Share

Hamil

Penulis: Danny Fabiano
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-06 01:21:49

"Lucky...!" suara teriakan dari arah lantai atas rumah itu , dan seketika pandangan mereka yang sedang duduk di kursi meja makan itu langsung tertuju ke arah lantai atas.

Wenda menurunkan pandangannya dan kini pandangan itu tertuju kepada putranya, akan tetapi Lucky justru terlihat diam seolah enggan menjelaskan apa yang sudah terjadi antara dia dan Susan, lebih tepatnya lagi Lucky masih belum sepenuhnya percaya jika dia dan Susan benar-benar sudah melakukan itu, meskipun faktanya jelas terlihat jika hal itu memang benar-benar terjadi.

"Lucky...!" Wenda semakin melotot ke arah putranya, tapi Lucky justru terlihat menyeruput bibir cangkir kopinya.

"Lucky... Apa itu suara istri kamu?!" kali ini omma yang angkat suara dan kembali Lucky hanya terlihat menghela nafas, seolah enggan percaya dengan apa yang terjadi semalam.

"Sepertinya!" jawab Lucky datar.

"Kok sepertinya sih. Kamu cepat kembali ke kamar. Bagaimana kalo Susan kesetrum, atau jatuh di kamar mandi. Atau kamu...!" Wenda menjed
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Lisa Anggraini
seperti nya kau perlu bnyk sabar dengan lucky beserta keluarga nya
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Susan.....jangan salahkan Lucky terus dong....kamu yg berjanji , kamu harus menepatinya Minuman itu hanya memperlancar pelaksanaannya. saja
goodnovel comment avatar
Ani Rohayani
ya ampun heboh nya Susan gara gara ninu ninu,...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • SUSAN... OOH SUSAN   Resah & Gelisah

    Lucky benar-benar menghubungi pak Udin, dan meminta pak Udin untuk segera menjemput Susan, karena sungguh Susan semakin kesini semakin berani mendebatnya , bahkan mulai tidak mau mendengar perintahnya."Susan... Kamu benar-benar ya. Sepertinya kamu harus di beri pelajaran agar taat aturan!" Lucky mendengkus sendiri seraya meremas kertas hanya untuk melampiaskan kekesalannya.Sementara di tempat lain.Susan baru mengatakan jika dia akan langsung pulang begitu dia selesai dengan makan siangnya, akan tetapi kalimat Susan belum sepenuhnya selesai saat tiba-tiba ponselnya justru mati karena kehabisan daya, dan secara tidak langsung Susan juga tidak mendengar ucapan Lucky yang terakhir. "Ooh my God. Kenapa pake mati pula sih. Padahal kan pagi tadi udah di cas!" ucap Susan berbicara sendiri.Dia lantas menatap layar ponselnya yang sudah padam dan Susan mencoba menggoyang-goyangkannya kemudian mencoba memaksa ponsel itu untuk kembali hidup, akan tetapi gagal. Ponsel itu benar-benar kehabisan

  • SUSAN... OOH SUSAN   Gebetan

    Lucky merasa tidak terima ketika Roni mengatakan jika mungkin saja Lucky justru terpesona atau mungkin kesulitan mengimbangi perasaannya terhadap wanita kampung yang kini menjabat sebagai istrinya, wanita berbadan mini yang tentu saja terlalu kontras dengan Lucky yang tingginya seratus delapan puluh tujuh. Sangat jauh untuk kategori tinggi normal laki-laki Indonesia. Bagaimana Roni tidak akan berpikir demikian, sepanjang meeting itu digelar, Lucky seperti tidak berada di tempatnya dan Lucky terus saja tersenyum tidak jelas , bahkan ketika Nona Miranda mempresentasikan skema pembagian hasil dari proyek yang rencananya akan diberikan pada perusahaan Lucky, Lucky justru terlihat seperti orang kasmaran, bahkan tadi Roni mendengar dengan sangat jelas ketika Lucky menyebut nama Susan dengan senyum yang tentu saja terlihat sangat menggelikan untuk Roni. Namun lihatlah, ketika Roni memberikan sarkasme atas perasaan Lucky terhadap istri mininya, Lucky justru keberatan."No. Stop pikiran tidak

