"Archy cantik sekali! Duh, wajah secantik ini ditangani oleh perias pengantin yang profesional tentu kamu jadi terlihat lebih cantik lagi. Nathan pasti lemas melihat calon istrinya yang sangat cantik!" Bu Fatma, pengasuh Archy sejak kecil itu tersenyum ke arah Archy sambil merapikan gaun yang dikenakan gadis itu.
Archy mengulas senyum sambil memandang pantulan dirinya di depan cermin. Ia tidak menyangka bila hari itu adalah hari teralisasinya pernikahan antara ia dengan Jonathan sang kekasih. Archy adalah seorang Designer pakaian yang cukup terkenal, lewat profesi itulah ia kenal dengan salah satu owner Perusahaan fashion kelas atas bernama Jonathan.Pertemuan mereka singkat hingga akhirnya saling jatuh cinta dan langsung memutuskan menikah di anniversary mereka yang ke dua tahun. Semuanya berjalan lancar, kedua pihak keluarga juga mendukung semua keinginan mereka hingga tiba di hari bahagia tersebut.Archy tidak bisa menggambarkan bagaimana bahagianya ia pada hari itu. Jonathan adalah pria sempurna, ia sangat ramah, sikapnya menggemaskan dan fisik Jonathan juga benar-benar selera Archy. Bagaimana tidak? Jonathan tingginya sekitar 185cm, atletis dan wajahnya ganteng, perpaduan Asia-Eropa yang membuat wajahnya tidak bosan saat dipandang. Pokoknya Archy senang sekali di usia 28 tahun itu ia akan menjadi istri Owner Perusahaan fashion ternama yang sangat ia cintai. Ia jadi tidak sabar bersanding di altar bersama kekasihnya itu."Berapa menit lagi ke acara inti?" tanya Archy. "Nathan udah siap-siap 'kan?"Bu Fatma menatap arloji emasnya itu sambil menautkan kedua alis. Beliau melirik ke arah belakang tubuhnya kemudian menatap Archy seksama."Masih setengah jam lagi. Tapi, Ibu dengar Nathan belum ke lokasi pernikahan loh, malah keluarganya yang sudah datang duluan." Bu Fatma menjelaskan.Archy menautkan kedua alisnya. Pergi ke mana Nathan pagi itu? Bagaimana bisa Pengantin belum datang ke tempat pernikahan di saat semua sudah siap? Kenapa ia tidak pergi bersama rombongan keluarga?"Hah, Nathan kok aneh sih. Masa dia Pengantin misah sendiri?" Archy mendengus, ia meraih ponsel dan mencoba menghubungi Nathan. Sialnya malah telefon itu tidak tersambung!"Gimana?" Bu Fatma menatap Archy dengan harap-harap cemas.Melihat ekspresi Bu Fatma Archy jadi tegang, pergi ke mana calon suaminya itu? Tidak mungkin Nathan kabur, lelaki itulah yang paling menginginkan pernikahan! Tidak mungkin ia mempermalukan keluarga besar sendiri bukan?Tampak ibunda dari Nathan datang dengan tergopoh-gopoh, raut wajahnya terlihat sangat bingung serta tegang. Archy jadi benar-benar khawatir di situasi seperti itu Nathan pergi. Harus di mana ia menaruh malu serta rasa sedih jika sampai Nathan tidak datang?"Chy, Nathan sudah bisa dihubungi? Pihak keluarga sudah mencarinya kemana-mana tapi Nathan menghilang. Ia sengaja hanya bersama Ajudannya supaya tiba di lokasi lebih cepat, akan tetapi Nathan serta Pak Andre menghilang bersamaan!" Mama nampak panik. "Ya Tuhan ke mana anakku itu?""Apa sudah hubungi pihak kepolisian setempat? Takutnya ada pihak yang sengaja membuat acara ini gagal." Bu Fatma menatap Mama lekat-lekat.Mama menggelengkan kepalanya. Air mata keluar dari kedua bola matanya yang indah tersebut. Beliau tampak paling stres memikirkan anaknya dibandingkan siapa pun. Archy mencoba menghubungi dengan berbagai cara tapi hasilnya nihil.Ke mana perginya Nathan? Apa yang terjadi pada sang Owner ternama itu?Setengah jam berlalu, keluarga Nathan tampak sibuk mencari sosok pengantin pria tersebut. Namun, sepertinya semua nihil karena tidak ada jejak dari Nathan sama sekali sejak ia meninggalkan Hotel bersama Ajudannya. Pihak