Home / Romansa / SUAMIKU KEKASIH IBUKU / 116. Sadar posisi

Share

116. Sadar posisi

Author: HaniHadi_LTF
last update Last Updated: 2025-12-28 19:50:37

Tak ada respons. Kelopak mata Jati tetap tertutup. Wajahnya tenang, terlalu tenang, seperti orang yang tertidur setelah perjalanan panjang.

"Masuk observasi," kata dokter. "Kita tunggu dia sadar."

"Dikasih nama siapa, Dok, pasien ini?"

Dokter itu nampak bingung. Seragam loreng yang dikenakan Jati polos. Tak ada pita nama, tak ada tanda pangkat. Hanya velcro hitam kosong di dadanya, seolah identitasnya memang sengaja disembunyikan untuk urusan operasi pembebasan yang ia kerjakan.

"Bagaimana kalau Mada saja, Dok?"

Dokter itu melebarkan matanya.

"Soalnya tubuh dia kekar banget kayak patih Gajah Mada," ucap suster itu menunduk malu.

"Bener juga, Dok," dukung yang lain.

"Baik, ini kemauan kalian. Catat saja begitu."

****

Di sebuah resort.

"Bangun, Cantik. Matahari sudah menang."

Kanaya membuka mata perlahan. Selimut terasa hangat, lengan King Liong melingkar ringan, sentuhan yang sengaja dibuat malas agar pagi terasa panjang.

"Jam berapa?" tanya Kanaya serak, senyum belum pergi.

"Jam yang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
KKK
author nak buat jati amnesia ke ni? lepas tu Kanaya ambil kesempatan? nak fikir yg positif2 tp yg negatif2 menguasai skrg ni.. kalau betul auto mls nk baca tp sy tunggu je la bab seterusnya..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   120. Obat Kangen

    Nomor Gandes terlintas. Jari menekan layar, lalu berhenti. Tubuh terasa berat. Kepala kembali berdenyut, seolah ada palu kecil mengetuk pelan dari dalam.Jati menghembuskan napas, meletakkan ponsel terbalik. Ia memejamkan mata, mencoba merapikan pikiran. Angin laut masuk samar. Sunyi kamar seperti menunggu sesuatu terjadi.Pintu terbuka.Kanaya masuk membawa nampan. Asap tipis mengepul, aroma daging bercampur bumbu kacang menguar hangat."Kanaya, aku kan sudahakan sore tadi."“Aku bawakan sate kambing. Hanya untuk dimakan biasa, nggak usah nasi."Jati mengingat kebiasaannya bersama Kanaya duluh. “Sate?”“Setengah matang kesukaan kamu,” jawab Kanaya cepat, matanya berbinar. “Bagus buat pemulihan. Biar staminamu cepat balik.”Ia meletakkan nampan meja kecil. Tusuk sate berkilat, daging merah kecokelatan masih tampak juicy. Sambal kecap terpisah, irisan bawang dan cabai rapi.Jati mengerling. “Setengah matang sengaja ya?”Kanaya tersenyum. Senyum yang tak sepenuhnya main-main. Ia mendeka

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   119. Buntung rokok

    Pagi sekali."Anda bisa pulang hari ini. Soal ingatan, akan segera berangsur baik, Ibu pasti membantu Anda mengingatnya. Setidaknya secara fisik hanya lecet sedikit. Namun, sebaiknya Anda memeriksakan diri di rumah sakit besar, peralatan di sini kurang memadai." Dokter Budi tersenyum ramah."Baik, Dok. Terimakasih banyak.""Sama-sama, Pak."“Syukurlah, kita pulang hari ini,” ujar Kanaya pelan, namun tegas.Jati menatap. “Pulang ke mana?”“Ke tempat yang tenang dulu. Tubuhmu belum siap perjalanan jauh.”“Aku baik-baik saja."Kanaya tersenyum tipis. “Kalau begitu, anggap saja aku egois. Aku ingin kamu pulih tanpa gangguan. Baru setelah itu kita kembali ke kota dan memeriksakan kamu di rumah sakit besar."Jati menghela napas. Kepala masih berat. Otot terasa seperti baru selesai perang panjang. Dia tahu ada sesuatu di balik rencana Kanaya. Namun ia berusaha sabar sampai kondisi tubuhnya tak lagi lemah.“Kamu bisa istirahat total, nanti aku telpon komandan kamu, bilang kalau kamu baik-baik

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   118. Istri?

