Share

Bab 4

Penulis: Ayudia
Perkataan Annie tampaknya menyanjung, tapi terdengar sarkastik bagiku.

Aku memalingkan muka dan melambaikan tangan agar semua orang pergi.

Axel takut sandiwaranya tidak cukup meyakinkan, sekali lagi meraih tanganku dan mengungkapkan kesetiaannya.

“Nancy, kau satu-satunya yang akan aku nikahi dalam hidup ini, dan kau satu-satunya yang kucintai.”

Aku terlalu malas untuk terus mendengarkan kemunafikannya dan bergumam dengan samar.

Axel mengerucutkan bibirnya, seolah-olah sedang membuat keputusan, lalu menarik napas sebelum berbicara perlahan.

“Nancy, perusahaan mengadakan rapat minggu ini, aku harus hadir. Seharusnya diadakan hari ini, tapi karena kau pingsan dan aku ingin menemanimu, jadi aku menunda rapat sampai besok. Kali ini aku jamin ponselku akan terus aktif. Kau bisa meneleponku kapan saja kau bangun, aku pasti akan menjawabnya!”

Dia menatap setiap gerak-gerikku, takut melewatkan sedikit saja perubahan emosiku.

Aku tidak tahu apakah dia takut aku akan mengetahui tujuan sebenarnya untuk besok, atau apakah dia benar-benar takut kehilanganku sepenuhnya.

Aku menekan kemarahan dan kekecewaanku sembari mengangguk.

“Tenanglah, aku akan baik-baik saja di rumah sakit.”

Axel menarik tanganku, wajahnya menempel di telapak tanganku.

Tunggul janggutnya yang keras membuatku gatal dan muak. Aku benci pria yang sudah berkhianat ini.

“Nancy, saat tubuhmu sudah pulih, kita akan mengadopsi anak. Kalau satu saja nggak cukup, kita akan mengadopsi dua, semuanya sesuai dengan keinginanmu! Ketika anak-anak sudah besar, aku akan menyerahkan perusahaan kepada mereka dan kita akan berkeliling dunia.”

Jika aku tidak tahu bahwa dia akan menikah dengan orang lain besok, mungkin aku akan terlena dengan kata-kata manisnya lagi.

Axel meninggalkan bangsal dengan tergesa-gesa dengan dalih bahwa aku perlu istirahat.

Setelah aku menenangkan diri, aku meninggalkan rumah sakit dan kembali ke rumah.

Rumah yang tadinya nyaman kini terasa dingin.

Setelah mengemasi pakaian, aku meninggalkan surat cerai dan pergi.

Di dalam pesawat menuju Astropia, aku melihat tempat yang familier ini angsur-angsur menghilang, sembari menguburkan semua masa laluku.

Selamat tinggal Axel, jangan pernah ketemu lagi.

Keesokan harinya, sebelum upacara pernikahannya, karena tidak dapat menghubungiku, Axel langsung meninggalkan Annie yang memakai gaun pengantin dan bergegas ke rumah sakit.

Akan tetapi, setibanya di rumah sakit, Axel hanya melihat ranjang yang kosong.

Axel seakan-akan menjadi gila, berkeliaran di rumah sakit, mencari Nancy-nya di setiap ruangan.

“Nancy, keluarlah! Tolong, tolong jangan bercanda seperti gini!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 10

    Aku duluan pulang dan mengemasi barang-barangku.Lalu ke dapur untuk menyiapkan bahan-bahan dan memasak makanan hari ini.Stanley pulang saat makanan hampir siap.Dia duduk diam di meja makan dan memperhatikan aku yang sedang sibuk di dapur.Aku membawakan semangkuk mie yang baru siap dimasak untuknya, dan melihat dia melahapnya dengan rakus.Setiap tindakannya seakan mengatakan bahwa dia sangat menyukai semangkuk mie itu.“Nancy, jangan khawatir, orang yang kau nggak suka nggak akan pernah mengganggumu lagi,” kata Stanley sambil makan, seolah-olah dia sedang membicarakan hal yang sangat normal.Melihat aku tidak merespon, dia pun mendongak menatapku.“Ini sebenarnya adalah makan malam perpisahan kita.”Aku menatapnya dengan tenang, sambil tersenyum melihat dia yang sedang makan.“Nancy, apa maksudmu? Kalau boleh, maksudku kalau, kau sebenarnya boleh mempertimbangkanku.”“Bagaimana dengan cewek yang kau suka? Nggak jadi mengejarnya?”Aku terus menatap Stanley, yang juga menatap lurus k

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 9

    Seminggu kemudian, aku bekerja paruh waktu di sebuah pusat perbelanjaan, di sebuah acara amal untuk mengumpulkan dana bagi anak-anak panti asuhan.Aku tidak menyangka akan bertemu dengan Annie.Dia berdiri di tempat dan menatapku dengan matanya yang merah dan bengkak.Melihat aku mengabaikannya, Annie kemudian berjalan ke arahku.“Apakah kau benar-benar menyerah begitu saja? Dia telah melakukan begitu banyak hal untukmu … Setelah membaca laporan itu, apakah kau masih berpikir itu salahnya? Dia sendiri yang merekatkan laporan itu sedikit demi sedikit. Sejak dia tahu kau sakit, dia menangis setiap kali membacanya …”Aku berpura-pura tidak melihat Annie dan tidak mendengar perkataannya, hanya menunduk untuk menyusun barang-barang di atas meja.“Nancy, Axel membutuhkanmu. Aku hanya mohon jangan biarkan dia menendangku keluar dari perusahaan, aku bisa pindah posisi, posisi apa pun boleh. Aku butuh gaji ini untuk menghidupi anakku ….”“Jangan libatkan aku dalam urusan kalian lagi, aku nggak

