hidungnya mendekat ke pipiku.

"aa-ppa yang mau kau lak-ukan" ucapku sembari meneguk saliva. Dia masih diam saja.

Apa dia mau menciumku, aaa disini kan ada sopir. Dasar gila!!

Dahiku didorongnya dengan jari telunjuknya.

"jangan geer, kau kira aku akan mencium mu"

Haa dia tahu isi hatiku, wah gawat!

"siapa juga yang geer, kau yang begitu dekat denganku. Jangan-jangan kau ingin melecehkan aku"

"untuk apa aku melecehkan wanita yang tidak waras sepertimu"

"APA KAU BILANG?" aku mendengus kesal.

"memangnya ada istri yang melakukan kekerasan terhadap suaminya, padahal suaminya itu buta"

"engg... Aku benci padamu"

"aku juga membencimu, sangat membencimu"

Mereka berdua saling membelakangi lagi. Dan menata tempo jantung mereka masing-masing.

Sesampainya di apartemen pun, mereka masih saling diam. Yang satunya masuk kamar, yang satunya lagi masuk kamar mandi. Dan mereka bertemu di ruang televisi. Ani yang melihat Rhoma sudah tertidur di kursi panjangnya, berhenti sejenak memandang wajah bersih dan tampan itu.

Lagi enak-enaknya memandang dan terpesona,ehhh malah.

"jika kau terus memandangiku seperti itu, kau akan jatuh cinta padaku dalam waktu dekat"

"sial" gerutu Ani.

"bagaimana dia bisa mengetahui itu, aku harus waspada terhadapnya" lirih Ani.

"tidak usah waspada! Santai saja" ucap Rhoma sambil memulas senyum dalam tidurnya.

"lebih baik aku pergi dari sini, jika tidak...hiiii dia pasti akan menguliti otak ku" ucap Ani dalam hati dan bergegas masuk kamar.

Perut Ani sangat lapar, di reuni tadi tidak sempat makan karena ada chaos.

"hish.. Ini semua gara-gara Rahmad dan Rhoma"

Dan Rhoma masih pada tempatnya. Ani berjalan pelan dan melewatinya.

"seperti maling saja aku ini, pakai mindik-mindik segala"

"ah untung saja, kemarin aku beli mie instan. Wahhh lama sekali aku tidak makan mie"

Ani mulai merebus air, lima menit berlalu dan akhirnya siap. Ani membuat tiga bungkus mie instan sekaligus. Keranjingan pada mie instan. Wangi aroma menggugah selera dengan cabe rawit sepuluh, sawi pokcoy dan empat telur. Aromanya menyebar dengan cepat keseluruh ruangan, hingga membangunkan orang yang sedang tidur.

*kalo author sih yes cuma telur satu. Berhubung Ani istri ningrat, sudah pasti telurnya buanyak banget, jadi ya begitu deh serakah.

"Ani sedang apa kau?"

Ani yang sedang menyeruput kuah panas mie instan langsung keselek.

"uhuk uhuk uhuk uhuk"

"kau makan apa?"

"aku makan ,makanan sampah"

"apa? Itu mie instan? Kenapa kau tidak membaginya padaku? Beri aku makanan sampah itu"

"iya nih aku kasih semangkuk untukmu hehe"

"wanita yang sudah menikah, tidak boleh makan makanan sampah seperti ini?"

"kenapa tidak boleh?"

"kau akan sulit hamil"

"jika tidak kau sentuh bagaimana aku bisa hamil"

Ani yang menyadari langsung membengkap mulutnya.

"baiklah habis makan mie pedas ini, aku akan menyentuhmu"

Ani dan Rhoma teringat pertama kali saat bermain squish, squish, squish, sentuh, sentuh, sentuh secara tidak sengaja. Itu membuat mereka berdua tersipu malu.

"mengapa punyamu lebih banyak dari pada punyaku, Ani. Bagi aku sedikit lagi" komplain Rhoma.

