Home / Rumah Tangga / Salah Pengantin / Terpaksa Menikah

Share

Terpaksa Menikah

Author: ARCELYOS
last update Last Updated: 2022-11-09 15:56:55

Jo benar-benar memangkas rambut Doranya itu hingga sedikit cepak, hanya menyisakan helaian rambut panjang yang jatuh di area poni hingga hair stylish menatanya menjadi lebih basah dan rapi. Tubuh tinggi tegap itu memakai tuxedo rancangan Archy sendiri khusus untuk Nathan. Namun, entah mengapa Archy merasa Jo jauh lebih gagah dalam balutan pakaian yang ia rancang tersebut.

"Tuan Jo gagah sekali, apa anda seorang model profesional?" tanya salah satu penata rias yang membantu memasangkan pakaian Jo.

Jo menaikan satu alis sambil menatap dirinya sendiri dalam cermin besar. Ia nampak menaikan sudut bibirnya sambil mendesah pelan.

"Tidak, aku bukan yang seperti anda katakan." tutur Jo sambil mematut dirinya.

"Memang kalian berdua ini kembar dan sama-sama tampan. Sungguh beruntung wanita yang mendapatkan kalian berdua."

Archy mendengar itu semua dengan sebal. Beruntung apanya? Ini seperti sebuah drama di mana ia harus menikahi lelaki yang tidak ia inginkan! Tentu semuanya bukan drama, melainkan sebuah kenyataan pahit yang harus ia jalani. Archy hanya bisa menelan saliva sambil menatap dirinya di pantulan cermin dan tengah diperbaiki riasannya. Gara-gara menangis, make up yang dipoleskan padanya itu terlihat sedikit berantakan.

"Archy, Jo, bersiap-siaplah. Pendeta sedang menunggu kalian untuk pemberkatan." Mama nampak sedikit tenang karena prosesi pernikahan akan tetap berlangsung.

Archy menatap Jo yang tengah memandangnya tanpa tersenyum. Astaga, Jo jutek sekali! Archy sedikit takut saat lelaki itu memandanginya dengan tatapan yang tajam. Archy memalingkan wajah hingga akhirnya Jo menghampiri Archy dengan tangan yang masuk ke dalam saku celananya.

"Ayo." tutur Jo sambil mengulurkan tangan, meminta tangan Archy meraih tangannya.

Archy mau tidak mau menerima uluran tangan Jo yang mengajaknya ke altar pernikahan. Tiba-tiba Archy membayangkan wajah Nathan yang selalu tersenyum kepadanya sambil memandangi Jo yang sangat mirip kekasihnya itu. Pergi ke mana Nathan sehingga adik kembar sendiri yang harus menggantikan pernikahan? Apa alasan ia hingga semua ini terjadi?

Keduanya berjalan ke arah altar perlahan-lahan. Tangan Archy mau tidak mau melingkar di lengan Jo dan ia harus berakting bahagia. Bahkan Jo juga bersikap seolah-olah ia adalah Nathan, ia mengulas senyum dan juga tatapannya berubah menjadi sangat lembut. Baru kali itu Archy melihat adik kembar suaminya tersebut tersenyum semanis dan sehangat itu.

Mereka berdua menunduk, menjalani prosesi pemberkatan dengan khidmat. Di hadapan Tuhan dan khalayak, Jo melontarkan kalimat suci sehidup semati yang seharusnya Nathan lontarkan. Archy hanya mendengarkan dengan baik, berusaha menganggap bila pria di hadapannya itu adalah Nathan.

Akan tetapi, mereka berdua itu berbeda. Bahkan perasaan saat bersama pun tidak bisa disamakan dengan perasaannya saat bersama Nathan. Archy berusaha bersikap biasa saja, tapi entah mengapa tangannya malah gemetaran. Sial, Archy benar-benar benci berada di situasi tersebut. Bagaimana ia menjalani hari-hari ke depannya bila Archy saja takut berhadapan dengan Jo?

