Beranda / Romansa / SUAMIKU KETUA GENG MOTOR / 163 || Kantor Polisi

Share

163 || Kantor Polisi

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 20:55:04

Suasana kantor polisi sore itu lebih dingin dari biasanya. Udara dari pendingin ruangan berdesir lembut, namun menusuk sampai ke tulang. Bau alkohol, kertas tua, dan keringat bercampur menjadi satu, membentuk aroma khas ruang interogasi yang sepi. Sagara duduk dengan kedua tangan disilangkan di dada, sorot matanya tajam menatap lurus ke depan, seolah siap menelan siapa pun yang berdiri di hadapannya.

Di sampingnya, Danish menyandarkan tubuh ke kursi plastik dengan tangan yang terus mengepal, sementara Kenzo—yang biasanya paling cerewet—terdiam seribu bahasa. Ketiganya sudah ada di sini sejak dua puluh menit lalu, menunggu tahanan yang akan dibawa keluar dari ruang sel.

Ketukan sepatu terdengar di lantai marmer tua. Dua petugas muncul dari balik lorong panjang, mengapit seorang pemuda berseragam tahanan berwarna oranye pudar. Rambutnya berantakan, sebagian wajahnya membiru karena luka lebam, tapi matanya masih memancarkan arogansi yang sama.

Ravin.

Langkahnya tertahan ketika melihat si
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   182 || Memperbaiki Hubungan Dengan Arthur

    Langkah kaki Viana terdengar pelan di atas kerikil halaman. Sagara berjalan di sebelahnya, menggenggam kunci mobil tanpa sepatah kata pun. Pintu pagar besi bergaya Eropa tertutup perlahan di belakang mereka, menyisakan denting kecil yang terasa menggema di dada Viana.Begitu sampai di depan mobil, Sagara membukakan pintu depan penumpang. Viana ragu sejenak sebelum akhirnya masuk dan duduk. Wajahnya menoleh ke luar jendela, menatap bangunan besar dengan dinding abu-abu hangat yang baru saja mereka tinggalkan.Sagara masuk ke sisi pengemudi dan menyalakan mesin. Tapi dia tidak langsung melajukan mobil. Tangannya masih diam di atas kemudi."Aku nggak tau kalo hubungan aku sama Mama kamu seburuk itu. Dan aku juga nggak nyangka kalo aku dulu orang jahat," gumam Viana tiba-tiba. Suaranya pelan, nyaris seperti berbicara pada dirinya sendiri. "Dan aku nggak nyangka kalo Mama kamu bersikap baik ke aku, dan bahkan minta maaf ke aku!" "Padahal dulu Mama kamu ber—" Dia menggantungkan kalimatnya

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   181 || Perubahan Sikap Kinan

    Langit mendung menggantung rendah saat mobil berhenti di depan rumah bergaya Eropa klasik di kawasan elit. Pilar-pilar tinggi menjulang kokoh, diselingi jendela kaca besar dan taman mungil yang tertata rapi. Aroma bunga lavender menyeruak dari pot-pot keramik di beranda. Viana menatap bangunan itu dari balik kaca mobil, ada rasa gugup yang merayapi perutnya.Sagara mematikan mesin. “Aku cuma mau nganter Alin sebentar ke rumah Mama,” ujarnya, menoleh ke Viana yang duduk di kursi penumpang depan. “Tapi kalau kamu capek, bisa tunggu di mobil.”Viana menggeleng cepat. “Nggak apa-apa. Aku ikut aja.”Ia membuka pintu dan melangkah turun bersamanya. Saat mereka berjalan menuju pintu depan, langkah Viana melambat. Rumah itu terasa asing, tapi entah kenapa langkahnya begitu berat seolah ada sesuatu yang menahan langkahnya. Dan saat seorang wanita elegan membuka pintu dengan senyum hangat, napas Viana tercekat.Dia mengerutkan dahinya bingung. Itu Ibu kandung Sagara? Mertuanya?Wanita itu menge

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   180 || Kejujuran

    Suasana di dalam mobil terasa berbeda. Hening, tapi bukan hening yang nyaman. Hanya suara samar mesin pendingin dan sisa denting sendok es krim Alin yang kini duduk di baris ketiga. Gadis kecil itu masih menjilat es krimnya pelan, meski sesekali menatap dua orang di depannya lewat celah bangku dengan pandangan penuh tanya.Viana duduk di kursi penumpang depan, tangannya saling menggenggam di pangkuan. Matanya menatap lurus ke depan, tapi sesekali melirik Sagara yang duduk di kursi kemudi tanpa menyalakan mobil.Sagara menyandarkan tubuhnya ke jok, satu tangan menumpu setir, sementara mata tajamnya menatap Viana dari sudut pandang. Diam. Ia sedang menunggu.Dan Viana tahu, ia harus bicara lebih dulu."Alin udah jelasin hubungan kita dulu, Sagara," ucapnya lirih.Sagara tidak menanggapi. Tapi ia tidak memalingkan wajahnya juga. Itu cukup."Dan aku juga udah denger semuanya dari mulut Papa dan Tante Alesha. Selama ini mereka bohongin aku, mereka bilang kamu pacar yang buruk makanya aku b