"tidak mau!! Ini punyaku, masih mending kau ku bagi semangkuk"

"apa kau sudah tidak waras, aku ini suamimu. Mengapa kau begitu serakah, apa kau akan membiarkanku kelaparan semalaman"

Ani dengan berat hati memberikan mienya pada Rhoma. Terlihat senyum tersungging di bibir Rhoma, Ani malah sebaliknya.

*

Mereka berdua saling terdiam di kasur yang empuk itu. Saling meneguk saliva masing-masing. Setelah makan mie instan pedas, mata mereka terjaga semalaman.

"Ani"

"Rhoma"

Ucap mereka bebarengan, dan membuat suasana kian canggung.

"kau dulu" ucap Rhoma.

"kau duluan saja" ucap Ani.

Dan mereka berdua terdiam lagi.

Rhoma merasakan darahnya mengalir dengan cepat. Irama Dadanya semakin bisa dibuat dangdutan. Rhoma menoleh pada Ani.

"Ani, jika aku operasi mata apa kau akan senang?"

"tidak!"

"kenapa?"

"aku jelek!

Kau akan kecewa ketika melihatku"

Rhoma terdiam, dia merasakan istrinya sedang menangis.

"apa aku peduli dengan hal itu? Tidak!"

"lama kelamaan kau akan peduli dan malu. Mengingat saat ini kau buta sekalipun banyak yang menggodamu, apalagi kalau kau normal, sudah tentu banyak yang mengejar dan minta kau nikahi. Dan akhirnya aku tersingkir"

"apa kau takut akan seperti itu?"

"tentu aku takut, ini akan jadi patah hati ku yang pertama jika semua itu benar terjadi"

"pertama?"

"yaa.. Aku tidak pernah pacaran dengan siapapun. Pria yang pernah menjalani hubungan denganku ya cuma kamu Rhoma. Makan bareng, naik mobil bareng, ke pesta bareng meski rusak gara-gara kamu sama Rahmad. Itu semua hal pertama yang kulakukan bersama pria"

"apa kau senang?"

"aku sangat senang melakukan itu denganmu"

Rhoma didalam hatinya menghangat dia merasa sangat diistimewakan oleh Ani. Tanpa di sadarinya dia nyengir kayak kuda.

"lalu, yang kau bilang akan menikah sebulan lagi, apa itu betul"

"dasar bodoh, ya tentu tidak. Mana ada yang mau denganku. Aku miskin dan memiliki adik banyak"

"Rhoma, jika kau ingin mencampakkan aku, bilang dari awal atau jauh-jauh hari. Jadi, aku bisa mempersiapkan hatiku.

"bagiku, menikah itu sekali seumur hidup. Buanglah jauh-jauh pikiranmu itu. Tidurlah, tidak usah menangisi hal yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu"

"Rhoma, apa kau memikirkan apa yang diinginkan mami mu?"

"yaa.." ucap Rhoma berharap lebih pada Ani.

"tidak usah dipikirkan, bagaimana bisa kau melakukan itu pada orang yang kau benci, ya kan? Sudahlah aku tidur dulu"

"taa-pii...."

***

"Hanggara itu siapa?"

"emm dia itu wanita yang di kejar tuan, tapi itu dulu. Tidak berlaku untuk sekarang"

"mengapa dia disana bersama Rhoma"

"mereka sedang berbisnis Nyonya, jika Nyonya ingin masuk dan memberikan makan siang, mari saya antar"

"ah aku rasa tidak usah, cukup kau saja yang mengantar. Aku takut membuatnya malu, aku pulang dulu"

"baik Nyonya"

Banyak sekali wanita di sekelilingnya, dan yang ini malah wanita yang di sukainya. Sangat cantik dan kelihatan pintar.

Aku percaya pada Rhoma, namun aku tetap membawa pulang hati yang retak.

