Home / Romansa / SUAMIKU KETUA GENG MOTOR / 064 || Tentang Viana

Share

064 || Tentang Viana

Author: Diva
last update Last Updated: 2024-11-20 12:09:36

"Boss, muka lo kenapa? Kaya gak dikasih jatah aja!" celetuk Kenzo melihat ekspresi suram Sagara.

"Dark banget, ya, Bund!" Nada suara Danish ngikutin trend Ibu-ibu jaman sekarang.

"Jijik banget lo!" Satya menggeplak kepala Danish. Membuat sang empu meringis.

"Apa, sih, anjing?" Danish melotot kesal.

Satya tidak memperdulikan Danish. Dia menatap Sagara yang sejak tadi. Misah-misuh di tempat sambil menatap layar ponselnya. Dia bangkit berpindah duduk di samping ketua geng Verdon itu.

"Ada masalah apan bree? Galau sendiri aja gak ngajak-ngajak!" Satya menepuk pundak Sagara membuat lelaki itu menoleh.

"Weh, si boss galau, nih! Galauin siapa? Dedek gemes kelas sepuluh itu?" Kenzo menyahut dengan cepat. "Cakep, njir! Imut, gemoy gitu cocok lah sama gue!"

Sagara menatap Kenzo tajam. Mendengar ucapan lelaki itu.

"Lo sentuh dia, lo berurusan sama gue!" Tatapan Sagara penuh peringatan.

"Dia juga gak mungkin mau sama buaya kaya lo!" Danish mengangkat kakinya di atas meja. Sambil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   153 || Pertarungan Sengit

    Sagara terdiam. Untuk pertama kalinya, napasnya tercekat bukan karena serangan, tapi karena kebenaran yang menampar keras tanpa ampun.Ravin... pendiri Onryx?Sagara menyipitkan mata. Pikirannya berputar cepat. Semua benang kusut perlahan menyatu. Arah gerakan Onryx yang semakin terorganisir. Taktik yang terlalu rapi untuk ukuran geng jalanan. Keberanian mereka menyerbu sekolah di siang bolong. Semuanya... berasal dari tangan Ravin."Lo bener-bener gila," ujar Sagara datar, nyaris berbisik. Bukan karena takut. Tapi karena amarahnya menyusup terlalu dalam, sampai-sampai suaranya tidak keluar penuh.Ravin mendengus pelan, senyum tipis masih menempel di wajahnya. "Gila? Gak juga. Gue cuma ngambil kembali apa yang lo rampas dari gue."Tatapan Sagara mengeras. "Gue gak pernah rampas apapun. Lo yang kehilangan semuanya karena lo sendiri."Ucapan itu menampar Ravin lebih keras dari pukulan manapun. Ekspresinya berubah, sedikit. Senyuman itu memudar sesaat, tapi hanya sebentar. "Viana milik g

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   152 || Fakta Mengejutkan

    Suara motor meraung panjang di depan SMA Galaksi. Asap knalpot mengepul, menciptakan kabut tipis yang mengambang di udara sore yang seharusnya tenang. Tapi ketenangan itu sudah lama sirna sejak puluhan motor berhenti serempak—ban mereka menggores aspal halaman sekolah. Geng Onryx telah tiba. Danish menurunkan helmnya. Napasnya memburu. “Gila, lawan kita nggak sebanding,” gumamnya pelan. Kenzo berdiri di sampingnya, rahangnya mengeras. “Raditya nggak main-main kali ini.” "Kalian tenang aja. Pasukan lain lagi otw ke sekolah kita bawa bantuan!" Sagara menenangkan kedua sahabatnya yang sedikit khawatir. Sagara memicingkan mata. Dia mengenali satu per satu dari mereka—beberapa adalah preman kota yang sudah dikeluarkan dari berbagai sekolah. Tapi matanya berhenti di satu sosok yang berbeda. Seseorang dengan hoodie gelap, postur tinggi tegap, dan wajah tertutup masker hitam. Hanya mata tajam itu yang terlihat, memandangi langsung ke arah Sagara. Tatapan yang menusuk seperti bilah baja