keluarga Nathan telah berpencar, berusaha semaksimal mungkin demi pernikahan tersebut tapi tidak ada kabar yang memuaskan.Archy mulai menangis, ia harus bagaimana sekarang? Seluruh tamu sudah berkumpul untuk menyaksikan pemberkatan pernikahan. Namun, Nathan benar-benar menghilang sekarang. Bagaimana Archy menjelaskan pada semua khalayak bahwa pernikahan itu batal karena Pengantin pria tidak datang?"Aku akan menggantikan Kak Jonathan."Muncul sosok sama persis dengan Jonathan di ruang ganti tersebut. Tak lain dan tak bukan sosok itu adalah Joseph. Lelaki tersebut merupakan adik kembar Jonathan yang memiliki kebalikan sifat dari sang Kakak. Archy tidak pernah menyukainya, Joseph ini lebih mirip preman dibandingkan seorang Pengusaha! Bagaimana bisa ia yang tidak pernah ikut campur urusan keluarga itu tiba-tiba mengajukan diri menggantikan sang Kakak?"Bagaimana Chy? Jo memiliki fisik yang sama persis dengan Nathan. Orang-orang tidak akan sadar bila ini bukan Nathan." Bu Fatma bertanya pada Archy, mencoba solusi tersebut daripada Archy serta kedua pihak keluarga tidak menanggung malu."Gak! Pengantinku itu Kakaknya, bukan adiknya!" Archy bersikeras menolak saat semua keluarga menatapnya. "Aku bakal nunggu Nathan untuk datang, dia pasti datang!""Nak, Nathan benar-benar menghilang. Ayolah kita akan pertimbangkan semuanya setelah acara selesai. Yang terpenting kita semua tidak menanggung malu dan juga kamu sebagai pengantin wanita tak akan dipermalukan khalayak." Mama mencoba membujuk Archy.Tidak, walaupun fisik Joseph ___atau orang memanggilnya Jo tersebut___ terbilang sama persis dengan Nathan. Akan tetapi keduanya sangat berbeda di mata Archy. Nathan jauh lebih berisi, sementara Jo jauh lebih kurus dan atletis. Jo memiliki tato besar di lengan kirinya sehingga ia terlihat sangat menakutkan, selain itu rambut Jo yang gondrong seleher membuat penampilannya semakin menyeramkan. Tidak terbayang di benak Archy harus menikah dengan Jo yang teramat menakutkan untuk dipandang tersebut."Aku gak mau, Jo ini jauh beda sama Nathan. Aku gak bisa nikah sama orang yang aku gak suka! Tolong pertimbangkan keputusan ini." Archy mulai merengek.Jo berjalan mendekat ke arah Archy. Ia mencengkram pergelangan tangan Archy hingga gadis itu meringis kesakitan. Sorot mata Jo sangat tajam dan menakutkan, mungkin karena situasi cukup genting, lelaki itu jadi tersulut emosi saat melihat Archy yang terkesan tidak praktis. Bukan tanpa alasan Jo mengajukan diri, ia hanya tidak mau keluarganya dipermalukan."Aku juga tidak mau menikah denganmu tahu? Kamu bukan tipeku dan aku tidak tertarik sama sekali dengan pernikahan! Upaya ini kulakukan agar kamu serta keluargaku tidak menanggung malu. Gak usah rese, kita bisa bercerai sesudah ini saat situasi sudah tenang. Ikuti saja kemauan Ayah dan berhenti merengek ya anak manja!" omel Jo.Archy menatap Jo yang cukup tajam menatapnya. Sungguh, Archy bagaikan disambar petir karena harus berhadapan dengan situasi tersebut. Perlahan Jo melepaskan tangannya dan menarik napas sambil memejamkan mata."Aku gak pernah tertarik untuk menikah, apalagi menikahi perempuan manja kayak kamu. Tolong, aku juga di sini berkorban demi semua orang termasuk kamu. Ini permintaan Ayah, situasi Nathan mungkin tidak aman sehingga ia tidak bisa datang ke sini. Kumohon kerjasamanya, biar pun kamu benci situasi ini jangan pernah tunjukan pada orang lain." Jo menekan kalimatnya pada Archy."Bagaimana aku bisa berpura-pura menganggap kamu Nathan? Penampilan kalian saja beda jauh, Jo! Aku gak suka cowok gondrong!" Archy mendorong pundak Jo sambil menunduk. "Kamu memang sama persis dengan Nathan, tapi