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 8

    Axel seperti kuda liar, mendorong Stanley dengan kuat dan bergegas ke arahku.“Kau bilang kau nggak selingkuh, jadi siapa dia? Aku mencarimu dengan susah payah, kau malah kumpul kebo dengannya. Nancy, kau nggak tahu malu!”Ekspresi Stanley mendingin, dia mengabaikan lengannya yang terhantam, dan langsung menghadang di depanku.“Dia bebas melakukan apa saja, kau nggak berhak untuk ikut campur! Keluar dari rumahku sekarang!”Axel mengangkat tinjunya dan menghantamkannya ke arah Stanley yang menahan kepalan tinju Axel dengan kuat.“Axel, apakah kau pikir kau bisa melanjutkan hidupmu dengan tenang dengan menuduhku selingkuh?Nggak mungkin! Kau menipuku selama tiga tahun, dan dalam tiga tahun itu, kau nggak pernah benar-benar merasa bersalah padaku. Kau hanya takut ketahuan dan dimarahi, sehingga kau terus mencari alasan untuk meyakinkan diri sendiri bahwa perilakumu itu benar. Axel, kau pengecut! Benar-benar pengecut!”“Nancy, jika kau meninggalkanku, kau nggak akan pernah menemukan orang

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 7

    Entah sejak kapan tetanggaku berubaha jadi seorang pria bernama Stanley Kent.Sejak dia pindah kemari, rumahku menjadi lebih riang, dipenuhi dengan canda tawa.Kami sering menonton film, makan dan bepergian bersama, seakan-akan kami sudah saling mengenal sejak lama, hubungan kami alami dan penuh kasih sayang.Dia bahkan mencatatkan kesukaanku dalam memo ponselnya.Setiap datang bulan, dia akan berinisiatif memasak air jahe untukku.Terkadang aku bahkan keliru mengganggapnya sebagai Axel.Aku tahu betul bahwa mereka berdua berbeda.Stanley penuh perhatian dan kehangatan, tidak pernah marah pada orang-orang di sekitarnya.Aku juga ingat dia pernah mengatakan bahwa dia menyukai seseorang.Setelah kejadian apartemenku banjir, aku terpaksa tinggal bersama dengan Stanley.Aku selalu menangis saat menonton film setelah makan malam.“Apakah masakanku terlalu asin sehingga kau minum terlalu banyak? Kenapa akhir-akhir ini kau selalu menangis terisak-isak setelah makan malam?”Stanley meletakkan

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 6

    “Nancy, akhirnya aku menemukanmu, pulanglah bersamaku!”Suara Axel serak, matanya merah, dan perawakannya yang sebelumnya gagah menjadi lesu.Dia mencengkeram lenganku dengan erat, takut jika dia melepaskannya, aku akan menghilang lagi.“Aku hanya pergi menghadiri rapat, bagaimana bisa kau menghilang dari rumah sakit? Apa aku melakukan hal yang membuatmu sedih? Atau apakah kau nggak mencintaiku lagi?”Aku tertawa dingin, dia tidak menyebutkan tentang pengkhianatannya, malah menuduhku tidak mencintainya lagi.Suara Axel menjadi lebih sedih ketika dia melihat aku tidak mengucapkan sepatah kata pun.“Nancy, beri aku kesempatan lagi, oke? Aku berjanji, aku berjanji kali ini aku benar-benar akan menjual perusahaan, dan menemanimu menjalani kehidupan yang kau inginkan, oke?”“Menjual perusahaan? Maksudmu memberikan perusahaanmu kepada Annie dan anak kalian?”Axel menatapku dengan terkejut dan melepaskan tangannya dari lenganku.“Anak? Nancy, apakah kau salah paham?”Aku mengeluarkan ponselkk

  • Saat Cinta Terkikis Habis   Bab 5

    Axel mencari di seluruh rumah sakit tapi tidak menemukanku, lalu dia bergegas pulang ke rumah untuk melanjutkan pencariannya.Tapi, tidak ada lagi barangku yang tertinggal di rumah.Axel dengan cemas menelepon dan mengirimiku pesan, tetapi aku sudah memblokir nomornya.Dia dengan marah merobek-robek surat cerai dan tidak menghiraukan telepon Annie.“Nancy, di mana pun kau bersembunyi, aku pasti akan menemukanmu!”Aku akhirnya tiba di tempat yang penuh kehangatan sinar matahari.Setiap hari berjemur di bawah sinar matahari, meniup angin laut, dan bebas berjalan-jalan di tengah keramaian.Setelah beristirahat selama beberapa hari, aku mencari rumah sakit setempat untuk melakukan pemeriksaan seluruh tubuh.Aku sudah tidak ada rahim.Dokter yang melihat kesedihanku, terus menghiburku. Aku hanya tersenyum dan menjawab aku baik-baik saja.Bagaimana mungkin aku tidak sedih, aku telah menantikan anak ini selama lima tahun.Ketika aku masih kecil, orang tuaku tidak mencintaiku.Aku selalu menca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status