Melihat suamiku bersenda gurau dengan wanita yang dulu ada di hidupnya. Aku tidak mengerti bisnis, aku hanya kaum pekerja.

Aku melenggang ke toko roti dan kue. Besok adalah hari ulang tahunku, aku akan membeli kue kecil untukku sendiri nanti malam. Aku tidak mengharapkan Rhoma ingat ulang tahunku, mengingat bisnisnya butuh banyak perhatiannya. Aku sebagai istrinya hanya memasak untuknya dan menemaninya saat dia butuh ditemani.

"bu, aku beli kue kecil coklat ini ya"

Sungguh imut kuenya, dan aku suka.

Aku memasak makanan istimewa, jam 12 malam lewat.

"tiup lilinnya..tiup lilinnya.."

Fiiuhhh

"yeeee" sorak pengawal, sopir dan satpam apartemen.

Aku merayakan bersama mereka, diruang satpam.

Aku memasak, nasi kuning lengkap beserta lauknya dan juga minuman ringan. Sederhana saja, yang penting berkah.

"wahh ayo pada makan, makasih ya. Ini hari ulang tahun pertama di apartemen"

"Nyonya, apakah tuan tidak tahu?"

"dia lagi sibuk, sudah biarkan"

Semua makan dengan lahapnya, dan mereka sangat senang begitupun aku.

"bukankah itu mobil tuan?" ucap salah satu pengawalku.

Iya, itu mobil suamiku. Hanggara yang menyetir. Aku tidak berkedip melihat mobilnya.

Jantungku serasa diremas, mataku berkabut. Rhoma semobil dengan wanita masa lalunya.

"dia orang baru, juga tinggal di lantai yang sama dengan tuan" ucap satpam.

Mengapa aku tidak tahu, mereka semua yang menyadariku sedang bersusah hati. Mencoba mengalihkan pembicaraan. Namun hati sudah terlanjur gundah.

Hanggara tahu kalau kami sedang kumpul. Dia mencoba memberi tahu Rhoma.

Jelas saja dia langsung menghampiriku dengan diikuti wanita itu.

"sedang apa kau disini?" tanya Rhoma dingin.

"Mereka sedang merayakan ulang tahun Rhoma" ucap lembut wanita itu.

"siapa yang ulang tahun?" tanya Rhoma.

"Ny-onya Ani" ucap satpam gemetar.

"selamat ulang tahun ya Ani" ucap wanita itu.

"buat malu saja, kenapa kau merayakannya di ruangan parkir"

"Rhoma kenapa kau marah di hari ulang tahunnya? Dia siapa? Sampai menyita perhatianmu?"

Aku hanya diam saja, Rhoma tidak menjawab pertanyaan wanita itu. Malah langsung pergi dengan diikuti Hanggara.

Hatiku sesak sekali. Dia tidak mengakuiku di depan mantannya.

Aku cukup tahu diri.

***

Mengapa dia merayakan dengan laki-laki lain? Aku ini suaminya, apa tidak bisa dia merayakan denganku saja. Aku tidak suka, aku termakan cemburu.

Ani pulang kudengar derap langkahnya.

"Ani, mengapa kau tidak masuk ke ruanganku siang tadi?"

"aku mana berani" dinginnya

"lagi pula itu hal terakhir"

"terakhir? Tidak tidak, kau harus tetap mengantarnya"

"aku tidak mau!!"

"istri macam apa kau ini"

Tok..

Tok..

Ternyata Rosmayah datang membawa makanan. Ini sudah jam satu dini hari.

"oh kamu? Jadi.. Kamu istrinya Rhoma"

"iya.."

"Rhoma mari makan bersama, kita kan tadi belum makan. Sibuk mengurus berkas berdua di kantormu. Maaf ya di apartku masih belum punya alat makan, aku boleh kan pinjam dulu"

Ani akan salah paham jika begini, dan dia sudah menuju kamar. Auranya sangat gelap padahal ini hari ulang tahunnya.