    Tangannya bergetar. Map hampir terlepas. Dunia seolah berhenti bergerak.Kanaya menutup map. Dadanya berdegup gelisah saat tahu apa isi map itu. Pandangan kembali ke arah ruang Jati. Pikiran berputar cepat, menyusun kemungkinan yang ingin ia lakukan."Saya mau ke ruang suami saya," ucap Kanaya gelisah."Iya, Bu. Mudah-mudahan tidak ada masalah. Soalnya...""Soalnya apa, Dok?""Teman saya yang menangani Pak Jati, bilang, ada kemungkinan Pak Jati akan amnesia walau tidak permanen. Ibu harus terus mendampinginya.""Amnesia?" guman Kanaya. Ada kecemasan, namun segera terselip senyum.Mereka melangkah keluar ruangan. Belum sampai, di ruangannya, Jati sudah menggerakkan tangannya."Gandes... " bisik Jati berusaha bangun.“Pak, dengar saya dulu. Jangan bangun mendadak." Suster jaga panik. Tangannya menahan bahu Jati yang bergerak gelisah.Pria itu membuka mata perlahan. Cahaya lampu membuatnya menyipit. Tenggorokan kering. Dada terasa berat, seperti tertindih batu.“A… air,” ucapnya serak.Su

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   117. Tekad

    Kanaya merasa kecewa dengan jawaban itu.Suster benatap sejenak, map plastik terjepit. Tatapan singkat meluncur ke wajah pucat Kanaya."Ibu jadi periksa atau tidak?"Lambung Kanaya bergejolak. Rasa pahit merambat tenggorokan. Tangan menutup mulut dengan napas tertahan."Iya," jawabnya lirih."Dokter akan panggil sebentar lagi."Bangku besi terasa dingin menempel kulit saat Kanaya duduk. Jam dinding terasa bergerak lamban. Setiap detik seperti menyeret bayangan lain masuk kepala Kanaya. King dengan tergesa mengejar pesawat, sepatu menghantam lantai resort. Bayangan wanita yang pernah melabrak dan mengusirnya dari penthouse terkapar, darah membasahi lengan. Lalu datang ketakutan menembus hatinya saat ingat lelaki itu pernah tak memakai pengaman saat berhubungan dengan dirinya."Badanku terasa lemas, jangan-jangan dia menularkan penyakit kelamin ke tubuhku."Nama Kanaya dipanggil. Langkah kakinya berat menuju ruang pemeriksaan.Ruang periksa terasa sempit padahal longgar, bau antisepti

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   116. Sadar posisi

    Tak ada respons. Kelopak mata Jati tetap tertutup. Wajahnya tenang, terlalu tenang, seperti orang yang tertidur setelah perjalanan panjang."Masuk observasi," kata dokter. "Kita tunggu dia sadar.""Dikasih nama siapa, Dok, pasien ini?"Dokter itu nampak bingung. Seragam loreng yang dikenakan Jati polos. Tak ada pita nama, tak ada tanda pangkat. Hanya velcro hitam kosong di dadanya, seolah identitasnya memang sengaja disembunyikan untuk urusan operasi pembebasan yang ia kerjakan."Bagaimana kalau Mada saja, Dok?"Dokter itu melebarkan matanya."Soalnya tubuh dia kekar banget kayak patih Gajah Mada," ucap suster itu menunduk malu."Bener juga, Dok," dukung yang lain."Baik, ini kemauan kalian. Catat saja begitu."****Di sebuah resort."Bangun, Cantik. Matahari sudah menang."Kanaya membuka mata perlahan. Selimut terasa hangat, lengan King Liong melingkar ringan, sentuhan yang sengaja dibuat malas agar pagi terasa panjang."Jam berapa?" tanya Kanaya serak, senyum belum pergi."Jam yang

  • SUAMIKU KEKASIH IBUKU   115. Dengar saya?

    "Buru-buru amat, bukannya katamu kamu ingin tempat yang tenang, kenapa seolah kamu seperti dikejar hantu kek gini? Apa kamu takut istrimu akan membuntuti kamu lagi?"Pria bermata sipit itu tergelak pelan sebelum bicara. "Kenapa bilang begitu? Memang apa yang bisa dia lakukan jika aku masih bermain di belakangnya?"Kanaya tersenyum samar. "Jangan sok kuasa, dia bisa membuatmu merangkak di jalanan. Jangan kira aku tak tahu, kejadian aku diusir dari penthause-mu membuat aku tahu, kalau yang punya perusahaan itu istrimu, kamu hanya karyawan yang kebetulan diberi tempat olehnya.""Sama saja, tanpa aku, apa yang bisa ia lakukan dengan hanya hobby traveling-nya itu."Pria itu menarik tangan Kanaya hingga Kanaya jatuh ke pelukannya. Aksi pun ia lakukan hingga Kanaya tanpa sadar telah mengeluarkan desahan di bibirnya."Aku pesan teh melati," ucap King Liong pelan, dengan logat khas yang nyaris tak terdengar. "Biar otak kamu segar duluh."Kanaya menarik kerah King, tersenyum kecil. "Justru kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status