kamu bukan Nathan. Aku paling tidak bisa berbohong tentang perasaanku."Jo berdecak lidah, ia berjalan mengambil gunting besar yang ada di meja rias. Archy menatapnya khawatir. Jo memegang rambut gondrongnya itu dan memandang Archy lekat-lekat."Perkara rambut doang kamu ributin?"Cekres!Jo memotong rambutnya itu hingga pendek, beberapa hair stylish langsung menghampiri dan membantu Jo merapikan rambut. Lelaki itu memutar bola matanya dengan kesal ke arah Archy. Ia heran, bagaimana bisa saudara kembarnya itu jatuh cinta pada perempuan manja seperti Archy? Bukankah akan sangat merepotkan hidup bersama perempuan yang banyak menuntut sepertinya?"Tolong pakaikan pakaian yang hendak dikenakan Kak Nathan, kita segera laksanakan saja pernikahan ini." Jo memerintah pada para Asisten.Semua orang sigap membantu sang mempelai Pria dan Archy hanya bisa memandanginya dengan pasrah. Bagaimana ia menjalani semua ini? Ini bukan rencananya, ia akan menjalani hari sebagai istri dari Jo. Andai semua orang tahu bila Archy salah pengantin. Apa jadinya orang berpendapat? Namun, bukankah lebih menakutkan lagi jika Pernikahan ini sampai batal?"Archy, bersiap-siap ya. Upacara pemberkatan akan segera dilaksanakan. Berdo'a yang banyak, Tuhan akan melindungi serta memberkatimu!"**Jo duduk di tepi ranjangnya, tangannya gemetar saat ia memegang telepon genggamnya. Pesan yang baru saja diterimanya masih tampak di layar: [Lepaskan Archy, dan nama baikmu akan kembali.]Ia merasakan kepalanya semakin berat. Archy, istrinya, menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi. Jo sudah berusaha menghubungi semua orang yang mengenal Archy, tetapi tak ada satu pun yang bisa memberi jawaban. Yang paling membuatnya tertekan adalah bahwa fitnah terus beredar mengenai dirinya—bahkan mengenai saudaranya sendiri, Nathan, yang juga menghilang. Nathan, kembarannya, hilang tanpa jejak, dan orang-orang mulai menuduh Jo sebagai pelaku.Jo terus menerus berpikir, dari mana semua ini berawal? Hubungannya dengan Archy baru saja dimulai, akan tetapi tiba-tiba istrinya itu menjauh tanpa ada kejelasan.Kenapa ini? Ada apa dengan rumahtangganya?**Hari itu, saat semuanya dimulai, Jo masih bisa mengingatnya dengan jelas. Ia sedang duduk di kantor ketika mamanya, tiba-tiba menelepon dengan
"Archy?"Tangis Archy pecah seketika. Sosok pria yang telah membersamainya selama bertahun-tahun itu berada di jeruji besi di sebuah kediaman yang dijaga oleh puluhan orang suruhan Mas Bulan. Mas Bulan memang memiliki kuasa, akan tetapi Archy tidak menyangka bila kekuasaannya itu ternyata dipergunakan oleh Mas Bulan kepada Nathan.Entah sudah berapa lama calon suaminya itu dikurung. Rambutnya yang semula rapi menjadi panjang sebahu, tubuh Nathan juga kurus, dengan penampilan seperti itu Nathan menjadi sangat mirip dengan Jo. Archy tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya.Hati Archy sangat hancur. Ia berlutut di depan jeruji besi itu dan tidak diperkenankan masuk. Air mata Archy tumpah ruah sambil menggenggam jeruji besi."Sayang, maafkan aku...." tutur Nathan lirih. "Kamu pasti kecewa karena aku tidak datang di hari pernikahan kita. Aku benar-benar tidak tahu harus menjelaskan apa."Archy menangis dan menggeleng. Terasa Nathan memegang tangannya dari dalam jeruji besi. Tubuh
