Home / Romansa / SUAMIKU SEORANG PENDUSTA / Bab 19 Ancaman Bram.

Share

Bab 19 Ancaman Bram.

Author: Adira
last update Huling Na-update: 2025-06-27 13:30:00
"Bram ..." gumamku dengan menatap Bram yang berdiri diambang pintu.

"Kenapa kau kesini? Bukankah kau mengatakan Neni sedang sekarat di rumah sakit?"

Bram tertawa. Ia melirik Alliandro yang berdiri diam berkalung handuk didepan kamar tamu. Bram tersenyum sinis seolah menertawakan aku.

"Hmm sok suci. Sudah berapa lama kamu berselingkuh di belakangku?"

Aku geram mendengar tuduhan Bram. "Tutup mulutmu Bram! Aku bukan kamu dan Neni, nikah tanpa modal saja bangga."

Bram tertawa lagi. "Ketahuan kan, kalau kamu dulu yang selingkuh sebelum aku menikahi Neni, nah ini senjata buat perceraian kita di pengadilan nanti. Dan jangan harap kau dapat harta gono-gini.

Aku tersenyum sinis tanpa amarah. Dengan kata lembut tapi jelas. "Sekali lagi aku katakan tak akan ada perceraian, paham? Anakmu lahir tak akan punya Papa!" Aku terus berjalan menaiki anak tangga sambil tertawa. Dan dari tengah- tengah anak tangga aku menghentikan langkahku. "Kalau kamu ingin ambil hartaku, ambil saja!" teriakku d
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 45 kecewa berat.

    Mobil yang aku tumpangi bersama Ardan masuk  area parkir kantor Alliandro. Dalam hitungan menit aku sudah sampai di Loby kantor Alliandro. "Ya tunggu Nona!" ucap seorang resepsionis kantor. Aku pun duduk menunggu keputusan sang resepsionis. Apakah aku di perbolehkan masuk atau tidak. Aku menyadari kalau toh tak boleh aku harus menerimanya sebab aku tak ada jadwal janji dengan AlliandroDisamping itu aku juga tak menghubungi Alliandro."Nona, maaf Tuan Alliandro sepertinya belum datang. Sebab saya hubungi tidak bisa. Kalau memang Nona sangat penting tunggu saja di sini, mungkin sebentar lagi datang." Aku menatap jam yang melingkar di tanganku. Aku mengernyitkan keningku menatap resepsionis yang ada didepanku."Sudah jam satu lebih Nona, berarti Tuan Alliandro tak ada di kantor." ucapku membalikkan tubuhku untuk kembali pulang. "Ooh ya, mungkin Nona ada pesan? Boleh saya ingin tau nama Nona? Nanti saya sampaikan sama T

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 44 Clara marah.

    "Neni ...!" teriak Bram dengan panik. Ia dengan cepat mengangkat tubuh Neni dan membaringkannya di atas sofa. Ia segera berlari ke kotak obat, dan mengobatinya kening Neni untuk sementara agar darahnya berhenti keluar dengan meneteskan betandin pada luka Neni. "Lukanya nggak parah, mungkin ia hanya pingsan sandiwara!" pikir Bram dengan duduk kembali di atas sofa dekat Neni berbaring. Ia menunggu Neni siuman untuk beberapa saat. Sepintas ia memandang Neni yang matanya masih belum terbuka. Ia kembali menatap langit-langit kamar, pikirannya kembali menerawang jauh tentang tertangkapnya Lola dan dijebloskan ke dalam penjara. "kok bisa dia tertangkap, ceroboh benar Lola. Dia pasti sudah bernyanyi di depan polisi dan mengaku tentang persekongkolan denganku, aku harus pergi?" Bram merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya. "Halo Bibi Pur, cepat ke sini! Aku ada di ruang rapat," suara Bram dalam telpon menghubungi Bibi Pur yang bekerja sebagai pembantu dapur di markas. "Baik

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 43 Lola tertangkap.

