Share

Tiga Puluh Tujuh

Wajah Damar masih saja ditekuk setelah kejadian di swalayan tadi. Ia memasukan beberapa belanjaan yang di beli Erika. Namun, ibu mertuanya begitu saja masuk ke rumah tanpa membereskan terlebih dahulu.

"Ibu kamu nggak merapikan dulu?" tanya Damar.

"Ehm, mungkin ibu lelah. Besok mungkin, biar aku saja yang merapikan." Erika gegas ke dapur membawa beberapa barang.

Walau sedang kesal, Damar melangkah ke dapur dan membantu Erika membereskan belanjaan miliknya. 

"Lain kali, aku mau kamu irit. Bukan karena aku pelit, tapi aku juga pernah berumah tangga. Apalagi anakku sudah dua, wajar aku merasa keberatan dengan belanjaan sebanyak ini." Sembari merapikan, Damar terus menasihati Erika.

"Ini masih wajar, Sayang. Lagi pula biar kita nggak belanja lagi." 

"Ya, kata kamu begitu. Coba lihat beberapa hari atau Minggu? Satu lagi, kalau bisa kita sarapan nggak usah beli nasi uduk. Lebih baik bikin sendiri, nasi goreng atau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Widhie Parera
waduh ini cerita udh lama ya,, tp puas juga baca ceritanya,, laki2 pelit & belagu,, rasain dech wkwkw
goodnovel comment avatar
upiah upi
kasian damarr
goodnovel comment avatar
rovi anggraini
puas bgt,, rasain tuh damar...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status