"Silakan untuk pengantin laki-laki mencium pengantin perempuan."

Mata Archy terbelalak. Apa? Pendeta menyuruh Jo menciumnya? Gila! Bahkan Archy saja belum pernah berciuman dengan Nathan sepanjang mereka berpacaran, akan tetapi orang lain tidak ada yang tahu bila itu bukan Nathan dan ciuman harusnya menjadi hal wajar. Tentu mereka harus berakting bila keduanya saling mencintai bukan?

Nampak Jo membuka crown yang dikenakan Archy selama prosesi pernikahan. Lelaki itu menatap Archy dengan tatapan yang cukup tegang, entah mengapa Archy malah ingin tertawa melihat ekspresi Jo yang seperti itu. Ia aneh, mirip dengan kucing saat tengah dimarahi majikannya.

"Ayo, apakah kalian malu? Kalian sudah menjadi suami istri sekarang." goda Pendeta.

Jo mendesis. Ia sepertinya tidak memprediksi bahwa selain menggantikan Nathan menikah, dirinya juga harus menggantikan Nathan mencium Archy di altar. Haruskah ia melakukan itu? Jo juga belum pernah berciuman seumur hidup, bagaimana bisa kini ia mencium gadis yang sama sekali tidak ia sukai di hadapan semua orang?

"Jo cepat." bisik Archy.

"Aish!" Jo mendesah sambil berpura-pura tersenyum.

Jo yang jauh lebih tinggi dari Archy itu menunduk, ia memiringkan wajahnya hingga terasa embusan napas Jo yang hangat mengenai bibir Archy. Archy memejamkan mata kuat-kuat membayangkan Nathan lah yang menciumnya. Perlahan bibir Jo yang kemerahan itu menempel di atas bibir Archy, memagutnya pelan hingga akhirnya semua orang bertepuk tangan dengan meriah.

"Ih!" Archy menyeka bibirnya saat Jo menyelesaikan pagutannya. "Kenapa harus lama banget sih?" omel Archy dengan berbisik.

"Dih, gue kan ngikutin musik. Takutnya suasana jadi enggak meriah kalau gue cuma sekadar nempelin bibir. Gak usah sok jijik gitu, gue juga gak mau kissing sama lo." tutur Jo dengan nada menyebalkan.

Ingin rasanya Archy menonjok lelaki yang menjadi suaminya itu. Kenapa sih ia harus berurusan dengan Jo? Jo selama ini jarang sekali ikut campur masalah keluarga apalagi perusahaan, ia lebih senang bermain musik dan pergi tanpa diketahui di mana keberadaannya. Archy sama sekali tidak mengenal Jo, yang ia tahu Jo ini memang tidak ramah terutama terhadap dirinya. Waktu pertama dikenalkan Nathan saja Jo tidak menyambut uluran tangannya, bahkan Jo juga tidak bertanya siapa nama Archy. Dan kini lelaki itu jadi suami pengganti dari Kakak kembarnya, sungguh ini jauh lebih horor daripada film KKN di desa Penari.

Archy hanya bisa pasrah, semoga keputusan keluarga bisa langsung keluar setelah prosesi pernikahan ini selesai. Archy tidak mau berhubungan dengan Jo untuk kedepannya, sama sekali tidak mau!

**

Malam setelah pesta pernikahan, Jo dan Archy berkumpul di kamar milik Papa dan Mama Nathan serta Jo. Keduanya duduk bersebelahan dalam keadaan letih karena seharian menyalami tamu. Archy menggeser kursinya, berusaha menjauh dari Jo yang hanya mengenakan singlet berwarna hitam. Walau tubuhnya wangi dan juga hangat, Archy sama sekali tidak mau berdekatan dengan cowok judes itu!

