Share

Part 3 Salah Kamar

Raisa menikmati suasana pantai di saat senja dan setelah beberapa saat kemudian setelah Raisa selesai menikmati suasana malam di tepi pantai, Raisa tertarik pada klub yang berada di hotel. Raisa belum pernah masuk ke klub tetapi sekali-kali mencoba mengunjungi klub untuk sekedar refreshing dan menikmati minuman yang ada di klub tersebut.

Raisa bergegas masuk ke dalam klub dan benar saja ternyata malam ini pengunjungnya cukup ramai. Raisa yang tidak terbiasa dengan keramaian di dalam klub akhirnya duduk di kursi yang berada di depan sebuah meja dan duduk memesan minuman. Raisa dengan percaya diri memesan minuman yang merupakan favorit pengunjung yang datang ke klub tersebut. Rasa minuman tersebut dirasa oleh Raisa cukup enak dan tanpa terasa Raisa sudah meminum tiga gelas. Setelah Raisa menghabiskan tiga gelas minuman tersebut, Raisa merasa kepalanya agak pusing dan bergegas meninggalkan klub untuk kembali ke kamarnya. Raisa belum pernah sedikitpun minum minuman yang mengandung alkohol dan baru kali ini Raisa meminum minuman yang ada alkoholnya, dan sekali minum, Raisa menghabiskan tiga gelas dan menimbulkan reaksi pusing pada Raisa.

Raisa berjalan meninggalkan klub dan bergegas kembali ke kamarnya. Lift membawa Raisa ke lantai kamar tempat kamar Raisa berada. Setelah keluar dari lift, Raisa bergegas masuk dan berjalan mencari nomor kamarnya. Kepala Raisa masih pusing ketika Raisa melihat nomor kamarnya dan langsung saja Raisa masuk ke dalam kamar tersebut yang ternyata tidak terkunci.

Raisa masuk ke dalam dan bersamaan itu juga seorang pria yang terbaring di ranjang dan kaget melihat seorang wanita yang masuk ke dalam kamarnya.

"Hei, kamu siapa?" tanya laki-laki yang bernama

"Sayang," ucap Raisa sambil maju dan langsung memeluk laki-laki tersebut.

Laki-laki itu berusaha mendorong Raisa untuk menjauh. Tetapi Raisa yang malam itu setelah meminum tiga gelas minuman yang beralkohol di klub, menjadi lupa bahwa laki-laki itu sama sekali tidak dikenal oleh Raisa.

Raisa mengalungkan kedua belah tangannya di leher laki-laki tersebut dan mencium bibir laki-laki itu dengan mesra. Sambil mendesah dan menyebut nama Kevin.

"Kevin," desah Raisa.

"Hei, lepaskan aku bukan Kevin," ujar laki-laki tersebut sambil mendorong Raisa agar menjauh dari tubuhnya.

Laki-laki itu menatap Raisa dan mengagumi kecantikan wajah Raisa beserta keindahan badan Raisa yang tampak dari mini dress berwarna hijau Sage yang dipakai Raisa. Laki-laki ini berusaha menahan diri supaya tidak lupa diri. Tetapi, Raisa malah membuka mini dress yang sedang dipakainya dan tampaklah lingerie hitam yang dipakai oleh Raisa dan kulit putih mulus Raisa.

"Oh, kau jangan menggodaku," ujar laki-laki tersebut.

Raisa tidak menggubris penolakan laki-laki tersebut dan malah bergoyang sambil melepaskan lingerie yang dipakainya.

Laki-laki itu terpana melihat pemandangan indah yang menggoda yang terpampang di depan mata.

"Jangan salahkan aku," ujar laki-laki itu sambil membopong Raisa ke atas ranjang.

Laki-laki itu mencium Raisa dengan mesra, dan dibalas Raisa dengan mesra. Sekejap saja laki-laki itu sudah melupakan segalanya, terhanyut dengan pesona Raisa. Desahan Raisa semakin membuat laki-laki itu lupa diri.

"Ini yang pertama bagiku, belum pernah aku melakukannya dengan wanita manapun," ujar laki-laki tersebut.

Laki-laki itu menyatukan dirinya dengan Raisa, dan jeritan kesakitan Raisa terdengar ketika penyatuan itu terjadi.

"Sakit," ujar Raisa tertahan.

Laki-laki itu kaget mendengar jeritan kesakitan Raisa dan melihat ke bawahnya dan terdapat noda darah di atas sprei putih tersebut.

