공유

Sahabat Istriku, Untukku
Sahabat Istriku, Untukku
작가: Yuki_03

Bab 1

작가: Yuki_03
Seberapa nikmatnya seorang pria ketika punya uang? Dulu, istriku sering memarahi aku karena dianggap tidak berguna. Sekarang, demi mempertahankan hatiku, dia bahkan mengirim sahabat cantiknya ke kamarku. Dua wanita itu hampir membuatku kehabisan tenaga .…

....

Tahun lalu aku dipecat dari perusahaan dan istriku bahkan sempat meminta cerai. Dengan tekad bulat, aku meminjam uang untuk mencoba bisnis sayuran. Siapa sangka, dalam beberapa bulan saja, aku berhasil menghasilkan miliaran rupiah.

Menjelang akhir tahun, ketika kembang api menghiasi langit, aku kembali meraup keuntungan besar. Sikap istriku yang sebelumnya dingin, kini berubah total. Sekarang, dia selalu memperhatikanku dengan penuh perhatian.

Beberapa hari yang lalu, dia bahkan mengundang sahabatnya yang bertubuh ramping dan berkaki panjang, Erina, untuk tinggal di rumah kami. Setiap hari, aku dimanjakan dengan pemandangan indah.

Istriku, Cecil, memang sudah cantik. Kulitnya putih, tubuhnya langsing, dan sangat menawan. Tapi sahabatnya, Erina, bahkan lebih menggoda!

Erina memiliki kecantikan yang setara dengan istriku. Sebagai seorang instruktur yoga, dia memiliki lekuk tubuh yang sempurna, kaki panjang yang ramping, dan pinggang yang kecil.

Terutama saat mereka berdua mengenakan pakaian yoga ketat untuk berlatih di ruang tamu. Aku benar-benar khawatir tidak bisa menahan diri dan melakukan sesuatu yang gila.

Aku bercanda dengan istriku, "Kamu membiarkan Erina tinggal di rumah kita, bukankah itu seperti mengantar kambing ke mulut harimau?"

Bukannya marah, istriku malah tersenyum sambil menggoda, "Kalau berani, coba saja makan dia! Aku rasa kamu cuma punya niat, tapi nggak ada nyali!"

Cecil bahkan menambahkan, "Oh ya, besok aku mau pulang ke rumah orang tuaku beberapa hari. Kamu manfaatkan saja kesempatan ini dengan baik!"

Aku hanya tersenyum canggung dan buru-buru menjelaskan kalau aku cuma bercanda. Bagaimanapun, dulu istriku selalu melarangku terlalu dekat dengan Erina karena khawatir aku tergoda olehnya.

Siapa tahu, kali ini dia sedang mengujiku?

Keesokan harinya, aku mengantar istriku ke stasiun kereta cepat. Meski sibuk dengan bisnis, aku menyempatkan diri menyiapkan banyak hadiah untuk dibawa ke rumah orang tuanya, sebagai bentuk penghormatan.

Sebelum pergi, istriku terus berpesan, "Erina baru saja putus cinta dan kehilangan pekerjaan. Aku benar-benar khawatir. Kalau sempat, hiburlah dia, jangan biarkan dia terlalu larut dalam kesedihan."

Aku terus mengangguk menyetujui, tapi dalam hati merasa sedikit cemas. Hanya kami berdua di rumah, seorang pria dan seorang wanita. Kalau tiba-tiba ada sesuatu yang terjadi, apakah aku bisa menahannya?

Setelah sampai di rumah, Erina sedang berlatih yoga di ruang tamu. Keringat membasahi pakaian yoganya hingga melekat erat di tubuhnya dan mempertegas lekuk tubuhnya yang sempurna.

Tiba-tiba, dia melakukan pose berdiri terbalik dengan kaki terbuka lebar. Dua kakinya yang panjang mengarah tepat ke hadapanku .... Dampak visual yang luar biasa membuatku tanpa sadar menelan ludah.

Erina baru menyadari keberadaanku. "Kak Tandi, kamu sudah pulang? Aku latihan yoga nggak mengganggumu, 'kan?"

Aku cepat-cepat menggeleng. "Nggak ... nggak! Lanjutkan saja!"

Erina berhenti melakukan posenya dan mendekat sambil mengelap keringatnya. Aroma samar yang memikat tercium dari tubuhnya.

"Kak Tandi, kamu juga harus mulai olahraga! Gimana kalau aku ajarin kamu yoga? Yoga sebenarnya cukup sederhana dan aku lihat kondisi fisikmu lumayan bagus ...." Sambil bicara, dia menyentuh lenganku.

