Jemy tidak menyangka jika foto-foto pertemuan dengan Tara kemarin tiba-tiba sudah muncul di media online. Buru-buru Jemy menghubungi pemuda itu untuk minta maaf.
"Sorry... " Jemy benar-benar merasa tidak enak karena Tara sudah berulang kali menegaskan tidak mau terekspose media.
"Sudahlah, tidak apa-apa kau tidak perlu minta maaf. "
"Apa kau tidak keberatan aku bertemu keluargamu akhir pekan ini? "
"Ya, kita akan tetap pergi. "
Mereka tetap pergi di akhir pekan dan siap dengan konsekuensi dan gosip yang bakal kembali viral. Bahkan Jemy geli hanya membaca judul dari artikel yang membahas tentang mereka. Kadang media memang bisa jadi keterlaluan.
Jemy sudah berusaha berpakaian tidak mencolok bahkan dia tidak keberatan memakai hoodie kebesaran yang dipinjamkan Tara. Tara langsung menarik Jemy untuk masuk ke dalam mobil yang sudah menjemput mereka. Rumah keluarga Tara kurang lebih masih satu jam lagi perjalanan darat dari bandara. Jemy cob
Jemy tidak tahu entah bagaimana lagi ini karena mereka berdua tiba-tiba sudah kembali bergelung di atas kasur."Kau suka kasurnya?" tanya Adam yang sudah menekan tubuh Jemy di bawahnya."Entah aku juga belum pernah mencobanya." Jawab Jemy tak kalah jahil karena itu artinya dia juga belum pernah bercinta dengan siapapun sekembalinya dari pulau.Adam jadi semakin antusias, membantu Jemy membuka pakaiannya agar lebih cepat.Jemy meraba bekas luka Adam kemudian bangkit untuk menciumnya di sana. Mendorong Adam untuk berbaring dan diam meski nafas pria itu terdengar semakin berat dan terjal. Nampaknya Jemy memutuskan untuk menggodanya sampai cukup puas, karena jujur saja dia juga agak kesal dengan pria yang sering suka semaunya sendiri itu.
"Sungguh Jemy, kau tidak bisa seperti ini! " kejar Adam sampai ke taksi yang sudah dipesan Jemy dengan tergesa-gesa.Jemy bersikeras untuk pergi sendiri ke bandara bahkan tidak mau di antar oleh Adam sangking kesalnya dengan sikap kekanak-kanakkan Adam yang semaunya sendiri."Aku mau pulang menemui Erica, apa kau mau ikut! " tantang Jemy agar Adam melepaskan lengannya.Taksi yang dia pesan sudah datang dan menunggu dengan pintu yang juga sudah dibuka dari tadi tapi Adam tetap saja tidak mau melepaskannya dan bukannya membiarkan Jemy pergi Adam malah ikut masuk ke dalam taksi."Kau benar-benar sinting, Adam! ""Jalan pak! " perintah Adam pada supir taksi mengacuhkan protes Jemy yang m
"Kupikir kau lupa dengan rumahmu, kulihat kau berkeliarn di Bali dan tidak memberiku kabar sama sekali," tegur Erica begitu melihat adik perempuannya di depan pintu kedatangan.Jemy sengaja minta di jemput karena ingin sekalian bermanja-manja pada kakak perempuannya yang super sibuk.Erica adalah wanita yang memiliki segudang kegiatan, selain sibuk di rumah sakit dia juga sangat aktif di berbagai organisasi sosial dan menjadi ketua yayasan yang didirikan oleh ibu Adam. Erica juga sangat dekat dengan calon ibu mertuanya, karena itu pula waktu itu dia langsung setuju ketika Adam mengajaknya menikah. Walau agak sembrono dengan caranya melamar seorang wanita tapi Erica tahu Adam berasal dari keluarga baik-baik dan pastinya juga pria yang baik. Seorang wanita dengan posisi seperti dirinya kadang memang tidak mudah juga untu