"Astaga, ini yang pertama bagimu," ujar laki-laki tersebut sambil memandang Raisa.

Tetapi, segalanya sudah terjadi dan kepalang tanggung. Laki-laki itu meneruskan apa yang sudah dikerjakannya, dan ranjang pun bergoyang karena gerakan mereka berdua. Desahan Raisa dan laki-laki itu memenuhi kamar dan malam itu mereka melakukannya berulang-ulang kali.

Raisa tertidur setelah mereka melakukannya sebanyak lima kali. Laki-laki itu memandangi Raisa yang sudah tertidur dan kemudian mengambil handphonenya dan memotret wajah Raisa yang sudah tertidur berikut satu foto Raisa yang tertidur tanpa mengenakan apapun. Laki-laki itu memandang sekeliling dan menemukan sling bag Raisa tergeletak di lantai, dibukanya dan tampak sebuah dompet kecil di dalamnya dan dibuka oleh laki-laki tersebut dan tampaklah sebuah kartu identitas yang kemudian juga dipotret oleh laki-laki tersebut.

"Aku tidak akan membiarkanmu hidup tanpa diriku, secepatnya kau harus menjadi istriku, Raisa," batin laki-laki itu sambil menatap Raisa. Laki-laki itu memasukkan kembali mengembalikan kartu identitas Raisa ke dalam dompet tersebut, yang kemudian dompet tersebut disimpan kembali ke dalam sling bag Raisa dan menyimpan kembali saling bag tersebut di atas meja kecil sambil tersenyum memandang Raisa.

"Aku tergila-gila kepadamu Raisa," ujar laki-laki tersebut sambil naik ke atas ranjang dan tidur sambil memeluk Raisa. Laki-laki itu juga segera tertidur karena aktivitas panas yang dilakukannya dengan Raisa juga membuatnya lelah dan malam juga sudah semakin larut.

Raisa tertidur dengan nyenyak dan merasa sangat nyaman dan hangat dalam pelukan seseorang.

Pagi menjelang dan Raisa terbangun, dan Raisa merasa ada seseorang yang sedang memeluknya. Betapa kagetnya Raisa melihat tubuhnya polos tidak mengenakan pakaian dan laki-laki yang sedang memeluknya juga tidak mengenakan pakaian apapun.

"Bangun," ujar Raisa sambil menggoyang-goyangkan badan laki-laki tersebut.

Laki-laki itu terbangun dan membuka matanya. Tampak di hadapannya, wajah Raisa yang cantik jelita sedang menatapnya dengan marah.

"Apa yang kau lakukan denganku?" tanya Raisa.

"Seharusnya aku yang bertanya," jawab laki-laki itu dengan santai.

"ini kamarku," jawab Raisa dengan ketus.

"Kau salah kamar, Nona Raisa," ujar pria itu sambil tersenyum.

Raisa bangun dengan gusar dan ketika Raisa berdiri, Raisa merasa sakit di bagian inti tubuhnya. Raisa juga melihat noda darah di atas sprei tersebut.

"Apa yang sudah kita lakukan?" tanya Raisa.

"Menghabiskan malam panas bersama," dan aku tahu ini pertama kali bagimu," ujar laki-laki itu.

"Dasar laki-laki kurang ajar," ujar Raisa sambil melayangkan tamparan ke wajah laki-laki itu.

"Plak," bunyi tamparan mendarat di pipi kiri laki-laki itu.

"Jangan asal pukul Raisa, kau yang menggodaku," ujar laki-laki itu.

"Jangan khawatir aku akan bertanggung jawab," ujar laki-laki tersebut.

"Aku tidak minta pertanggungjawaban darimu," ujar Raisa dengan sengit.

Raisa mengenakan kembali dress mini berwarna Sage yang terletak di lantai tersebut dan melihat lingerie berwarna hitam yang berserakan di lantai. Raisa mengambil lingerie tersebut dan memakainya dengan terburu-buru. Raisa mengambil sling bag miliknya yang terletak di atas meja dan berlalu dengan cepat meninggalkan kamar tersebut.

Laki-laki itu bangun dari ranjang dan memperhatikan Raisa yang keluar dari kamarnya. Laki-laki itu menggosok pipinya yang masih terasa sakit akibat ditampar oleh Raisa.

"Aku akan menjadikan dirimu istriku, Raisa," ujar laki-laki itu sambil berjalan masuk ke kamar mandi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status