Share

Bab 18 Ribut di Meja Makan

"Urusan cari nafkah itu adalah urusan laki-laki. Perempuan sifatnya hanya membantu. Berani berbuat, berani bertanggung jawab." kata Pak Joko tegas.

Aku memandang Anton dengan senyum miring. Wajahnya memerah mendengar perkataan ayahnya. Dia menunduk menekuri lantai.

"Bapak nggak usah keras gitulah sama Anton." kata Bu Ria.

"Mama yang nggak usah memanjakan dia," kata Pak Joko tegas. "Mau sampai kapan dia begitu? Sebenarnya bagus Tina mengusulkan untuk mandiri supaya Anton juga punya tanggung jawab sendiri. Seharusnya Anton yang mengatakan itu, bukan Tina. " sindir Pak Joko. "Kalau sudah berumah tangga, tanggung sendiri suka dukanya. Jangan bisanya nebeng hidup di rumah orang tua."

Anton hanya menunduk saja dari tadi, tak berani membantah ayahnya.

"Kenapa kok tegang semua ini?" Kak Ana dan Lola muncul memecahkan suasana. Mereka sudah rapi dengan baju kantor dan tanpa basa basi langsung mengambil sarapan.

"Kamu juga Ana, Lola, kalian sudah dewasa, saling membantulah kerja di rumah ini!"
Заблокированная глава
Продолжайте читать эту книгу в приложении

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status