Namun, saat itu tubuhku malah memberikan reaksi tak terkendali. Aku tersenyum canggung dan mundur sedikit. "Ah, nggak usah, yoga kan biasanya dilakukan perempuan!"

Erina menutup mulutnya sambil tertawa kecil. "Kak Tandi, kamu salah, lho! Yoga itu bisa untuk laki-laki dan perempuan! Yoga pasangan punya banyak gerakan yang bukan hanya melatih tubuh, tapi juga membantu ...."

Saat mengatakan hal itu, wajahnya memerah. "Uhuk ... membantu keharmonisanmu sama Cecil!"

Melihat situasinya makin sulit dikendalikan, aku segera mencari alasan dan kembali ke kamar. Setelah berbaring di tempat tidur, aku menarik napas panjang.

Seharusnya tadi sebelum Cecil pergi, aku sudah menenangkan diri supaya tidak mempermalukan diri di depan Erina. Namun, semakin kupikirkan, rasanya malah semakin panas.

"Tolong ...!"

Tiba-tiba, aku mendengar suara Erina berteriak dari kamar mandi.

Seluruh tubuhku langsung bereaksi dan aku segera berlari ke sana. Belum sempat aku memahami situasinya, dia sudah panik dan langsung memelukku erat.

Di dalam kamar mandi, pancuran air masih menyala dan uap air memenuhi ruangan.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 10

    "Aku peringatkan kamu, segera lepaskan dia. Kalau nggak, jangan salahkan kami bersikap kasar!"Kerabat Cecil juga beramai-ramai membujukku agar tidak melakukan hal bodoh.Aku kembali menghela napas. "Jujur saja, aku memang tahu dia di mana. Tapi, aku nggak bisa kasih tahu. Tapi, sumpah, aku benaran nggak menculiknya."Cecil berteriak dengan penuh kebencian, "Kenapa nggak bisa kasih tahu? Kalau bukan kamu yang menangkapnya, setidaknya kasih tahu kamu dia sebenarnya di mana!"Aku tersenyum getir, merasa tak berdaya. "Cecil, andai saja kamu memercayaiku dan memahamiku sedikit, nggak mungkin ada kesalahpahaman seperti ini! Kita berdua juga nggak akan sampai pada titik ini. Sekarang, kamu memaksaku untuk mengatakannya, semoga kamu nggak nyesal!"Cecil berkata dengan tegas, "Aku nggak akan nyesal! Aku justru sangat memahamimu, makanya aku yakin pasti kamu, si pengecut tak tahu malu ini, yang telah menangkapnya ...."Sebelum dia selesai bicara, aku kembali menekan remot dan video di layar ber

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 9

    "Lebih baik kamu jangan menyakitinya, atau aku akan langsung melapor ke polisi. Kita akan sama-sama hancur!"Aku tersenyum sambil menggeleng. "Kamu bicara apa? Aku sama sekali nggak ngerti."Ekspresi Cecil berubah drastis. "Tandi, sebenarnya apa yang kamu inginkan? Aku sampai rela pergi tanpa membawa apa pun, tapi kamu masih nggak mau melepaskannya?"Begitu dia selesai bicara, sekelompok orang datang dengan tergesa-gesa. "Putriku yang malang, apa Tandi yang memukulmu sampai seperti ini?""Tandi, kamu ini manusia atau bukan? Kenapa kamu memperlakukan adikku seperti ini?""Kamu masih berani memintanya pergi tanpa membawa sepeser pun? Yang seharusnya pergi tanpa apa pun itu kamu! Rumah, mobil, tabungan ... semuanya seharusnya jadi milik Cecil!"Melihat keluarganya datang, Cecil juga terkejut. Sekelompok orang dengan penuh amarah itu tampak melipat lengan baju mereka, bersiap-siap untuk mengeroyokku.Di mata mereka, aku adalah pria berengsek yang melakukan kekerasan dalam rumah tangga, yan

