Share

Bab 15

Acara sudah mau dimulai. Rasa iba karena keluhan Mbak Rahma tadi pagi, perlahan berubah kesal. Sampai siang semua keluarga dari pihak suami Mbak Rahma sudah datang, tetapi tak ada satu pun yang membantu di dapur. Aku dan Ibu yang kelelahan berdua. Sementara itu, semenjak mendengar perkataan Ibu jika Mas Laksa akan melamarku, sikap Mbak Rahma berubah ketus dan tampak uring-uringan.

“Ibu! Rara! Ini bekas makannya angkutin, dong!” Kudengar suara Mbak Rahma memekik dari ruang tengah.

Ibu sudah hendak melangkah, tetapi aku menahannya.

“Kenapa, Ra?” Ibu menatapku dengan garisan wajah lelahnya.

“Biar saja, Bu. Toh mereka juga gak ngapa-ngapain dari tadi. Datang terus ngopi, makan, masa piring bekas mereka sendiri pun harus kita yang beresin. Biar, biar saja.”

Akhirnya Ibu menurut. Kebetulan kami memang masih sibuk membuat bingkisan untuk para tamu nanti yang datang.

“Ra, Rara!” Kudengar kali ini Mbak Rahma memekik memanggilku.

Aku pun mengabaikan panggilannya. Tetap fokus membungkusi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bintang ponsel
ibuk rara jgk jgn trllu bangga2kan cln mantu nya ntk gila klo tau knyataan cln mantunya yg sdh ngambil perawan nya rara
goodnovel comment avatar
Hany Mahanik
Mantaaab... segera lamaran...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status