Share

Salahkah Aku Mencintaimu
Salahkah Aku Mencintaimu
Penulis: Roesaline

1. Terpaksa Menikah

Reza menyiapkan kejutan romantis di hari ulang tahunku.

"Kita nikmati hari spesial ini, Sayang? Aku tidak ingin seorang pun mengganggu kita," bisiknya lembut di telingaku, sambil kemudian menarik kursi untuk aku duduk.

"Terima kasih, Mas," jawabku lembut.

Reza mengambil tempat duduk tepat di depanku. Dia terus menatapku seolah banyak hal yang ingin disampaikannya.

"Ayo kita makan keburu dingin!" pintanya.

"Wow makanan kesukaanku, kamu paling tahu aku, Mas," ujarku haru dan bahagia sekali.

"Selamat ulang tahun, Sayang!" bisik Reza. "Ini hadiah spesial buatmu," lanjutnya sambil memberikan sebuah kontak mobil.

"Apa ini, Mas Reza? Mobil? Terima kasih, Sayang!" ujarku beranjak bangun  kemudian memeluk dan mencium Reza.

"Iya, warna putih kesukaanmu, tapi sayang mobilnya ada di rumah," ujar Reza.

"Aku penasaran ingin segera mencobanya, Mas Reza!" ujarku masih kegirangan.

"Aku seneng melihat kamu bahagia, Zhee," ujarnya dengan mata berbinar-binar. "Ayo kita makan!" ajaknya lagi.

Tanpa berpikir panjang aku segera menikmatinya. Kebetulan perutku  sedang melilit kelaparan. Reza terus menatapku tak berkedip, aku jadi salah tingkah.

"Udah dong lihatnya, aku malu nih!" pintaku merajuk.

"Aku suka melihat kamu makannya lahap, habiskan saja!" sahutnya tersenyum lembut.

Aku makan dengan lahapnya, nafsu makanku benar-benar tidak terkendali begitu ketemu dengan rica-rica paru sapi. Dan sudah menjadi kebiasaanku selesai makan pinginnya nangkring di kloset.

"Langganan, habis diisi bablas  dikeluarkan," umpat Reza bercanda.

Aku hanya melirik ke arah Reza sambil tersenyum malu. Tak lama kemudian aku kembali Reza sudah tidak berada di meja makan. Aku melihat dia berdiri di balkon sambil menatap pemandangan hijau yang sedikit berkabut. Di puncak dengan hawa yang dingin dan sejuk, memandang jauh hamparan telaga dengan perahu yang berlalu-lalang.

"Kamu di sini?" tanyaku mengagetkan Reza.

Dia bergeming, hanya sekilas melirikku. Aku memeluknya dari belakang, kusandarkan kepalaku di punggungnya yang bidang. Perlahan Reza membalikkan badannya, kulihat matanya penuh air bening yang menggenang. Aku terkejut sekali, ada kesedihan dan keputusasaan.

"Zhee Amalia," panggilnya pelan.

Aku hanya menatap heran, sikap Reza yang tiba-tiba berubah aneh.

"Kutalak kamu dengan sesadar- sadarnya tanpa paksaan," ujar Reza dengan pelan dan matanya menatapku tajam.

"Mas Reza, apa kamu sadar dengan apa yang kamu ucapkan? Ini benar-benar jatuh talak di agama kita, Mas. Sebagai lelaki kamu harus hati-hati kalau bercanda!" hardikku kecewa.

"Ini sudah jatuh talak, Zhee, kita sudah bukan suami istri lagi di hukum agama. Tapi kamu masih istriku menurut hukum negara," kata Reza menjelaskan. "Aku tidak akan pernah menceraikanmu," lanjutnya lirih.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, Mas Reza?" tanyaku emosi.

"Menikahlah dengan Arjun secara agama, beri aku seorang anak sebagai penerus keluargaku!" ujarnya pelan.

"Kamu gila! Aku tidak tahu apa yang ada dalam otak kamu!" hardikku kesal.

"Aku serius, Zhee!" serunya. "Aku ingin anak yang lahir dari rahimmu bukan hasil perselingkuhan," lanjutnya.

"Kamu gila!" hardikku emosi.

"Dengarkan dulu, Zhee!"

"Kamu yang harus mendengarkan aku! Kita berusaha lagi, Mas! Kita berobat ke luar negeri, jangan putus asa!" kataku menghibur.

"Aku capek, Zhee! Aku benci semua orang menyalahkan kamu, termasuk keluargaku. Aku malu mengatakan kepada mereka kalau akulah yang tidak bisa menjadi suami yang seutuhnya. Jangankan untuk memberikan anak, memberikan kebutuhanmu saja aku tidak bisa ... hiks ... hiks ... hiks!" ujarnya sambil menangis.

"Apa pernah kamu membicarakan ini kepadaku? Pernahkah kamu memikirkan perasaanku, apa yang aku inginkan? Jangan kamu memikirkan dirimu sendiri, apa yang terbaik menurut kamu belum tentu baik juga buat orang lain," hardikku emosi.

"Apa kau kira aku bahagia dengan keputusanku ini? Aku sakit, Zhee!" ujar Reza memekik menahan tangisnya.

"Kenapa kamu melakukan ini, Mas? Ini akan menyakiti kita berdua!" kataku lebih emosi..