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 8

    Wajah Cecil memerah, lalu memucat.Ketika aku kembali ke rumah, aku melihat Cecil dan Erina sedang bertengkar dan saling cakar. Keduanya saling melontarkan makian, menyebutkan berbagai kata-kata keji yang bahkan belum pernah kudengar sebelumnya.Aku menuangkan segelas anggur merah untuk diriku sendiri, duduk santai di sofa, menikmati pemandangan itu seperti menonton pertunjukan monyet."Erina, selama kamu bisa membuat Cecil berhenti memperjuangkan harta, seluruh uang itu akan menjadi milikmu!""Cecil, jangan salahkan aku yang nggak punya belas kasihan. Kalau kamu mau laporin Aaron atas tuduhan pemerkosaan, aku bisa memberimu satu kesempatan lagi ...."Melihat dua sahabat yang dulunya akrab bak saudara kini saling menyerang seperti wanita jalang, aku tidak merasakan apa-apa di hatiku.Saat tidak punya uang, hidup penuh dengan kekacauan. Namun setelah punya uang, masalah yang muncul ternyata tidak kalah rumit.Setelah mereka lelah bertengkar, aku berdiri untuk mengusir mereka. "Sudah! Ja

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 7

    Aku juga tidak ingin berdebat dengannya, hanya mengangguk sedikit. "Benar, aku yang bodoh ini memang nggak ngerti kisah cinta romantis! Tapi, kalau kalian memang cinta sejati ....""Aaron, tampar dia seratus kali! Aku mau lihat seberapa kuat cinta kalian!"Aaron sudah ketakutan sejak dikepung beberapa pria bertubuh besar, tubuhnya gemetar hebat. Harus diakui bahwa pemuda ini memang tampan dan menarik.Namun, dengan lengan dan kakinya yang kurus, aku bisa membuatnya menangis dengan satu pukulan saja!"Kak, aku salah, maafkan aku ...." Aaron diseret secara paksa hingga berlutut di lantai sambil memohon belas kasihan.Aku melirik Cecil. "Ini cinta sejati yang kamu pilih dengan sangat hati-hati?"Cecil mengerutkan alis, memandangku dengan penuh kemarahan. "Lampiaskan saja amarahmu kepadaku! Kenapa harus menyusahkan dia? Aaron, jangan takut. Dia nggak akan menyakiti kita!"Aku tertawa sambil menarik rambut Aaron untuk memaksanya menatapku, lalu terkekeh-kekeh dingin. "Cecil benar, aku meman

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 6

    Tiba-tiba, aku menerima telepon."Erina, aku ada urusan bisnis yang mendesak yang harus segera ditangani. Kamu tunggu saja di rumah. Setelah aku cerai dengan jalang itu, kamu akan menjadi istriku!"Setelah menerima telepon, aku langsung mengemudi ke sebuah hotel. Wanita berumur 30 tahun seperti serigala ganas, ungkapan itu memang benar adanya!Cecil si jalang itu ternyata tidak bisa menahan diri. Setelah berkumpul dengan Aaron, mereka memesan kamar di hotel. Namun, dia tidak tahu semua gerak-geriknya ada dalam kendaliku!Bukan berarti aku terlalu curiga. Jika dibandingkan dengan para orang kaya yang sebenarnya, aku masih jauh dari mereka. Tanpa kecerdasan, bagaimana aku bisa bersaing dengan para orang licik di dunia bisnis?Hal semacam ini sangatlah sederhana. Asalkan rela mengeluarkan uang, pasangan mesum ini tak akan bisa lolos dari genggamanku!Dengan tergesa-gesa, aku tiba di tempat tujuan. Orang yang kutugaskan telah menunggu di depan pintu kamar."Kak Tandi, gimana rencananya? Ma

  • Sahabat Istriku, Untukku   Bab 5

    Keesokan paginya, aku memberikan Cecil sebuah kartu."Sayang, jangan marah lagi, ya! Ini uangnya, belikan sesuatu untuk Aaron sebagai permintaan maaf. Sisanya, pakailah sesukamu, beli beberapa tas untuk meredakan amarahmu!"Cecil menerima kartu itu dengan ekspresi dingin dan mendengus. "Kalau lain kali kamu begini lagi, aku nggak akan memaafkanmu!"Seperti yang sudah kuduga, setelah berdandan, Cecil pergi keluar dengan wajah penuh kebahagiaan, mungkin untuk bertemu dengan berondongnya. Sementara itu, aku memutuskan untuk tidak menghindari Erina lagi. Aku tetap tinggal di rumah bersamanya.Erina yang terlihat sedikit bingung, bertanya kepadaku, "Kak Tandi, hari ini kamu nggak pergi kerja?"Aku menaikkan alisku ke arah Erina sambil tersenyum, "Kerja apa? Mana ada yang lebih penting daripada kamu?"Erina terlihat terkejut sejenak, lalu menatapku dengan mata yang sedikit malu-malu. "Kak, apa maksudmu?"Aku tertawa dan berkata, "Sudahlah, aku nggak mau berpura-pura lagi. Aku jujur saja sama

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status