"Karena Nathan masih belum ditemukan keberadaannya, Papa rasa untuk sementara waktu, posisi Nathan Jo yang akan menggantikan. Kalian juga harus mengikuti beberapa jadwal keluarga sesudah menikah hingga mau tidak mau Archy harus menganggap bila Jo adalah suami. Maaf ya Archy, semua jadi kacau karena Nathan. Papa malu sekali sama kamu." Papa menatap Archy dengan tatapan resah. "Papa juga tidak ingin memaksa dua orang yang tak saling mengenal seperti ini untuk bersama. Tapi ada nama baik yang harus dijaga, Papa tidak mau Archy pribadi dihina orang lain karena pengantin prianya tidak datang di hari pernikahan."

Archy hanya menghela napas, ia melirik ke arah Jo yang tengah duduk dan kedua tangannya saling bertautan. Archy memutar maniknya, menatap Papa dengan serius.

"Jangan khawatir Pa, saya baik-baik saja. Kita jalani saja dulu, semoga beberapa hari ini Nathan pulang." tutur Archy.

"Lalu kalau Nathan gak pulang gimana Pa? Gak mungkin 'kan Jo harus selamanya hidup sama anak manja ini?" tanya Jo dengan nada penuh penekanan.

Anak manja? Sejak kapan Archy dipredikat anak manja oleh Jo? Sembarangan sekali! Bahkan mereka tak benar-benar saling mengenal. Bagaimana bisa Jo mengatai Archy sebagai anak manja?

"Jangan kayak gitu Jo, lagian kamu juga nggak ada kesibukan kan? Menemani Archy mengenal keluarga kita sepertinya tidak akan jadi kendala besar buat kamu." Papa nampak menekan Jo. "Jangan jadi pria yang menyebalkan, Jo."

"Ya bukan gitu Pa, harus ada kejelasan dong. Masa aku gantiin Nathan buat sementara waktu dan selamanya? Kan enggak lucu, aku nanti enggak akan bisa menikahi perempuan lain hanya karena menikahi anak manja ini. Pokoknya aku minta kepastian, kalau Nathan emang gak balik secepatnya kita cerai."

"Hush! Udah, ini udah malem Jo. Lebih baik kalian istirahat dan tidur di kamar kalian. Bukankah kamar pengantin sudah siap?" Mama menengahi.

Archy memutar bola matanya. Apa? Ini serius ia harus tidur satu kamar bersama Jo?

"Apa? Aku tidur sama Archy?" Jo nampak mewakili pertanyaan Archy.

"Ya tidur saja satu kamar, memang kenapa? Lagian kalian mau tidur di mana?" Mama nampak bingung dengan pertanyaan Jo. "Kasurnya kan besar, kalian enggak akan berdesakan."

"Tapi Mama, ini istrinya Kak Nathan, masa tidur bareng aku?!" Jo nampak masih tidak terima. "Aku tidur di sofa aja!"

"Jo, cukup. Papa nggak mau denger kamu merengek seperti anak kecil. Sudah bagus Papa bebaskan dari segala tanggung jawab perusahaan, kok kamu perkara tidur aja ribut bukan main?" Papa nampak marah melihat putra bungsunya itu protes. "Silakan istirahat di kamar kalian. Papa akan bicara lagi dengan kalian besok."

Archy ingin protes, akan tetapi ia juga takut berhadapan dengan Papa mertuanya itu. Ia ingin berkata bila kamar di rumah super mewah itu ada banyak dan mereka bisa tidur dengan kamar berbeda, akan tetapi jika Archy membantah ia takut di blacklist dari daftar menantu!

Jo nampak beranjak dan berjalan terlebih dahulu ke arah kamar pengantin. Archy hanya bisa mendengus, ia menarik gaun panjangnya dan mengikuti Jo masuk ke dalam kamar. Aish, harus bagaimana ia sekarang? Masa ia harus tidur dengan Jo sih?

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Salah Pengantin   Permainan Siapa?

