Share

Sahabat Nomor Satu Suamiku
Sahabat Nomor Satu Suamiku
Author: bunnylovely

Prolog

Di dalam sebuah rumah dengan sinar lampu temaram, seorang pria lengkap dengan setelan kantornya terlihat memasuki area dapur rumah itu.

Argantara Pratama, meletakkan tasnya di atas meja makan lalu melepasnya jasnya. Suasana rumah terlihat sepi, karena ini sudah menunjukkan waktu pukul 10 malam. Istri dan anaknya pasti sudah tidur.

Menggulung lengan kemeja hingga sebatas siku, lantas Arga pun berjalan menuju lemari pendingin itu. Mengambil satu botol air dingin, lalu menegukknya dengan cukup tergesa.

Pria itu tampak letih. Terbukti dari satu satu botol air mineral yang ia teguk hingga habis.

Bersamaan dengan habisnya air dalam botol, tiba-tiba saja lampu dapur pun menyala. Seorang perempuan menggunakan baju tidur berbahan satin dengan rambut disanggul asal itu tampak melipat tangannya di depan dada sembari menatap jenggah ke arah Arga.

"Masih ingat jalan pulang?" Ujarnya terdengar seperti sebuah sindiran.

"Apa sih, Ra? Aku lelah dan tak ingin berdebat." Balas Arga yang ikut terdengar jenggah sembari menutup lemari pendingin lalu mengusak dasinya dengan sedikit kasar.

"Malam ini Fiola menangis lagi!" Balas Kiara terdengar geram.

"Memangnya kenapa lagi?" Sahut Arga terdengar ringan dan seakan tak peduli.

"Kenapa lagi?" Ujar Kiara seakan tak percaya ketika sang suami justru menanggapinya dengan tenang.

"Kamu janji akan pulang cepat, Mas Arga! Fiola menunggumu!"

Arga yang kini justru berbalik geram setelah mendengar pekikan itu, rahangnya pun terlihat mengeras. Tubuhnya lelah, dan ia kembali di sambut dengan pertikaian seperti ini.

"Bukankah sudah ku bilang, kalau aku akan pulang telat!" Ujarnya terdengar dingin.

"Ia tak mau mendengar," sahut Kiara.

Berdecak kasar, terlihat sekali guratan lelah di wajah tampannya itu. Bahkan rambutnya juga terlihat berantakan.

"Seharusnya kamu yang lebih berusaha memberi pengertian padanya lagi, Ra!" Balas Arga dengan suara yang lebih meninggi dari sebelumnya.

"Pengertian katamu?" Balas Kiara terlihat nanar. Wanita yang kini berusia 29 tahun itu tampak menggerakkan tangannya. Menahan laju air mata yang siap tumpah saat ini juga.

Menggerakkan tangannya erat, lalu wanita itupun setengah berteriak.

"Untuk apa aku memberikan pengertian terus-menerus jika Mas saja tak pernah berusaha untuk mengerti kami!" Ujar Kiara setengah memekik. Air mata yang ia tahan pun akhirnya luruh juga.

"Lebih baik Mas nggak usah pulang sekalian! Hidup saja dengan sahabat wanitamu itu!" Ujarnya sembari membalikkan tubuhnya meninggalkan sang suami dengan langkah penuh kecewa.

"Sialan!" Umpat Arga sembari memukul lemari pendingin yang tak salah apapun itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status