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   151 || Kecelakaan

    Viana menggenggam setir erat-erat, tangannya masih gemetar, wajahnya pucat, dan napasnya memburu tak beraturan. Suara mesin meraung kencang, mengguncang tubuh mobil. Di kaca spion, bayangan motor hijau itu masih membuntuti—Andi, dengan mata merah membara dan ekspresi seperti iblis haus darah. Jalanan mulai sempit, membelah antara rumah-rumah padat penduduk, tapi kejaran itu tak berhenti. Viana menggertakkan gigi, mencoba menepis rasa panik yang makin mencengkeram dadanya.“Tenang, lo bisa ... lo bisa,” gumamnya berulang kali seperti mantra, memaksa dirinya tetap waras.Suara ban menggerus aspal terdengar dari belakang, keras dan agresif. Andi membunyikan klakson motornya berulang kali, seolah ingin mencabik-cabik konsentrasi Viana. Motor itu menyusul dari sisi kanan, hanya berjarak sehelai rambut dari jendela mobil. Viana menoleh cepat. Dia melihat tatapan itu—mata penuh kebencian, penuh dendam. Andi membuka mulutnya, berteriak sesuatu, tapi yang terdengar di dalam mobil hanya raungan

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   150 || Dikejar Setan Berwujud Manusia

    “Satya, cepat kabur juga!”Langkah Viana tertahan, tubuhnya gemetar menatap Satya yang dikeroyok tujuh orang sekaligus. Tapi cowok itu tetap berdiri di depan, melindunginya.“Pergi, Vi!” suara Satya kembali menggema. Matanya menatap Viana penuh tekanan. “Lari sekarang!”Viana mengepalkan tangannya. Jantungnya berpacu seperti genderang perang. Dengan sisa tenaga, dia berbalik dan berlari menyusuri lorong sekolah yang semakin sepi.Derap langkahnya menggema di antara dinding abu-abu. Nafasnya terengah, tak beraturan. Gemeta dan panik. Dia tak berani menoleh ke belakang.Namun, dari arah lorong lain, suara teriakan itu terdengar jelas. “Vianaaa! Gue nggak bakal biarin lo pergi!”Suara Andi terdengar lantang penuh amarah dan ancaman. Langkah Viana semakin cepat. Kakinya nyaris tak menapak sempurna di lantai yang licin. Pandangannya kabur karena air mata dan ketakutan. Dia melewati ruang UKS, lorong perpustakaan, lalu memutar ke arah kantin yang sudah kosong. Di belakangnya, suara langkah

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   149 || Pelarian Viana

    "Lo ngancam kita?" Denzel tertawa remeh menatap Satya yang berdiri menjulang di depannya. Dia melirik kedua sahabatnya, memberi kode yang diangguki langsung oleh mereka. Ketiganya mendekat pada Satya. Mengepung sosok lelaki yang kini mengepalkan kedua tangannya penuh emosi. Satya menatap satu per satu wajah mereka. Dia tahu, kalah jumlah. Tapi dia juga tahu, menyerah bukan pilihan. Satu orang melompat lebih dulu—si gagang besi. Satya bergeser ke kanan, menghindar. Besi itu menghantam dinding dengan suara dentuman keras. Debu beterbangan di sekitarnya. Satya tak tinggal diam, dia membalas serangan sang lawan dengan menendang perutnya cukup kuat. Cowok itu mundur, terbatuk. Sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri. Sedangkan kan Danzel dan satu cowok lainnya bergerak mendekat bersamaan. Satu tangan mencengkeram seragam Satya, menariknya ke belakang. Yang lain mengayunkan pisau—berusaha menusuk dari samping. Satya berbalik cepat. Sikutnya menghantam rahang si penarik se

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   148 || Gudang Belakang Sekolah

    “Bu, teman kami masih di bawah! Dia ke toilet!” Rachell berseru sambil menunjuk ke arah lorong.Guru itu menggeleng cepat. “Enggak bisa, ini darurat. Sekolah diserang. Kami akan cari sisanya, sekarang kalian harus ikut!”“Bentar, Kak Viana masih di sana!” Alin nyaris menangis.“Satya sedang menyisir area itu. Kami sudah kirim beberapa OSIS ke arah belakang gedung. Cepat ke rooftop. Itu tempat paling aman sekarang!”Ledakan kecil terdengar dari arah lapangan parkir. Disusul suara kaca pecah. Alarm mobil meraung tak karuan.Seyra mencengkeram pergelangan tangan Alin dan Rachell. "Gue nggak suka ini. Kita ikut dulu. Viana pasti ditemuin Satya."Rachell menoleh sekali lagi ke arah lorong toilet yang sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana. Hanya suara langkah kaki, teriakan, dan kegaduhan yang semakin dekat dari segala penjuru.Mereka bertiga dibawa naik ke lantai tiga. Koridor itu sesak oleh murid dan guru. Semua menuju tempat yang sama yaitu rooftop.Di belakang, suara motor semakin dekat.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status