    Jo duduk di tepi ranjangnya, tangannya gemetar saat ia memegang telepon genggamnya. Pesan yang baru saja diterimanya masih tampak di layar: [Lepaskan Archy, dan nama baikmu akan kembali.]Ia merasakan kepalanya semakin berat. Archy, istrinya, menghilang. Tidak ada yang tahu ke mana ia pergi. Jo sudah berusaha menghubungi semua orang yang mengenal Archy, tetapi tak ada satu pun yang bisa memberi jawaban. Yang paling membuatnya tertekan adalah bahwa fitnah terus beredar mengenai dirinya—bahkan mengenai saudaranya sendiri, Nathan, yang juga menghilang. Nathan, kembarannya, hilang tanpa jejak, dan orang-orang mulai menuduh Jo sebagai pelaku.Jo terus menerus berpikir, dari mana semua ini berawal? Hubungannya dengan Archy baru saja dimulai, akan tetapi tiba-tiba istrinya itu menjauh tanpa ada kejelasan.Kenapa ini? Ada apa dengan rumahtangganya?**Hari itu, saat semuanya dimulai, Jo masih bisa mengingatnya dengan jelas. Ia sedang duduk di kantor ketika mamanya, tiba-tiba menelepon dengan

  • Salah Pengantin   Nathan, maafkan aku....

    "Archy?"Tangis Archy pecah seketika. Sosok pria yang telah membersamainya selama bertahun-tahun itu berada di jeruji besi di sebuah kediaman yang dijaga oleh puluhan orang suruhan Mas Bulan. Mas Bulan memang memiliki kuasa, akan tetapi Archy tidak menyangka bila kekuasaannya itu ternyata dipergunakan oleh Mas Bulan kepada Nathan.Entah sudah berapa lama calon suaminya itu dikurung. Rambutnya yang semula rapi menjadi panjang sebahu, tubuh Nathan juga kurus, dengan penampilan seperti itu Nathan menjadi sangat mirip dengan Jo. Archy tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaannya.Hati Archy sangat hancur. Ia berlutut di depan jeruji besi itu dan tidak diperkenankan masuk. Air mata Archy tumpah ruah sambil menggenggam jeruji besi."Sayang, maafkan aku...." tutur Nathan lirih. "Kamu pasti kecewa karena aku tidak datang di hari pernikahan kita. Aku benar-benar tidak tahu harus menjelaskan apa."Archy menangis dan menggeleng. Terasa Nathan memegang tangannya dari dalam jeruji besi. Tubuh

  • Salah Pengantin   Obsesi Gila

    "Maaas tolong pertemukan aku dengan Nathan, aku mohon!"Archy menangis tersedu-sedu. Mas Bulan yang duduk itu hanya memandangi Archy dengan saksama. Istri sepupunya itu bersimpuh, berlutut di hadapannya dengan kedua tangan terkepal. Archy benar-benar tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini untuk menemui Nathan."Mas sudah susah payah culik Nathan, kenapa Mas harus pertemukan kamu dengannya? Mas ingin kamu, untuk apa Mas mempertemukan orang yang Mas sayang dengan penghalang cinta Mas?" tanya Mas Bulan sambil menyesap rokoknya. "Sekarang tinggal menyingkirkan Joseph."Archy membelalakan mata. Tidak mungkin, selama ini ia melihat Mas Bulan sebagai sosok pria yang sangat baik dan penyayang bahkan di mata Jo sekalipun! Apakah semua yang ada di hadapan Archy ini nyata?"Mas gila! Buat apa semua ini?! Aku nggak pantas buat Mas, kenapa Mas berbuat sejauh ini hanya demi perempuan seperti aku?" tanya Archy sambil menangis.Mas Bulan mematikan rokoknya kemudian mendekat. Ia mengulurkan tan