    Aku geram mendengar cerita Selvi. Tapi aku yakin memang Selvi tidak bohong. Namun aku tak semudah itu melepas Selvi tanpa hukuman. "Trus kamu semalam tidur bersama Tuan All?" tanyaku menyelidik. Selvi tampak kaget. Ia memandangku, "Sebejat- bejat diriku aku tak akan mau merebut pacar temanku. Tanyakan sendiri pada Tuan All!" Aku diam, aku percaya ucapan Selvi kali ini tidak bohong. All tak mungkin melakukan hal sebejat itu. "Bagaimana kau percaya kan sama aku? Sekarang lepaskan tali ini. Dan untuk yang seterusnya aku akan bantu Kamu. Mengungkap pembunuhan orang tua kamu dan anak kamu. Tapi tolong lindungi keluargaku." Aku manggut-manggut. Aku segera mengambil ponselku dan membatalkan pihak kepolisian. Beruntung pihak Kepolisian sangat pro sama aku. Jadi dengan mudah membatalkan sesuatu. "Ya, akan aku lepas kamu!" Aku melangkah mendekati tempat duduk Selvi. "Jangan dilepas, dia pengkhianat yang bersekongkol dengan Bram!" Terdengar suara dari pintu ruang makan. Aku

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 42 Pengakuan Lola.

    Jarum jam di sudut ruangan kamarku menunjukkan angka lima. Bergegas kusibakkan selimutku. Dan aku turun dari ranjang dengan melangkah ke wastafel untuk menggosok gigi. Aku menunda untuk mandi. Kulangkahkan kakiku keluar kamar, yang pertama aku tuju kamar tamu dimana All hampir semalam dengan kelelahan tubuhku tak aku hiraukan. "Kam?!" sapaku melihat All sudah berpakaian rapi. Duduk di depan meja dengan secangkir teh. "Aku mau pulang Kinan, aku ada janji sama temen bisnis." Aku diam menatapnya. Dan berjalan menghampiri Alliandro. "Trus tentang Selvi?" "Tenang semalam aku dan Ardan sudah mengintrograsinya. Nanti tinggal menyuruh dia pulang. Kau ingin tau rekamannya?"All menyodorkan sebuah benda kecil berbentuk kotak panjang. "Jangan di putar sekarang. Nanti saja setelah Selvi pulang. Biar dia tak curigai." Aku mengangguk. Mengantarkan  Al sampai ke halaman rumah. "All bukanlah kamar yang di pakai Selvi aku kunci semalam."

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 41 pengakuan Selvi.

    Aku mengernyitkan dahiku saat menyebut dirinya Selvi. Aku mengingat ingat sepertinya aku pernah dengar suara wanita yang ada di depanku. Tapi siapa aku belum menemukan."Saya ke sini mau gabung dengan bisnis Nyonya yang ada di Jogjakarta. Kebetulan saya dulu juga kiprah di model saya banyak menelorkan murid yang sudah sukses." ucap Selvi dengan tersenyum."Sebentar, saya belum bisa menerima dan juga belum menolak. Sebab akhir-akhir ini saya di sibukkan dengan urusan bisnis lainnya." ungkapku cukup waspada. Aku takut ini sebuah jebakan dari Bram menyuruh wanita lain.Selvi manggut-manggut. Bagaimana tentang kasus Nyonya Citra apakah sudah kelar?" Aku sedikit agak kaget, entah tiba-tiba aku tertarik dengan pertanyaan Selvi. "Entahlah. Aku sudah berusaha untuk mencari siapa dalang di balik semua itu. Tapi sedikit banyak sudah mencapai titik terang. Satu persatu orang yang di ajak kerjasama oleh pelaku sudah mengaku semua!" M

  • SUAMIKU SEORANG PENDUSTA   Bab 40 tamu tak dikenal.

    Hendra keluar ruangan, berpapasan dengan sipir penjara yang berdiri di depan pintu. Hendra tau kalau sipir itu sipir yang tadi di kasih kode oleh Hendra berarti dia orangnya Bram. ia berhenti sejenak. "Pak, siapa tadi yang duduk di kursi yang aku duduki tadi?" Sipir itu mengernyitkan dahinya ia tampak mengingat. "Nggak ada Tuan, tadi ada yang bezuk Aris cuma bukan meja yang ini." Hendra kaget, "berarti aku salah tempat," batin Hendra "tapi kenapa bapak tak mengarahkan orang tadi untuk duduk di sini?" "Sepertinya susah Tuan, ternyata dia lebih berkuasa disini!" ucap sipir. "Saya kehilangan ponsel yang saya selipkan di sini, tapi sekarang raib. Bisakah saya melihat rekaman cctv." Sipir itu mengangguk, ia melangkah mengantar Hendra ke tempat operator."Aneh dalam cctv tak ada orang di meja ini, kenapa bisa raib ponselku." gumam Hendra dengan memutar ulang rekaman cctv hari ini tgl dan detik. Hendra kecewa dan ia meminta sama petugas untuk kembali ke ruangan itu untuk mengecek kem

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status