  • SUSAN... OOH SUSAN   Rasa yang Aneh

    Setelah drama minum susu dan morning kiss Susan yang reflek, sekarang Lucky justru tidak bisa konsentrasi dengan meeting di perusahaannya. Bayangan Susan yang begitu manis ketika mendaratkan kecupan dengan begitu jaim seolah menari di benak Lucky. Ya... Ini memang bukan kali pertama Lucky melakukan adegan berciuman, hanya saja saat Susan yang melakukan ciuman itu di pipinya, dia merasa seperti sedang berada di taman bunga dengan kupu-kupu yang berterbangan di sekitarnya. Senyum Lucky beberapa kali terbit , lalu menggeleng saat menyadari jika dia benar-benar sangat norak. Namun meski demikian, Lucky tetap saja tidak bisa mengenyahkan sweet morning di meja makan tadi. "Susan... Susan. Sepertinya mulai sekarang kau harus pandai memilih hadiah untuk mendapatkan ucapan terima kasih darinya, Lucky..!" ucap Lucky , dengan pandangan hampa dan pikiran yang entah ada di mana. "Pak Lucky... Maksudnya bagaimana ya pak...?!" tanya Miranda, kliennya yang sedang menerangkan struktur bagi ha

  • SUSAN... OOH SUSAN   Khilaf Yang Disengaja

    Beberapa hari berlalu. Genap satu bulan Lucky menikahi Susan dan membawa Susan pulang ke rumah orang tuanya , menenangkan kekhawatiran ibu dan ayahnya yang sebenarnya tidak masuk akal.Hanya perkara Lucky mengatakan masih ingin menikmati masa lajangnya, dua paruh baya itu justru mengira jika Lucky tidak normal, padahal sejatinya ada sesuatu yang membuat Lucky menahan diri juga hasratnya untuk tidak buru-buru mengambil keputusan menikah. Pasalnya beberapa teman Lucky merasa tidak nyaman setelah menikah, mereka rata-rata mencari wanita lain dan memilih mengkhianati pernikahan mereka di belakang istrinya dan Lucky hanya ingin antisipasi agar hal serupa tidak terjadi pada dirinya. Namun tentu saja pemahaman kedua orang tua Lucky tidak sama dengan apa yang saat ini Lucky pikirkan. Mereka sudah tua, teman-teman sosialita yang seumuran dengan dia sudah mendapatkan cucu bahkan ada yang sudah mendapatkan lebih dari dua cucu , sementara Wenda sendiri masih belum juga mendapatkan seorang cucu,

  • SUSAN... OOH SUSAN   Sesuatu Yang Beda

    Lucky terdiam. Dia menyesap tehnya, tapi rasa hangat itu terasa sampai ke dadanya. Dia tidak pernah benar-benar memikirkan perasaan Susan sedalam ini. Awalnya semua ini hanya strategi, hanya drama untuk orang tua dan Omma-nya. Namun melihat Susan sebahagia itu… ada sesuatu dalam dirinya yang perlahan retak.Malam itu, setelah makan bersama, Susan pamit ke kamar lebih dulu. Dia melangkah dengan hati ringan, bahkan sempat menoleh dan tersenyum pada Lucky sebelum menghilang di balik pintu.Lucky masih duduk di ruang keluarga bersama Wenda, Matteo dan Omma-nya "Kenapa? Apa semua baik-baik saja. Mama lihat kau dari tadi hanya melamun?!"Wenda langsung menyadari keterdiaman Lucky yang menurutnya belakangan sedikit aneh titik kadang Lucky tersenyum tanpa sebab, tapi juga melambung di waktu yang bersamaan. Entah apa yang sedang dipikirkan Lucky, akan tetapi sepertinya sesuatu yang serius dan sudah pasti Wenda tidak akan membiarkan putra semata wayangnya memikul sesuatu yang sekiranya rumit u

  • SUSAN... OOH SUSAN   Manisnya Lebay

    Mobil Lucky melaju tenang meninggalkan pusat perbelanjaan itu. Senja mulai turun, cahaya jingga menari di balik kaca jendela, membungkus suasana di dalam mobil dengan kehangatan yang sulit dijelaskan. Susan duduk di kursi penumpang, telapak tangannya terangkat sedikit, jari-jarinya terbuka lebar, seolah takut kehilangan pemandangan yang baru saja dia dapatkan. Sebuah cincin berlian berkilau indah, melingkar cantik di jari manisnya.Sebenarnya tadi Susan memilih cincin emas dengan batu permata di atasnya, akan tetapi Lucky malah memilihkan cincin yang lain. Pikir Susan itu hanya cincin perak dan tentu saja nilai emas jauh lebih tinggi dibanding perak, akan tetapi ketika pelayan toko perhiasan itu menyebutkan harga dari cincin itu, Susan nyaris pingsan karena itu benar-benar nominal besar yang membayangkan nya saja Susan tidak pernah berani, dan iya tentu saja setelah itu Susan menerima cincin itu, meskipun awalnya dia sempat ragu, akan tetapi karena Lucky menegaskan bahwasanya mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status