  • Salah Pengantin   Maaf Terlambat Mengatakannya

    "Archy, lo kenapa sih sayang?"Jo tidak mengerti. Sudah satu minggu Archy mengurung diri di kamar dengan alasan menstruasi. Akan tetapi Archy sama sekali tidak mau disentuh oleh Jo, hal itu membuat Jo bingung karena Archy berkata bila ia hanya tidak ingin bersama Jo selama beberapa waktu."Lo bikin gue kesel loh Chy, udah satu minggu loh lo diemin gue dan ngehindarin gue. Gue ada salah apa ya sama lo?!" Jo berkacak pinggang. "Gue gak bisa gak ngobrol atau meluk lo sehari pun, gue bisa gila lo diemin kayak gini!"Jo mendekat ke arah Archy dan menarik tubuh istrinya itu agar menghadap ke arahnya. Archy tampak pucat, karena penasaran Jo membuka pakaian dalam Archy untuk melihat seberapa banyak menstruasi yang istrinya alami. Tidak ada noda darah menstruasi sama sekali, Jo tak mengerti oleh istrinya itu. Ada apa dengan semua sikapnya selama satu minggu penuh?"Udah beres mensnya?" tanya Jo. "Kenapa masih gini sih?""J-jangan minta gituan dulu ya Jo, gue gak mau. Maaf." jawab Archy dengan

  • Salah Pengantin   Mas Bulan Yang Sesungguhnya

    (Adegan disturbing, dilarang membaca bagi yang memiliki trauma dan lain sebagainya.)Jo sudah berangkat kerja pagi itu. Archy duduk di depan meja makan sambil mencatat daftar belanjaan yang akan ia beli untuk rumah tangga. Jo memberikan uang cukup untuk hidup mereka berdua, akan tetapi Archy tetap harus mengatur belanjaan apa saja bagi kedua suami istri itu.Namun, di tengah catatan yang sedang ia kerjakan. Tampak Bu Suk menghampiri Archy dari arah depan, Archy mengangkat dagu kemudian memandangi asistennya itu."Ada apa bu?" tanya Archy."Ada Mas Bulan, Nyonya." jawab Bu Suk. "Saya persilakan masuk apa bagaimana?"Archy menghela napas berat. Bisa-bisanya lelaki itu datang di saat Jo sudah pergi ke kantor. Jika seperti ini Archy seperti sedang dikejar oleh seseorang. Namun, orang-orang akan salah paham jika Archy menolak kehadiran saudara ke kediamannya."Biarkan beliau masuk." ujar Archy.Tampak Mas Bulan datang dengan senyum manis dan lembutnya. Ia membawa sekotak kue cokelat serta

  • Salah Pengantin   Penyataan Cinta Gila!

    "Mas enggak seharusnya berkata seperti itu, karena aku istri sepupu Mas sekarang." ujar Archy sambil menghela napas. "Jika ada yang mendengar hal ini, semuanya hanya akan jadi masalah besar.""Mas menyukai kamu sebelum Joseph. Apakah Mas salah menyatakan ini meskipun terlambat?" tanya Mas Bulan.Napas Archy rasanya berat mendengar pernyataan cinta itu. Bagaimana bisa Mas Bulan sangat berani menyatakan perasaannya ketika seluruh keluarga besar tengah berkumpul? Jo terlihat asyik tertawa bersama saudara-saudaranya yang lain. Archy rasanya ingin berlari ke arah Jo dan mengatakan perasaan sesaknya."Aku tidak ingat kapan Mas melihatku. Tapi aku rasa Mas jatuh cinta terlalu cepat pada orang yang salah." terang Archy."Sejak Nathan mengenalkanmu pada khalayak, aku melihatmu. Aku pikir ada kesempatan, tapi nyatanya tidak pernah ada kesempatan bagi Mas mendekatimu. Mas jatuh hati sama kamu Chy, sangat." Archy berdeham kemudian beranjak dari sofa. Ia tidak ingin melanjutkan pembicaraan dan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status