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   178 || Taman Kota

    Ruangan kantor Arthur terasa menyesakkan. Meski aroma kopi dan wangi parfum mahal masih melekat di udara, dada Viana terasa sesak. Baru beberapa menit lalu ia keluar dari ruang kerja pria itu, tapi pikirannya sudah kacau balau.Ia berjalan cepat ke lobi, langkahnya mantap tapi wajahnya sayu. Begitu sampai di pintu masuk, ia langsung menghampiri Pak Tono yang sedang menunggu di dekat mobil hitam milik keluarga Rajendra."Pak Tono, pulang aja dulu ya. Aku rasa bakal lama di sini," ucap Viana, suaranya terdengar lelah.Pak Tono sempat ragu. "Apa perlu saya tungguin, Non?""Nggak usah. Aku pulang sendiri nanti," jawab Viana singkat sambil melambaikan tangan. Ia tidak ingin banyak bicara. Kepalanya penuh, pikirannya kusut. Ia hanya ingin menjauh sejenak.Begitu mobil Pak Tono berlalu, Viana menghela napas berat. Ia berbalik, menyeberangi trotoar besar di depan gedung kantor Arthur, lalu mengangkat tangan memanggil taksi yang melintas."Taman kota, Pak," ucapnya saat duduk di bangku belakan

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   177 || Sakit Hati

    Alesha bangkit dari sofa lebih dulu, ekspresi wajahnya seketika berubah tegang. “Viana, ini bukan seperti yang kamu dengar barusan.”“Oh iya?” Viana melangkah masuk lebih jauh, pintu di belakangnya tertutup perlahan. Tatapannya lurus pada dua orang yang selama ini ia panggil orang tua. “Lalu seperti apa? Coba jelaskan.”Arthur berdiri dengan tenang, membenahi jasnya seolah ingin menjaga wibawa, meski wajahnya jelas menegang. “Kamu nggak seharusnya menyelinap dan mendengarkan tanpa izin.”“Dan kalian seharusnya nggak membohongi aku kaya gini. Kalian manfaatin aku yang amnesia buat jadi seperti yang kalian mau!” Suara Viana meninggi, akhirnya meledak juga. “Aku bukan anak kecil, Pa. Aku berhak tahu kebenaran tentang hidup aku!”Alesha melangkah mendekat, mencoba meraih tangan Viana. “Nak, kamu belum siap menerima semuanya waktu itu. Kami hanya—”Viana menarik tangannya cepat, tatapannya tajam. “Kalian bilang Sagara cuma mantan pacar yang manipulatif! Kalian bilang aku kecelakaan karena

  • SUAMIKU KETUA GENG MOTOR   176 || Kebohongan Yang Terungkap

    Alin mengangguk pelan, wajahnya ragu-ragu, tapi tekad tetap terpancar. “Iya, Kak. Sama Kak Sagara. Kalian udah nikah, tapi enggak ada yang tahu di sekolah karena itu semua rahasia keluarga.”Viana menggeleng perlahan, tubuhnya sedikit berguncang. Jari-jarinya mencengkeram ujung bangku. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi bukan karena sedih. Karena syok.Semua yang dia alami akhir-akhir ini—bayangan aneh, mimpi tentang Sagara, suara-suara samar yang begitu familiar, amarahnya yang tak bisa dijelaskan setiap melihat Alesha dan Arthur—semuanya perlahan mulai menemukan tempatnya.Bukan kebetulan. Bukan mimpi kosong.“Mereka…” Viana menelan ludah. “Papa sama Mama, mereka bilang Sagara cuma mantan pacar. Yang kasar, manipulatif, posesif. Mereka bilang aku yang ninggalin di—”Alin menggeleng cepat. “Enggak, Kak. Mereka bohong. Kak Sagara bukan orang kayak gitu. Dia selalu jagain Kakak. Bahkan waktu Kak Viana ngambek, Kak Sagara tetap diem, tetap sabar. Dia enggak pernah ninggalin Kakak, bahkan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status