Setelah cukup berkonsultasi dengan Erica Jemy coba menghubungi Tara lagi tapi tetap tidak diangkat, bahkan email dan pesannya juga tidak direspon sama sekali. Padahal ada hal penting yang ingin dibahasnya mengenai Mina. Jemy rasa mungkin Tara masih marah perkara pemukulan Adam kemarin. Adam memang keterlaluan dan paling bisa menciptakan masalah untuknya. Padahal Jemy sudah harus kembali ke LA tapi karena tidak bisa juga ia mengabaikan masalah ini akhirnya ia terpaksa kembali terbang ke Bali.Jemy langsung mencari Tara ke pantai tapi ternyata ia juga tidak menemukanya di sana. Jemy juga sudah bertanya pada beberapa orang di pantai mereka hanya memberitahu tempat tinggal Tara. Tara tinggal di kawasan padat penduduk tak jauh dari bandara Ngurah Rai. Jemy mendatanginya ke sana tapi kamar kost satu petak itu juga terlihat sepi, bahkan menurut tetangga di sampingnya kamar itu tidak terbuka sama -sekali sejak beberapa hari ini.Jemy jadi mulai cemas, takut ada apa-apa k
Jemy mengajak Mina untuk bicara pelan-pelan mengenai rencananya dan Erica untuk operasi kaki yang akan dijalani Mina. Bagaimanapun gadis itu harus paham dengan semua prosedur yang harus dia jalani. Karena proses pemulihannya juga butuh waktu dan kesabaran. Termasuk mengenai Rencana Jemy untuk membawa Mina ke Jakarta.Tara memang sudah memberinya ijin tapi Jemy merasa tetap harus memastikan sendiri sebab dia takut Mina tidak mau pergi karena sudah tarlalu terbiasa mengurung diri di rumah. Apa lagi kemungkinan Tara juga tidak akan bisa terus menerus menemaninya karena dia harus bekerja.[Apa nanti kau juga ada di sana?] tulis Mina pada papan tulis kecil yang selalu dibawanya kemana-mana."Aku akan mengunjungimu, nanti akan ada suster yang menemanimu selama dua puluh empat jam. Dan ada kakakku yang akan selau memeriksamu." Jemy memang sudah berencana untuk membuat suster untuk menjaga Mina selama mas
Jemy baru datang dan ini adalah hari pertamanya kembali bekerja tapi sepertinya ada yang aneh dengan cara orang-orang melihatnya sejak baru datang tadi."Apa ada yang aneh? " tanya Jemy ketika berhenti berjalan di tengah para kru office-nya.Mereka hanya menggeleng dan sebagian mengedikkan bahu dengan kompak."Kurasa memang kalian yang aneh! " kesal Jemy buru-buru melanjutkan langkahnya.Jemy menempati ruangan sendiri di kantor barunya, ruangannya lebih luas dengan gaya yang juga lebih elegan sesuai seleranya. Tapi kenapa tiba-tiba saat dirinya membuka pintu ruangannya berubah dipenuhi oleh bunga-bunga pink."Oh Tuhan! "____ " Apa-apaan ini! " Jemy masih luar biasa tercengang dengan mata bulat melotot hampir tidak percaya. Bagaimana bisa ruangannya jadi seperti taman bunga yang habis dimuntahi Hello Kity.Ada warna pink di mana-mana pi
"Katakan padaku bagaimana kau bisa tahan seperti ini? "Jemy tidak bicara apa-apa dia hanya balas memeluk Adam menyembunyikan wajahnya di dada Adam yang juga masih bergemuruh panas seusai mereka kembali bercinta. Mereka masih sama-sama berbaring tidak ada yang mau bergerak sampai cukup lama."Kadang aku hanya ingin kita berdua saja seperti dulu tanpa harus memikirkan yang lain. Aku tidak butuh semua ini tanpamu." Adam kembali bicara tapi Jemy masih diam hanya mendengarkan kemudian meraba bekas luka di paha sebelah kiri Adam, dan menelusuri teksturnya dengan ujung jari.Ada jejak jahitan melintang dan empat buah bekas gigi hiu yang masih berjejak di sana. Rasanya masih saja membuat Jemy ingin menangis tiap kali mengingatnya. Meski bukan tipe orang yang mudah menunjukkan emosi tapi
"Aku harus pulang," kata Jemy setelah ia menyelesaikan sarapan."Aku akan mengantarmu.""Aku membawa kendaraan sendiri kau tidak perlu melakukannya."Sebenarnya Adam tetap ingin mengantar tapi Adam tahu wanita itu tidak akan mau, dan Adam juga tidak mau menjadikan perdebatan di pagi hari setelah malam mereka yang begitu manis."Kemarilah dulu," panggil Adam yang masih duduk di meja makan untuk menghabiskan kopi hitam pekatnya.Jemy menghampiri Adam dan membiarkan pria itu menarik pinggangnya kemudian mereka berciuman sejenak."Mungkin aku akan agak sibuk minggu-minggu ini dan baru bisa menemuimu lagi minggu depan."