"Maaas tolong pertemukan aku dengan Nathan, aku mohon!"Archy menangis tersedu-sedu. Mas Bulan yang duduk itu hanya memandangi Archy dengan saksama. Istri sepupunya itu bersimpuh, berlutut di hadapannya dengan kedua tangan terkepal. Archy benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini untuk menemui Nathan."Mas sudah susah payah culik Nathan, kenapa Mas harus pertemukan kamu dengannya? Mas ingin kamu, untuk apa Mas mempertemukan orang yang Mas sayang dengan penghalang cinta Mas?" tanya Mas Bulan sambil menyesap rokoknya. "Sekarang tinggal menyingkirkan Joseph."Archy membelalakan mata. Tidak mungkin, selama ini ia melihat Mas Bulan sebagai sosok pria yang sangat baik dan penyayang bahkan di mata Jo sekalipun! Apakah semua yang ada di hadapan Archy ini nyata?"Mas gila! Buat apa semua ini?! Aku nggak pantas buat Mas, kenapa Mas berbuat sejauh ini hanya demi perempuan seperti aku?" tanya Archy sambil menangis.Mas Bulan mematikan rokoknya kemudian mendekat. Ia mengulurkan tan
"Archy, lo kenapa sih sayang?"Jo tidak mengerti. Sudah satu minggu Archy mengurung diri di kamar dengan alasan menstruasi. Akan tetapi Archy sama sekali tidak mau disentuh oleh Jo, hal itu membuat Jo bingung karena Archy berkata bila ia hanya tidak ingin bersama Jo selama beberapa waktu."Lo bikin gue kesel loh Chy, udah satu minggu loh lo diemin gue dan ngehindarin gue. Gue ada salah apa ya sama lo?!" Jo berkacak pinggang. "Gue gak bisa gak ngobrol atau meluk lo sehari pun, gue bisa gila lo diemin kayak gini!"Jo mendekat ke arah Archy dan menarik tubuh istrinya itu agar menghadap ke arahnya. Archy tampak pucat, karena penasaran Jo membuka pakaian dalam Archy untuk melihat seberapa banyak menstruasi yang istrinya alami. Tidak ada noda darah menstruasi sama sekali, Jo tak mengerti oleh istrinya itu. Ada apa dengan semua sikapnya selama satu minggu penuh?"Udah beres mensnya?" tanya Jo. "Kenapa masih gini sih?""J-jangan minta gituan dulu ya Jo, gue gak mau. Maaf." jawab Archy dengan
(Adegan disturbing, dilarang membaca bagi yang memiliki trauma dan lain sebagainya.)Jo sudah berangkat kerja pagi itu. Archy duduk di depan meja makan sambil mencatat daftar belanjaan yang akan ia beli untuk rumah tangga. Jo memberikan uang cukup untuk hidup mereka berdua, akan tetapi Archy tetap harus mengatur belanjaan apa saja bagi kedua suami istri itu.Namun, di tengah catatan yang sedang ia kerjakan. Tampak Bu Suk menghampiri Archy dari arah depan, Archy mengangkat dagu kemudian memandangi asistennya itu."Ada apa bu?" tanya Archy."Ada Mas Bulan, Nyonya." jawab Bu Suk. "Saya persilakan masuk apa bagaimana?"Archy menghela napas berat. Bisa-bisanya lelaki itu datang di saat Jo sudah pergi ke kantor. Jika seperti ini Archy seperti sedang dikejar oleh seseorang. Namun, orang-orang akan salah paham jika Archy menolak kehadiran saudara ke kediamannya."Biarkan beliau masuk." ujar Archy.Tampak Mas Bulan datang dengan senyum manis dan lembutnya. Ia membawa sekotak kue cokelat serta
"Mas enggak seharusnya berkata seperti itu, karena aku istri sepupu Mas sekarang." ujar Archy sambil menghela napas. "Jika ada yang mendengar hal ini, semuanya hanya akan jadi masalah besar.""Mas menyukai kamu sebelum Joseph. Apakah Mas salah menyatakan ini meskipun terlambat?" tanya Mas Bulan.Napas Archy rasanya berat mendengar pernyataan cinta itu. Bagaimana bisa Mas Bulan sangat berani menyatakan perasaannya ketika seluruh keluarga besar tengah berkumpul? Jo terlihat asyik tertawa bersama saudara-saudaranya yang lain. Archy rasanya ingin berlari ke arah Jo dan mengatakan perasaan sesaknya."Aku tidak ingat kapan Mas melihatku. Tapi aku rasa Mas jatuh cinta terlalu cepat pada orang yang salah." terang Archy."Sejak Nathan mengenalkanmu pada khalayak, aku melihatmu. Aku pikir ada kesempatan, tapi nyatanya tidak pernah ada kesempatan bagi Mas mendekatimu. Mas jatuh hati sama kamu Chy, sangat." Archy berdeham kemudian beranjak dari sofa. Ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dan me