"Aku sangat mencintaimu, Zhee, aku ingin kamu bahagia," ujar Reza tegas. "Biarkan aku mengungkapkan cintaku  dengan caraku," lanjutnya.

"Kamu jangan gila, Mas Reza!" emosiku makin meluap. "Aku bukan barang yang bisa kamu lempar sesuka hatimu, aku manusia punya rasa, Mas Reza!" teriakku geram.

"Menikahlah dengan Arjuna, beri aku anak yang tampan seperti Arjuna. Reguklah kenikmatan yang harusnya kamu dapatkan," katanya pelan.

"Mas Reza!" bentakku.

"Jangan bantah aku, aku tidak suka itu!" ujarnya pelan dan tegas dengan telunjuknya mengarah ke wajahku.

Aku melihat Reza sedang menyembunyikan air mata dan kesedihannya. Hatiku begitu hancur, dia menjatuhkan aku sejatuh- jatuhnya. Dia mengambil ponselnya dari saku jasnya.

"Arjun, masuklah!" perintahnya setelah menyentil layar ponselnya. Kemudian memasukannya kembali ke saku jasnya.

"Saya Big Bos," jawab Arjun setelah sampai di depan Reza.

"Arjun, menikahlah dengan istriku!" perintahnya dengan datar.

"Hah? Apa?" tanya Arjun tak percaya.

"Apa kurang jelas? Apa aku harus mengulanginya?" tanya Reza kesal. "Beri aku seorang anak, Arjun. Aku tidak mau mendapat tekanan di sana-sini lantaran aku dan Zhee belum punya anak," lanjutnya.

”Kita bisa cari jalan keluarnya, Bos!" usul Arjun.

"Aku tidak butuh saranmu, Arjun. Aku yang lebih tahu jalan terbaik buat diriku sendiri!" sahut Reza membentak.

"Tapi bagaimana mungkin ..."

"Kenapa tidak, aku sudah menceraikan Zhee secara agama, kamu bisa menikahinya secara agama pula," sahut Reza.

"Apa?" Arjun terperanjat.

"Biarkan dia terikat pernikahan secara hukum negara denganku selamanya. Aku sangat mencintai Zhee, aku juga ingin mempertahankan kehormatan keluargaku," ungkap Reza sedih.

"Bagaimana dengan nyonya, Bos?" tanya Arjun sambil menatapku iba, karena melihat aku sedang menangis tersedu.

"Kamu tidak berhak bertanya macam-macam, sudah turuti saja! Kamu hanya menikah menurut agama tidak akan ada orang yang tahu. Hanya tiga orang yang tahu, pak Ustadz, Eko serta Parto tukang kebun, karena mereka sebagai saksi," Reza menjelaskan.

"Aku sudah bertunangan, Bos, aku tidak bisa mengkhianati Diana," katanya pelan.

"Aku hanya ingin anak itu lahir dalam hubungan pernikahan bukan anak haram. Kamu tidak perlu bilang sama tunanganmu, ini rahasia kita bertiga," sahut Reza.

Arjun melirikku kemudian menatap Reza. Dia diam seolah sedang berpikir keras. Aku yakin dia tidak berdaya dengan permohonan bosnya. Dia yang membantu biaya kuliahnya selama ini dan memberikan pekerjaan dengan gaji yang fantastik.

Ting Tong ... Ting Tong ...! Bel pintu berbunyi. Arjun segera berlari membukakan pintu. Ternayata yang datang ustadz dan pak kebun serta sopir pribadiku.

"Masuklah!" perintah Reza begitu tahu mereka yang datang. "Duduklah!" lanjutnya.

Arjun terperanjat, kehadiran ustadz begitu tiba-tiba tanpa sepengetahuannya. Padahal dalam segala hal biasanya Arjunlah orang yang pertama tahu.

"Bos, apa ini maksudnya?" tanya Arjun berbisik.

"Duduklah, dia akan menikahkan kamu!" perintah Reza lirih.

"Bagaimana bisa? Kan ada masa Iddah?" tanya Arjun masih berbisik.

"Tidak perlu, kau kan tahu sejak pernikahan hingga kini aku belum menyentuhnya," jawabnya dingin.

Tanpa bertanya lagi Arjun duduk di depan ustadz Hamid. Reza menuntun aku menghampiri mereka dan mendudukkan aku di samping Arjun.

"Lakukan ini demi cinta kita berdua, Zhee," bisik Reza di telingaku.

Aku menatap Reza penuh amarah, tapi dia mengangguk dengan pelan dan sedih. Kemudian Reza pergi meninggalkan acara ini. Aku hanya menatap pasrah, demikian juga dengan Arjun.

Arjun tampak ragu karena dia dan Diana sudah menjalin hubungan dua tahun lamanya. Rencananya setelah wisuda tahun ini, dia akan melangsungkan pernikahan. 

Aku menjawab setiap pertanyaan Ustadz Hamid dengan asal, demikian juga dengan Arjun. Sampai akhirnya aku mendengar Arjun mengucapkan ijab kabul dengan lantang.

"Saya terima nikahnya Zhee Amalia Bin Zakaria almh, dengan mas kawin uang tunai sebesar satu juta rupiah dibayar tunai!"

"Bagaimana saksi?" tanya ustadz.

"Sah!" seru mereka bersama-sama.

Bagaimana malam pertamaku dengan Arjun?

Bersambung ...

.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
R. Saban
cerita sampah apaan ini,bru 2 bab sdh trkunci
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status