"Rosmayah, ambilah piring satu set dan pulanglah. Aku ingin istirahat"

"keluarlah"

"baiklah Rhoma"

Aku menuju ke kamar dengan pelan, aku tidak mendengar apapun. Mungkin dia sudah tidur, aku meraba bantalnya. Ya, dia sudah tidur dengan dengkuran tipisnya.

Aku mencoba memegang wajahnnya, dan ahh apa ini? Apa dia menangis? Bulir bening ini keluar dengan sunyi.

Apa dia sudah salah paham?

Aku tidak tahan jika begini, aku sudah membuatnya kecewa berulang kali.

"ANIII..AMBILKAN AKU MINUM"

Dia tidak menjawab, namun langsung dilaksanakan.

"nih"

"Ani, selamat ulang tahun"

"iya"

"maaf aku terlalu sibuk, tidak ada waktu buatmu, aku sungguh tidak ada hubungan apa-apa dengan Rosmayah"

"mengapa kau selalu menjelaskan, tapi tetap saja kau ulangi. Sudahlah aku tidak apa"

"TIDAK!! JANGAN BERBALIK, KITA AKAN MELAKUKAN AGENDA YANG TIDAK JADI" ucapku berapi-api.

"halah basi!!"

Aku langsung membentangkan tangannya.

"HEH, KAU MAU MEMPERKOSAKU" tanyanya.

"lalu bagaimana melakukannya?" ucapku.

"bagaimana kalau kita nonton bokep dulu. Kau nanti akan kuceritakan, hah bagaimana? Aku punya beberapa video"

"DASAR SINTING KAU ANI, aku tidak mau"

"halah kau hanya mendengarnya saja"

"yasudah!"

Ya Tuhan selamatkan akhlak istriku, dia mempunyai kebiasaan menonton film bokep.

"wah Rhoma, bisa kau dengar desahan perempuannya? Sangat menggairahkan bukan? Prianya menyentuh bagian lunak dengan lembutnya dan dia menghisapnya"

"perempuannya menggelinjang, di sentuhnya perutnya dengan sensual, dan ahh dia sudah berada di bawah situ Rhoma aaaaaaa"

"dasar bodoh, kenapa kau berteriak?"

"aku hanya mengikuti wanitanya, apa kau sudah bergairah?"

"belum" ucapku berbohong.

"ahh dasar kau ini, aku saja sudah berada dititik paling hot. Ayo kita lakukan sekarang, aku yang akan membimbingmu"

Gluk

Aku meneguk saliva. Penyakitku yang narsistik ternyata ada yang lebih parah.

Ani menabrakku dan menciumku, aku sekarang berada di bawahnya.

"Rhoma peganglah!"

"aku tidak mau!!"

"hiss sulit sekali kau ini"

Tanganku yang suci di arahkannya ke bagian lunak, ahh dan dia sudah telanjang. Dasar sinting.

"hey mengapa kau membuka semua pakaianku"

"biarkan aku melihat tubuhmu Rhoma mwehehehe"

"Rhoma, aku tidak berani melakukan itu. Katanya sangat sakit. Sudah ya, aku tidur dulu"

"lalu kau membiarkanku dalam keadaan begini?"

Dia tidak menjawabnya, sungguh menyebalkan.

Kuraih pinggangnya, dan ku arahkan pelan.

Meski aku tidak tahu caranya, tapi naluri akan menuntunnya.

"HADOOHH SAKIT RHOMA"

Cerewet sekali wanita ini.

Kubungkamnya dengan mulutku.

Dia menancapkan kukunya ke punggungku. Tidak bisa kurasakan lagi, aku sudah hampir menuju kenikmatan.

Dan

Ahh...

see you..👇👇👇👇

jangan lupa👍👍👍

untuk menghargai penulis 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status