Share

18. Sesal Haris

"Eits tidak boleh!"

Abrina pun langsung menghindar kala tangan Lusi hendak mengambil bayi dari dalam gendongannya.

"Abrina! Apa-apaan kamu?" Dalam mimpinya Lusi menghardik dengan geram.

Abrina tersenyum miring. "Papah ninggalin Mamah karena fitnah kejam dari kamu. Dan aku akan membalas sakit hati Mamah dengan melemparkan dia ke sungai sana!" ancamnya serius.

"Abrina, jangan!" jerit Lusi ketakutan saat melihat Abrina mencengkeram bayinya di atas tembok pembatas jembatan. "Tolong jangan lakukan itu," mohonnya sedih.

"Gak usah memohon-mohon begitu!" sentak Abrina lantang. Suaranya yang menggelegar membuat anaknya Lusi menangis. "Ingat gak saat kamu menghasut papah untuk mengusir mamahku."

"Iya, Bina, saya minta maaf--"

"Gak ada maaf," sela Abrina tegas, "dan sekarang lihatlah pembalasanku!"

Gadis itu pun melempar bayi yang masih merah ke itu ke sungai sana.

"Tidaaak!" Lusi menjerit histeris.

"Bu Lusi ... Bu Lusi kenapa?"

Lusi membuka matanya. Orang yang pertama kali dia lihat adalah sust
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status